09. Rasa cemburu dan bingung

239 51 159
                                    

             Rena bingung dengan apa ia harus membayar pengorbanan bunda selama ini? Rena sadar tanpa ibu tirinya mungkin dia tak akan bisa hidup, meskipun terkadang sikap wanita itu keterlaluan. Namun tatap saja dalam hati Rena dia sayang bunda.

Andai saja dirinya tidak terlahir kedunia ini, mungkin rumah tangga ayah dan bunda tidak akan bermasalah. Rena merasa dirinya hanya anak pembawa sial sumber masalah dan tidak berguna.

"Rin, mengapa kamu diam saja? Kenapa sakit? " suara lembut Rean menyapa indra pendengarannya, meskipun cintanya untuk Rean bertepuk sebelah tangan dia tatap bahagia, karena Rean selalu ada untuknya.

"Bunda menyuruh gue kerja, kepala gue sakit Rean, kalau gue ikutan balapan liar lagi resikonya bahaya, gue sih bodoamat  diri gue luka bahkan gue mati sekalipun tidak masalah, tapi Rean gue takut tertangkap polisi bagaimana? Yang Anda orang tua gue kena imbasnya lagi. "

Nasib jadi kaum pengangguran tak ada kegiatan bikin capek hati selalu mendapat ocehan dari mulut nyinyir tetangga, Rena mencoba mencari pekerjakan tetapi tak ada satupun perusahaan yang menerimanya, bukan hanya pendidikan Rena yang rendah tetapi usia Rena belum cukup untuk memenuhi syarat.

"Bagaimana kalau jualan makanan ringan, saya bantu, " kata Rean. Tak habis pikir mengapa cowok itu begitu baik hati Rena semakin tersentuh.

"Tapi Re, tetangga gue bangsad semua, yang ada kita di bacodtin yang tidak-tidak. " Rena menghela nafas, dia tak kuat tinggal di lingkungan toxic seperti itu. Rasanya Rena ingin pindah ke luar angkasa saja.

"Ayo ikut saya! Hm kondisi kamu sudah membaik kan? " Rean khawatir Rena masih sakit.

"Sudah kok Rean, gue gak kenapa-napa Rena mah seterong. " Rena memukul Rean. Rena ini kelakuannya ada ada saja.

"Rindu, kenapa kamu lucu banget penasaran kira-kira waktu Bunda kamu hamil ngidam apa ya? "

Rena sedih sebab dia belum pernah melihat ibu kandungnya, entah wanita hebat yang sudi mempertaruhkan nyawanya berada di mana? Rena ingin bertemu, dia ingin merasakan pelukan hangat seorang ibu.

"Iya gue lucu kayak gunduruwo. " Rena cemberut, Rean mencubit pipi gadis itu gemas.

"Gak kok kamu cuma sedikit mirip kuda. "

"DASAR REAN KAMPRET!!! " teriak Rena kesal.

****

Rean dan Rena menghabiskan waktu berdua awalnya mereka ingin berbelanja bahan-bahan masakan. Namun Rean dan Rena lupa akhirnya mereka berduaan di rumah sederhana milik Rean.

"Rean kenapa elo cakep banget pantas cewek-cewek banyak yang suka sama elo, " ucap Rena yang sejujurnya. Rean memang tampan sampai tingkat ketampanannya tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata menurut pandangan mata Rena.

"Mereka tidak tulus menyukai saya, kebanyakan dari mereka hanya memandang fisik dan uang. Coba saja wajah saya seperti Pak Ujang mana ada gadis yang mencintai saya dengan tulus. "

Pak Ujang itu jomlo buluk kurang glowing beliau juga berjualan cilok berbentuk hati, Pak Ujang sering di tolak cewek hanya karena masalah sepele, kentut Pak Ujang bau bangke.

"Ada seseorang yang mencintai elo dengan setulus hati, memandang elo dari kejauhan dan memeluk elo lewat doa. "

Rena memberi kode namun Rean tidak peka. Rean tidak menyadari bahwa gadis yang mencintainya adalah Rena Swara Arindu, dia selalu berdoa agar Rean putus dengan Alkavia agar dirinya menjadi satu-satunya gadis yang Rean cinta.

𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang