Aku kira kau rumah tenyata kau hanyalah tempat persinggahan sementara.
*****
Flashback Juni 2019.
"Katakan siapa wanita simpananmu hah? Apa kurangnya diriku sehingga kamu tega berkhianat?"
Isak tangis bunda membangunkan Rena dari buaian mimpi indah, hatinya tersayat kala menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya. Dia muak dengan semua ini rasanya tak sanggup lagi terus bertahan Rena takut mereka melampiaskan amarahnya padanya, menyakitkan ketika bunda memukuli tubuhnya tanpa ampun dan ayah mencaci makinya tiada henti hati Rena lelah.
"Aku muak mendengar ocehanmu, Lastri! Semua itu masa lalu mengapa kau selalu membahasnya hah? Suami pulang habis mencari rupiah lelah ingin beristirahat kamu malah ngajak bertengkar, bagaimana perasaan anak kita kalau mendengar orang tuanya bertengkar?"
Hancur lebur telah sirna harapan indah memilki kelurga harmonis dan bahagia kenyataanya keluarga ini tak pernah utuh, tak sanggup jika ucapakan bunda untuk menceraikan ayah benar terjadi Rena tidak ingin keluarganya hancur lebur berantakan.
"Bunda, Ayah sudah jangan bertengkar lagi." Rena mencoba untuk melerai pertengkaran kedua orang tuanya.
"DIAM KAMU ANAK MEMBAWA SIAL!!!"
Bunda menampar pipi Rena sehingga terlihat bekas tangannya, setiap melihat wajah polos gadis itu Lastri selalu teringat penghianatan suaminya dia geram tak kuasa menahan amarah tamparan itu tidak sebanding dengan segala duka yang ia derita.
"Salah aku apa Bun?" Rena tatap tersenyum manis meskipun hatinya menjerit sakit.
"Karena kehadiran kamu hidup saya hancur berantakan! Kamu masih bertanya kesalahanmu apa hah? "
Andai Rena tidak terlahir di dunia, mungkin ... Ayah serta bunda mendapatkan kebahagiaan berlimpah, Rena bukanlah anak yang inginkan dirinya hanyalah sampah tak berguna, Rena menggenggam erat silet yang tajamnya luar biasa darah segar menetes perih sakit Rena ingin teriak tatapi mulutnya bungkam tidak sanggup lagi mengucap kata.
"Astaga Rena, mengapa kamu menyakiti diri sendiri Nak? Sekalian saya kamu mengakhiri hidup!!! Kamu selalu menyusahkan Ayah." Melihat tingkah laku putrinya Aryo geram, dia memutuskan untuk pergi.
"Heh Ayah macam apa kamu menyuruh anakmu sendiri bunuh diri? Dasar payah kamu mau anak ini mati sia-sia? Lebih baik jual saja dia agar hidup kita tidak miskin terus mas!"
****
Hati yang lelah perjuangan yang kalah tak kuat lagi terus melangkah ingin menyerah sayatan luka hati begitu menyakitkan berpura-pura tangguh sangatlah menyiksa batin apakah ini akhir dari sebuah kisah pilu? Menyerah pada keadaan berakhir luka terus menjadi duka mendalam?
Hanya hujan yang setia menjadi teman berbagi kisah tangis air mata menyatu dalam duka kesedihan, rintiknya menenangkan pikiran, akankah ia bisa bangkit dari keterpurukan?
"Pergelangan tangan kamu berdarah, kenapa?" suara lembut menyapa, Rena sadar dari lamunannya.
"Bukan urusan lo!!!" jawab Rena jutek ia langsung pergi menjauhi cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||
Teen FictionKetika mulut bungkam tak sanggup lagi mengucap kata, biarkan tulisan sederhana ini akan berbicara, tentang luka, putus asa, dan perjuangan untuk menggapai cita-cita dan cinta. Cover by IG @Camoon.dsg