Mental setiap orang itu tentunya berbeda tak semuanya sama. Kalian tidak tahu dapat buruk menjudge, membully, bahkan menjatuhkan mentalku. Mungkin bagi kalian ini hanya lelucon, tatapi bagiku itu sangat menyakitkan. Pikirlah dulu sebelum melalukan sesuatu. Ada yang bilang ucapan dapat mematikan seseorang. Dan itu benar bukan? Banyak dari artis yang melakukan tindakan bunuh diri lantaran menjadi korban bully. Bukan karena mental mereka lemah. Kembalikan lagi, setiap orang berbeda. Kalian tidak bisa menyamakan diri kalian dengan orang lain.
💥
Menyakiti diri sendiri memang tak menyelesaikan masalah. Namun bagi Rena menyayat pergelangan tangan hingga mengeluarkan cairan kental berwarna merah pekat membuat hati dan perasaannya lega, Rena merasa bahagia.
Ketika pikirannya kacau Rena akan melakukan hal itu, meskipun terkadang lukanya begitu pedih. Luka yang Rena alami sulit untuk disembuhkan, semakin lama malah bertambah parah.
Rena lebih suka menyendiri, menjauh dari keramaian. Tidak hanya itu orang terdekat Rena pun tidak mengetahui masalah apa yang menimpanya, sebab ia lebih suka menyembunyikan segalanya.
Lastri merasa senang dan sedih dalam waktu bersamaan, ia bahagia Rena terkapar lemah di ranjang rumah sakit, mata gadis itu masih terpejam wajahnya sangat pucat. Lastri marah, dia kecewa lantaran tak suka melihat Rena mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri, Lastri ingin Rena mati ditangannya.
"Rena, tidak akan gue biarkan lo mati secepat ini, gue ingin lo hidup dalam siksa derita sampai perlahan-lahan mati ditangan gue! Mikir dong pake otak sebelum bertindak, lo itu hanya anak gak tahu diri. Gue gak mau tahu lo harus membayar pengorbanan yang selama ini gue lakukan! Memangnya lo pikir gue iklash merawat anak haram dari wanita simpanan suami gue hah?"
Sampai detik ini luka hati Lastri masih terasa sakit. Penghianatan masa lalu belum bisa ia lupakan. Wanita mana yang tak akan kecewa jika pria yang dicintainya malah pergi dengan orang lain? lalu kembali lagi setelah memiliki anak dengan wanita sialan itu. Walaupun begitu tak seharusnya ia melampiaskan segara amarah dan dendam kepada Rena, sebab dia sama sekali tidak bersalah.
"Heh anak pembawa sial gue lelah seharian menjaga lo, cepat sembuh ya cari uang yang banyak hahaha."
Mata Rena memang terpejam tatapi ia tidak tertidur, Rena mendengar semua ucapan bunda. Kenyataan pahit bahwa dirinya anak haram dari hubungan gelap ayah dan wanita lain membuat air mata Rena tak bisa berhenti menetes.
Mengapa semua orang menyembunyikan kebenaran ini? Sebenarnya dimana ibu kandungnya berada? Kenapa beliau tidak membawa Rena pergi? Pertanyaan itu mengusiknya.
****
Rean termenung menatap layar handphone, dia khawatir Rena terjebak dalam masa sulit, Rean tak biasa sehari saja tanpa kabar dari gadis yang ia sayangi.
"Woy Rean, kenapa gak pernah gabung di tongkrongan? Udah bosen main sama kita-kita," ucap Supriudin sahabat dekat Rean sejak mereka masih bayi, dia bingung semenjak Rena keluar dari sekolah sikapnya berubah, Rean menjadi cuek, dingin tak tersentuh.
"Bukan begitu Din, saya menemani Bunda di rumah kadang ada urusan lain ," kata Rean bohong, sejujurnya dia seharian hanya menemani Rena sampai lupa dia memiliki seorang kekasih yang membutuhkan kasih sayang dan Perhatian darinya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||
Teen FictionKetika mulut bungkam tak sanggup lagi mengucap kata, biarkan tulisan sederhana ini akan berbicara, tentang luka, putus asa, dan perjuangan untuk menggapai cita-cita dan cinta. Cover by IG @Camoon.dsg