06. Luka diatas derita:)

276 90 299
                                    

                "JELASKAN PADAKU SIAPA WANITA YANG BERADA DALAM PHOTO INI MAS!" teriak Lastri penuh kekecewaan, dia mengerti suaminya tidak mencintainya. Namun haruskah ikatan suci pernikahan dikhianati?

Teriakan itu memecah keheningan malam, serta membuat putrinya terbangun, gadis mungil itu menatap sendu kearah orang tuanya yang tengah ribut besar.

"Dia istri kedua saya, ibu dari Rena anakku," ucap Aryo sang suami.

Betapa hancurnya hati saat melihat poto  pria yang dicintai bercumbu mesra bersama perempuan lain, sedih, kecewa, marah dan sakit hati, itulah yang Lastri rasakan saat ini.

"Okey aku sudah lelah berusaha untuk mempertahankan rumah tangga kita namun sekarang tidak lagi, terserah kau ingin menikah dengan sepuluh wanita sekaligus aku sudah tidak perduli!"

Mendengar ucapan sang bunda Airin sangatlah bersedih hati, dia semakin membenci Rena sebab gadis itu selalu menjadi sumber masalah.

"Jadi kau ingin pisah dengan ku?" tanya Aryo meledek.

"Untuk apa mempertahankan hubungan tanpa cinta didalamnya, percuma!" jawab Lastri santai.

Rintihan tangisan Airin semakin menjadi,  dia tak kuasa menahan rasa sakit, hancur leburlah harapan indah untuk memiliki kelurga bahagia nan harmonis, kenyataannya Ayah serta Bunda akan segera pisah.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan!"

Airin semakin kian tersayat tak kala ayah mengucapkan hal seperti itu, dia sangat takut jikalau perpisahan itu benar terjadi.

"Ayah dan Bunda gak boleh pisah, aku sayang kalian," ucap Airin seraya memohon.

Rena tidak perduli orang tuanya berpisah atau tidak, lebih baik seperti itu Rena bisa hidup bebas tanpa kekangan lagi, Rena terbangun tengah malam bukan karena keributan tatapi perutnya lapar dan haus.

"PUAS KAKAK MELIHAT INI SEMUA HAH! KAK RENA MEMANG PEMBAWA SIAL!" Airin mendorong tubuh Rena  sangat kasar sampai tubuh Rena terhempas ke lantai, kepala gadis itu terbentur meja.

"Salah aku apa Airin, kenapa sih setiap Ayah dan Bunda bertengkar aku selalu disalahkan?" Rena tidak mengerti apapun, dia ingin lari disaat pikirannya mati tatapi sulit baginya untuk pergi bunda dan ayah selalu melarang bertahan pun sulit sebab Rena selalu tersakiti.

"Gara-gara kamu pernikahan saya  hancur! Dasar anak haram kehadiran kamu hanya menjadi parasit." ucapan bunda sulit untuk di mengerti. Namun perlahan Rena memahami satu fakta bahwa ia anak dari hubungan cinta terlarang ayah dan wanita lain.

Rena tak kuasa menahan rasa sedih airmata mengalir , dia menggenggam erat silet yang ia ambil dari saku celananya, air mata dan darah  kembali tumpah. Terjawab sudahlah segala pertanyaan, mengapa Rena diperlakukan layaknya sampah? Kehadirannya dalam keluarga hanya membawa derita dan kehancuran.

"Benar gara-gara kehadiran kamu, kami menderita, sekarang kamu masuk kamar!" Kini Ayah juga semakin menyalahkan putrinya tanpa intropeksi diri bahwa dialah yang salah sudah mengkhianati cinta tulus Lastri.

"Maafkan aku." Rena hanya bisa tersenyum manis saat luka hati semakin kian menganga.

Sejenak Rena berfikir bahwa ucapan semua sangatlah benar. Andai saja dia tidak terlahir ke dunia ini, mungkin orang tuanya tak merasakan penderitaan yang begitu menyakitkan.

****

Malam kelam penuh luka dan air mata sudah berlalu, berganti dengan cahaya matahari terang nan hangat. Rena tidak berhadap hari ini akan jauh lebih indah dari kemarin, sebab ia sudah tak percaya keajaiban itu ada.

Perut Rena sejak malam terasa mual, kepalanya sakit, tubuh Rena melemah, mental sudah dibanting berulang kali, setidaknya fisik jangan sakit juga, Rena jadi kesal dengan diri sendiri.

"Ayah, Bunda, Ririn mohon jangan pisah." Airin menangis dan memohon. Rena semakin dihantui rasa bersalah.

"Benar Tan, coba pikirkan baik-baik jangan sampai karena emosi sesaat hidup kalian berantakan, kasian Airin ," ucap Jasmine, Rena senang bisa melihat sahabatnya rasa ingin menyapa tatapi Rena sadar sekarang Jasmine tidak sudi lagi berteman dengannya.

"Airin sayang, kamu tenang saja. Bunda tidak akan berpisah sama Ayah." Airin mendapatkan kasih sayang, Rena bahagia sebab berkat adiknya ayah dan bunda tidak jadi berpisah.

Pandangan mata mereka melihat kearah Rena, wajah gadis itu pucat pasi, hidungnya mengeluarkan cairan berwarna merah pekat, Rena berjalan layaknya orang mabuk, dia juga muntah-muntah. Ayah khawatir dia langsung menghampiri putrinya.

"Astaga Rena kamu kenapa?" tanya ayah, kondisi Rena sekarang mungkin dikarenakan, ia terlalu lelah, stres dan depresi ditambah Rena belum makan apapun selain bubur ayam pemberian Rean, dan nasi bercampur lauk yang sudah basi.

"Jangan-jangan Rena hamil, secara dia itu gadis rendahan, suka nempel sana-sini. Sudah tau Rean sudah mempunyai kekasih masih aja di kejar, gak ada harga diri banget elo Ren! Receh cowok orang main dipeluk aja hahaha." ucapan pedas dari mulut Jasmine mengundang emosi Lastri, dia sudah tidak sabar untuk memukuli Rena sampai babak belur.

"Rena, jawab pertanyaan Ayah, Nak. Kapan terakhir kali kamu datang bulan?" Aryo yakin Rena tidak mungkin hamil dia sangat mengenal putrinya, dia tahu Rena hanya dekat dengan satu cowok yaitu Rean, Aryo tidak percaya Rean akan menodai putrinya.

"Pertanyaan macam apa itu Ayah? Rena gak hamil kok, Rena hanya makan nasi basi dicampur racun tikus. Rena mau pergi jauh agar tidak menyusahkan kalian lagi! Hahahaha." Rena tertawa terbahak-bahak baginya ini lucu, hamil katanya? Rena saja jomlo sejak lahir.

Plak tamparan melayang ke pipi kiri Rena.

"Bunda, kenapa cuma tampar aku? Sekalian saja tusuk aku pakai pisau agar aku bisa mati dengan cepat, agar gadis pembawa sial ini lenyap dari muka bumi, beban Bunda hilang deh."

Kondisi Rena semakin melemah, dia tak kuasa menahan berat tubuhnya sendiri. Rena pingsan tak sadarkan diri.

***

Bersambung

Sumpah demi apapun capek 😭

𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang