21. Memilih pergi.

170 31 121
                                    

                 Lagi untuk yang kesekian kali hati Rena tersayat kala melihat kebersamaan Rean dan Alka mereka nampak serasi, rasa iri selalu datang mengusik hati. Air mata berlinang membasahi pipi, Rena benci situasi ini.

"Kalau gue yang memeluk Rean pasti semua orang langsung mencaci maki gue, memangnya salah ya jatuh cinta sama sahabat sendiri? "

Tak ingin larut dalam kesedihan Rena memutuskan untuk beranjak dari sini. Kisah ini hanyalah tentang Rean dan Alka perannya dalam hidup Rean sebatas figuran yang tidak berarti apa-apa.

"Enggak ada tempat untuk pulang, gue harus kemana? " Rena berbicara pada dirinya sendiri. Dia mengecek sisi kouta yang dimiliki sial paket internetnya hampir habis padahal ingin menghubungi seseorang.

Ponsel Rena berbunyi nama Bunda Lastri yang muncul di layar handphonenya, Rena bingung mau apa ibu tirinya menghubunginya?

"Rena, temui Bunda di cafe pelangi sekarang juga, ibu kandung kamu ingin menemui kamu. "

Belum sempat menjawab Lastri sudah menutup sambungan teleponnya. Mata Rena berkaca-kaca, ini bukan mimpi kan? Ibu kandungnya ingin bertemu dengannya setelah bertahun-tahun menghilang tanpa kabar. Jujur Rena baru tahu kenyataan pahit ini beberapa bulan lalu, bahwasanya Rena bukanlah putri kandung dari Lastri melainkan wanita simpanan ayahnya.

****

Cafe pelangi 🌈

      "Bunda, kapan ibuku datang? Boleh tidak aku melihat fotonya? " Rena bahagia kasih sayangnya untuk Bunda Lastri semakin bertambah. Meskipun dia selalu memperlakukan Rena dengan buruk setidaknya Lastri berbaik hati mau mempertemukan Rena dengan ibu kandungnya tidak seperti Ayah yang selalu menyembunyikan segalanya.

"Sebentar lagi dia datang, kamu makan dulu saja ya. Untuk foto ibumu, Bunda tidak punya karena Ayahmu sangat pandai menyembunyikan rahasia. Bunda saja baru sekali melihat wajahnya itupun lewat foto Bunda akui bahwa ibumu jauh lebih cantik dan sexy."

Percayalah Lastri tidak sebaik itu, ini adalah bagian dari rencana licik untuk membalaskan dendam kepada wanita simpanan suami Lastri,  pastinya sangat menyakitkan ketika melihat putri tersayangnya menangis darah meminta ampunan. Silvana, Airin dan Jasmine yang merencanakan hal gila tersebut, Lastri hanya menjalankan saja.

"Terimakasih Bunda, " ucap Rena seraya memeluk erat tubuh Lastri. Wanita paruh baya itu merasakan sesak nafas lantaran Rena tidak sengaja mencekiknya.

"Kamu pantas untuk bahagia Rena, maafkan Bunda yang selalu berperilaku kasar padamu ya? Hm Bunda tinggal ke toilet dulu, makanannya jangan lupa dihabiskan. "

"Tanpa meminta maaf Rena sudah memaafkan Bunda. Terimakasih ya, sudah merawatku sejak kecil hingga kini padahal aku bukanlah putri kandung Bunda. "

"Kalau saja Aryo tidak mengancam akan menceraikan gue, ogah banget merawat anak haram enggak tau diri!!! Lihat saja pembalasan gue nanti. Heh anak pembawa sial lo harus menderita!!! " Dalam hati Lastri mencaci maki Rena.

*****

              Cowok berpostur tinggi berwajah sangat tampan layaknya aktor luar negri tiba-tiba saja memeluk Rena dari belakang, reflek Rena langsung menampar pipinya karena memang tindakan cowok itu kurang ajar dan keterlaluan. Untuk beberapa saat Rena berpikir siapakah dia? Rena baru ingat sekarang dia adalah Arfandi cowok yang Airin cintai.

𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang