33. Kisah Klasik Masalalu #2

81 25 109
                                    

Flashback 2004

           "Mengapa kamu tega mengkhianati aku, Azka? Apa kamu bilang, kamu sudah menikah, istrimu sedang hamil? "

Kisah cinta yang telah dibina bertahun-tahun lamanya harus berakhir tragis, kekasihnya ternyata sudah menjadi milik wanita lain. Hancur lebur lah perasaan ingin membenci. Namun masih mencinta, Arina bingung harus bagaimana?

"Aku terpaksa menikahi Syefani, percayalah cintaku hanya untukmu kita tak perlu mengakhiri hubungan ini."

Perjodohan yang memaksa Azka untuk menikahi gadis pilihan orang tuanya, ia tidak sanggup melihat Arina menangis karena kekecewaan teramat dalam. Mereka memang menjalin hubungan sejak masih duduk di bangku SMP berjanji untuk saling mencintai dan setia tatapi apalah daya takdir berkata lain.

"Kamu gila ingin menjadikan aku sebagai wanita simpananmu hah!? " Air mata tumpah mengalir deras sesak nya dada tak bisa ia tahan lagi.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, sudah jangan menangis."

"Lantas apa? Jika memang kamu sudah menikah lebih baik hubungan kita berakhir. Semoga keluarga kecil kalian bahagia, memang harusnya aku mendengarkan perkataan orang tuaku bahwasanya cinta kita mustahil untuk menyatu, harusnya sejak dulu aku sadar diri. Terimakasih untuk segalanya."

Tidak ada yang harus dipertahankan jika memang Azka jodohnya pasti ia akan kembali lagi dalam pelukannya.

****

             "Sudah, bertahun-tahun menikah kamu dan Lastri belum jua memilki anak, jika begini terus caranya lebih baik kamu ceraikan saja istrimu, " ucap sang Ibu, jujur Aryo teramat menyayangi Lastri, punya anak atau tidak Aryo tatap ingin bersamanya.

"Aku tidak akan menceraikan dia! Sudahlah jangan membuat kepalaku sakit dengan terus membahas soal anak." Jujur Aryo juga sangat ingin memiliki keturunan tatapi jika Tuhan belum menghendaki ia bisa apa?

"Ceraikan Lastri atau kamu akan melihatnya terbaring lemah tak bernyawa!!!" Ancaman Ibu tidak bisa Aryo anggap remeh, sebab ia akan melakukan apapun demi tujuannya tergapai bahkan menghabisi nyawa orang lain sekalipun.

Aryo lemas pikirannya mendadak kacau tak karuan, bagaimana bisa ia berpisah dengan wanita yang dicintai setulus hati? Aryo takut kehilangan Lastri ia tak sanggup jauh darinya walau hanya sedetik saja.

"Aku tidak mau berpisah darinya jika Ibu menghabisi nyawa istriku maka aku akan ikut mati bersamanya."

Ibu sangat ingin menimang cucu ia tidak tahu sampai kapan akan bisa bertahan, sebab penyakit sialan itu bisa mengambil nyawanya kapan saja.

"Ibu mau cucu perempuan Aryo, sejak kecil Ibu selalu menuruti kemauanmu bahkan ketika kamu menikah dengan putri dari musuhku, Ibu mengizinkan agar anak ibu satu-satunya bahagia. Menikahlah dengan gadis pilihanku, beri ibu cucu perempuan yang cantik."

"Tapi ... "

"Kanker ganas ini bisa membunuhku kapan saja, Ibu mohon jangan menolak."

"Aku tidak bisa mengkhianati cinta tulus Lastri, maaf."

"Kamu tidak akan menyakiti perasaan Lastri, sembunyikan pernikahan keduamu setelah memilki anak bilang saja bayi itu kamu adopsi dari panti asuhan. Jangan menolak Ibu mohon."

"Baiklah jika itu yang Ibu inginkan."

****

𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang