𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠
"Aku ingin berpisah, Rean akan tinggal bersamamu," lirih Syefani, Azka sebagai suaminya nampak kecewa. Rean yang mendengar perkataan ibunya tak kuasa menahan tangis.
Keluarga kecil yang awalnya bahagia kini hancur berantakan, Azka terlilit hutang usahanya yang ia rintis dari nol berakhir bangkrut, rumah megah yang susah payah ia bangun kini disita oleh pihak bank.
Syefani rasa sudah tidak ada gunanya lagi tatap bertahan Azka sudah tak mempunyai apapun lagi, bukannya tidak mau berbagi menemani Azka disaat dirinya terpuruk hanya saja impiannya untuk menjadi bintang film ternama lebih penting.
Untuk apa pula mempertahankan hubungan tanpa rasa cinta? Percuma! Usia Syefani masih sangat belia saat menikah dengan Azka pernikahan itupun berlangsung karena paksaan dari orang tua Syefani.
Mereka pikir hidup Syefani akan bahagia jika menikah dengan anak orang kaya. Namun kenyataannya tidak, pernikahannya dengan Azka adalah awal dari kehancuran gadis malang itu.
"Kamu tega melihat anak kita tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu? " Azka lemas dia tak pernah membayangkan Syefani wanita yang ia sayangi ingin pergi meninggalkan disaat Azka butuh dukungan dan support dari orang yang ia cintai.
"Tandatangani surut cerai ini, silahkan cari Ibu baru untuk Rean. "
Sejak Rean lahir sampai sekarang usianya sudah menginjak sembilan tahun, Syefani tak pernah sudi merawat anak itu. Rean memilki seorang ibu tetapi tidak untuk kasih sayangnya.
"Rean itu anak kandung kamu, darah dagingmu sendiri, apakah kamu sama sekali tidak menyayanginya?" Azka bertanya.
"Andai aku tidak menikah dengan kamu, mungkin hidupku tak akan hancur! Semua ini salah kamu, sudah kubilang aku ingin sekolah dan belajar tapi kamu malah menjadikan aku seorang ibu diusiaku yang belum genap enam belas tahun! Kamu jahat Azka."
Malam itu hati Azka sedang hancur, gadis yang ia cintai hendak mengakhiri hidupnya dia mengalami depresi berat. Azka melampiaskan kekesalan pada Syefani, Azka memaksa Syefani untuk melakukan hubungan yang semestinya suami dan istri lakukan. Azka benar-benar frustasi dia tak bisa berfikir jernih.
"Maafkan aku, karena sudah melanggar janji. Oke kalau perpisahan yang terbaik untukmu, " ucap Azka, dia menandatangi surat perceraian itu. Rean anak tunggal mereka yang menjadi saksi kehancuran hubungan orang tuanya, anak itu tidak menangis dia menghampiri ibunya.
"Ibu, semua ini salah Rean. Betul kata Ibu Rean hanya anak pembawa sial, Rean minta maaf juga ya, kalau kehadiran Rean bikin Ibu sakit kepala Rean janji akan pergi jauh. Please Ibu jangan meninggalkan Ayah, Rean ingin kalian tatap bersama."
Sebenarnya Azka tidak ingin perpisahan ini terjadi, akan tatapi sadar Azka belum mampu untuk membahagiakan Syefani. Tak mau bersikap egois, Azka memilih untuk melepaskannya pergi. Biarlah Syefani mengejar semua impiannya.
"Berterimakasih pada Ayahmu, kalau dia tidak menengah aku untuk menggugurkan kandunganku, mungkin kamu tidak akan pernah ada di dunia ini hahaha." Syefani tertawa.
"Terimakasih Ibu dan Ayah, berkat kalian Rean bisa melihat dunia." Rean memeluk erat Ibunya, entah mengapa hati Syefani sangat teriris.
"Syefani, kejarlah mimpi maaf karena aku tidak mampu untuk membuat kamu bahagia," ucap Azka. Matanya berkaca-kaca, dia juga memberikan sejumlah uang untuk Syefani.
"Aku pamit pergi yah." Syefani merasa tak enak hati, lantaran ia pergi disaat Azka sudah tidak memiliki apa-apa.
"Hati-hati, Bu. Rean sayang Ibu."
Azka dan Rean menatap sendu kepergian Syefani.
*****
9 Oktober 2021.
Azka mengkhawatirkan putranya yang belum juga pulang padahal malam sudah semakin larut, sebagai seorang ayah Azka takut Rean melakukan tindakan gila yang merugikan orang lain.
"Azka lihat anak kita berduaan sama Rindu, huaaaaaaahh gimana kalau Rean mau menghamili Rindu!" Suara cempreng istrinya, menyadarkan Azka dari lamunan.
Tindakan Rean untuk membawa Rena ke rumah itu sangat bodoh, Rean lupa disana banyak kamera pengintai, meskipun Rean tidak melakukan apapun tatap saja dia malas harus menjawab pertanyaan bunda.
"Arin sayang, biarin aja kalau Rindu hamil anak Rean, kita punya cucu yang lucu yuhuu." bukanya kesal Azka dan Arina malah kegirangan. Kedua orang tua Rean memang seperti ini suka bertindak konyol layaknya anak kecil yang masih polos.
"Kita jadi kakek dan nenek dong, hahaha Azka kita sebentar lagi tua." Arina mengacak acak rambut suaminya.
"Rin, kamu adalah anugerah terindah yang tuhan berikan padaku, i love you sayang." Azka mengecup kening istrinya.
"Pantas saja Rean jadi play boy, bapaknya saja tukang gombal hadehh." Arina menepuk jidat.
Arina dan Azka adalah sepasang kekasih saat mereka masih SMA, mereka sempat berpisah selama bertahun tahun, lalu dipertemukan kembali dengan cara yang unik.
"Bagus dong sayangku, kalau Rean putus dari Alka punya cadangan."
"Duh suami aku pinter banget sih."
Kisah kelam masa lalu perlahan memudar Azka sudah bisa menjalani hidup normal
setelah kepergian Syefani. Berkat Arina, perusahan Azka yang bangkrut jaya kembali, Rean bisa merasakan hangatnya kasih sayang seorang ibu, keluar kecil ini dilimpahkan banyak kebahagiaan.****
Bersambung ....
Segini dulu yah hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐶𝑎𝑛'𝑡 𝐵𝑒 𝐴𝑙𝑜𝑛𝑒 ||𝑺𝑬𝑳𝑬𝑺𝑨𝑰||
Teen FictionKetika mulut bungkam tak sanggup lagi mengucap kata, biarkan tulisan sederhana ini akan berbicara, tentang luka, putus asa, dan perjuangan untuk menggapai cita-cita dan cinta. Cover by IG @Camoon.dsg