"Mengapa disini ada foto Ayahku dan tante Arin? Pakaian pengantin membalut tubuh mereka? Kok bisa?" saat hendak menyapu lantai Rena menemukan sebuah bingkai photo yang berhasil membuat dirinya terkejut bukan main. Bingkai itu Rena temukan dibawah meja.
Alfian sudah melarangnya berkerja ia khawatir Rena kelelahan tatapi gadis itu tidak mau dengar, seusai menunaikan ibadah shalat subuh Rena pergi ke pasar untuk berbelanja bahan masakan, sepulang membeli apa yang diperlukan Rena menyiapkan sarapan, mengepel lantai, mencuci baju, serta membereskan setiap sudut ruangan. Rena sudah terbiasa berkerja, anggap saja ini bentuk terimakasih Rena untuk Alfian karena sudah berbaik hati mengizinkannya untuk tinggal disini untuk sementara waktu.
"Jadi mantan suami Arina, ayahnya kamu Rena? " Alfian bertanya.
"Mempelai pria dalam foto itu benar Ayahku, kalau memang tante Arin pernah menikah dengan ayah jadi yang di maksud wanita simpanan ayahku adalah tante Arina, ibunya Rean?" saat ini otak Rena tidak berfungsi dengan baik, ia tidak bisa berpikir apapun lagi.
"Arina bukanlah wanita simpanan ataupun perebut suami orang, dia hanya gadis malang yang di tipu oleh si brengsek Aryo, ngakunya jomblo ternyata sudah mempunyai istri. Belajar dari kisah Arina untuk Rena putriku kamu harus menjaga dirimu baik-baik jangan mau kemakan janji busuk cowok buaya rawa seperti si Reza tuh kerjaannya ghosting anak orang terus."
Siapa wanita simpanan ayah? Dimana ibu kandung Rena? Atau benar wanita simpanan Aryo adalah Arina ibunya Rean? Entahlah kepala Rena mau meledak memikirkan hal tersebut, begitu banyak pernyataan dalam benaknya yang belum ia temukan jawabannya.
"Kalau Rena boleh tahu, kapan mereka menikah? Apakah mereka dikarunia anak? " tanya Rena, bertemu Reza dan Afrian bukanlah kebetulan semata mungkin pertemuan inilah cara Tuhan untuk mengungkapkan segala rahasia yang di sembunyikan ayahnya.
"Arina dan Aryo menikah delapan belas tahun lalu, setelah dua tahun menjalani bahtera rumah tangga mereka dikaruniai seorang putri, setelah Arina melahirkan bayi perempuannya Aryo menceraikan Arina. Belum sempat melihat wajah putri mungilnya, Aryo memberikan kabar bahwa anak mereka meninggal dunia."
"Jadi anak itu meninggal ya? Tatapi Rean pernah cerita, putrinya tante Arina hilang."
"Aryo berbohong karena setelah Azka dan Om menyelidiki hal tersebut lebih lanjut ternyata makam bayi itu kosong, Azka dan Syefani curiga jikalau kamulah putri kandung Arina yang hilang, Om juga merasa begitu."
"Mengapa mereka bisa berpikir seperti itu, padahal belum tentu wanita simpanan Ayah yang Bunda Lastri maksud adalah tante Arina hm .... "
"Karena banyak kemiripan diantara kalian berdua, bahkan sampai masakan kamu dan Arina saja cita rasanya sama persis. Azka dan Syefani sedang melakukan tes DNA untuk memastikan semoga saja hasilnya positif dan Rena putriku bisa bahagia bersama keluarga mereka."
"Kalau memang hal itu benar berarti aku dan Rean saudara tiri? Hm sepertinya Rean memang bukan jodohku."
"Lebih ganteng si Reza anak Om, kamu sama dia aja Om restui kok."
"Tapi Om bilang, Kak Re tukang ghosting? "
"Yasudah Rena sama Om aja mau tidak? Entar Om belikan hp apel kegigit," ucap Alfian bercanda.
"Ogaaaaaaaaaaaaahhhhhh!!!" Rena menepuk jidat, daripada harus menjadi pacar om-om lebih baik jadi jomblo abadi.
*****
Rean terus berjuang mencari keberadaan Rena, dia merindukan gadis itu walaupun sedetikpun Rean tidak bisa jauh darinya, Rena memang sangat mengganggu tatapi jika Rena pergi sebentar saja hati Rean terasa begitu hampa. Sampai detik ini Rean masih setia menantikannya yang hilang tanpa kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||
Teen FictionKetika mulut bungkam tak sanggup lagi mengucap kata, biarkan tulisan sederhana ini akan berbicara, tentang luka, putus asa, dan perjuangan untuk menggapai cita-cita dan cinta. Cover by IG @Camoon.dsg