~Efemeral Series 2~
"Aku mengabdi, aku berserah, aku mempersembahkan segenap hidup jiwaku hanya untukmu, dewaku."
✯✯✯
Setelah lima menit berjalan mengitari hutan, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah kayu yang tidak terlalu besar, namun tetap terlihat mewah. Dua daun pintu terbuka, menunjukkan seisi rumah mereka yang berdiri di depannya. Orion mendapati barang-barang yang umumnya ada di setiap rumah. Tungku api yang lebih besar dari tempat biasa dia melihatnya, Orion pikir walau mereka tinggal di tempat terpencil, namun mereka tetap membawa citra mereka sebagai bangsawan.
Rumah biasa pun bisa terlihat megah jika bangsawan yang menempatinya. Entahlah, Orion hanya merasa seperti itu.
“Ibu ada di kamar, sepertinya beliau sedang tidur,” ucap sang pangeran setelah menaruh pedangnya lalu menanggalkan baju rompi zirahnya di dekat tungku api. Sedangkan sang putri pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman.
“Orion, kau tunggu di sini,” pinta Carmine yang ingin masuk ke kamar sang ratu.
Orion hanya mengangguk, kemudian dia duduk di kursi dekat tungku api untuk menghangatkan diri. Gerhana itu juga membuat suhu di luar menjadi dingin.
Sang pangeran berdeham. “Omong-omong, aku belum mengetahui nama Anda?”
“Ah,” Orion baru ingat kalau dia belum memperkenalkan diri. “Salam kenal pangeran, nama saya Orion,” ucapnya ramah. Orion tidak lupa sedikit membungkuk dengan hormat mengingat pertama kalinya dia bertemu pangeran mahkota. Rasa-rasanya, dia seperti bermain pentas drama sekolah saat SMP dulu setelah bertindak seperti tadi.
“Kau seorang penyihir?”
Orion mengangguk, “Itu benar, saya seorang penyihir.” Masih terasa aneh bagi cowok itu mengakui dirinya menjadi seorang penyihir.
“Aku belum pernah melihat sihir seperti itu sebelumnya. Maksudku, sejak kecil aku dan saudariku mengikuti akademi sihir dan kami mempelajari banyak sihir di sana. Tapi aku belum pernah melihat sihir seperti milikimu, tuan Orion. Kalau tidak keberatan?”
Orion sebenarnya tidak ingin mengatakannya, karena sekali lagi dia merasa aneh mengakui dirinya seperti itu. Dia menarik napasnya, “Saya adalah penyihir bintang, pangeran.”
Reaksi yang tidak terduga-duga, sang pangeran tertawa dengan sangat kencang. Orion kira reaksi beliau akan terkejut atau kagum, dia jadi terlihat konyol dibuatnya.
“Kau bercanda ya?” Sang pangeran berusaha menahan tawanya. Ekspresi datar Orion menambah kelucuan bagi putra mahkota itu, padahal Orion tidak merasa lucu sama sekali.
Gua geplak juga nggak lama nih pangeran, batinnya kesal.
“Apa saya terlihat sedang bercanda?”
“Penyihir bintang adalah salah satu penyihir dari ketiga penyihir agung, menurut sejarah mereka bertiga telah mati ribuan tahun yang lalu. Lalu beliau hidup kembali dan duduk di hadapkanku sekarang?” Sang pangeran memandang remeh padanya. “Jangan konyol, tuan Orion.”
“Saya tidak masalah pangeran mau percaya atau tidak,” pungkas Orion, tidak ingin capek-capek membela diri juga.
“Kau bisa memanggilku Chevan saja, karena kerajaanku sudah hancur. Jadi aku tidak lagi memiliki gelar itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)
Fantasy[Disarankan baca setelah revisi selesai!] EHS II ETERNITY ••• Keanehan-keanehan yang mulai muncul pada Orion perlahan mulai menemukan titik terang. Rahasia besar tersimpan oleh orang terdekatnya sendiri, mendiang ibunya. Identitas, eksistensi, supra...