20. Pergi sulit bertahan sakit

140 31 136
                                    

"Sahabat kok lebih di prioritaskan, kekasih sendiri diabaikan, cowok macam apa kamu? " cibir Silvana dia merupakan sabahat baik Alka, andai Rena berada di sini mungkin Silvana akan mencaci makin Rena sepuas hati.

"Kalau tidak mengetahui apapun lebih baik diam! " Rean lelah menjelaskan jikalau Rena bukanlah gadis jahat seperti yang mereka katakan, Rean lebih mementingkan Rena untuk saat ini juga ada alasannya.

"Bela aja terus, pelakor gak punya harga diri itu, lo emang tidak pernah perduli dengan keadaan Alka! Dasar cowok brengsek!!!"

Perselingkuhan berkedok persahabatan, Silvana tahu Rena sudah berhasil Menyingkirkan posisi Alka di dalam hati Rean. Semakin lama Rean dan Rena sudah mulai berani menunjukan kemesraan di dapan umum. Mata Silvana sendiri telah menjadi saksi Rean mencium dan memeluk Rena penuh cinta dan kasih sayang, air matanya mengalir begitu saja, Silvana tak bisa membayangkan betapa hancurnya perasaan Alka saat mengetahui kekasih pujaan hatinya bermesraan dengan gadis lain.

"Terserah kamu mau bilang apa Sil? Saya tidak peduli!" Rean enggan menanggapi ocehan Silvana biarkan dia bicara apapun yang dia mau.

"Aku menyayangimu Rean, tetapi cintaku hanya untuk Saga. Paham kan? "

"Oh begitu, tetapi kamu percaya enggak sama saya? "

"Gak juga!"

Perkataan Alka berputar dalam benak Rean, gadis itu sama sekali tidak mencintainya, lantas untuk apalagi hubungan ini tatap di pertahankan. Berusaha membahagiakan Alka membuat hati gadis yang Rean cintai terluka, Rean muak sangat muak berkorban demi orang lain, Alka adalah penghalang bersatunya dua orang yang saling mencintai.

**✿❀ ❀✿**

Rena kelaparan dirinya juga kehausan sementara ia tidak memiliki sepeserpun uang. Niat hati ingin mengambil tabungannya di rumah ayah, tetapi apalah daya dirinya terbawa emosi lalu melempar uang jutaan rupiah ke wajah adik serta ibu tirinya. Rena tidak mengambil apapun sebab tak ada lagi yang tersisa selain handphone serta gitar yang Rena beli dari hasil Kerjakerasnya sendiri.

"Hai Rindu, bawa gitar mau ngapain? Ngamen? " Perkataan Saga memberi Rena ide, mengamen bukan kegiatan buruk setidaknya Rena bisa membeli makanan untuk hari ini.

"Rindu? Tumben memanggil gue pakai nama itu? "

"Jadi hanya Rean yang boleh panggil lo Rindu, gue enggak boleh? "

"Terserah lo mau panggil gue apa, Rena, Swara, Arin, Rindu, Ririn, Ara, sayang juga boleh gue enggak keberatan, " ucap Rena seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sebetulnya.

"Hehehe kirain cuma Rean yang boleh, betewe kok lo sekarang ngamen? Udah miskin bangat ya? Gue traktir lo makan ya, sumpah kasian banget hidup lo. Atau ikut yuk kerumah gue, kita nikah dijamin hidup lo akan bahagia. "

Rena benci ketika ada orang yang mengasihani dirinya, Rena bisa tatap bertahan tanpa bantuan orang lain. Ucapan Saga sangat membuat Rena kesal, cowok itu jika berbicara tanpa di pikir terlebih dahulu.

"Kalau tidak pernah merasakan hidup susah, enggak usah banyak bacod. Gue tidak butuh belas kasihan dari lo. Mending pergi deh. "

"Maaf Ren, enggak maksud menyakiti lo."

"Enggak akan gue maafkan, lo keterlaluan semiskin miskinnya gue, tidak akan mendekati cowok kaya raya demi mendapatkan hidup mewah." Rena tidak mengerti ucapannya sendiri.

"Iya deh iya, Renaaaa mah cewek keren baik hati dan tidak sombong."

"Dasar cowok aneh. " Rena membatin Saga sangat tidak jelas orangnya, rese dan menyebalkan.

𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang