part 8

178K 12.9K 494
                                    

WAJIB VOTE SEBELUM BACA!


typo dimana-mana


happy reading❤️

Sekarang ini Amaira sedang di gombal oleh si jamet Rafa. Mereka masih dilapangan namun sekarang para cowok sudah selesai bermain voli. Pemenangnya adalah tim Dodit.

"Ir, muka lo kok kayak orang susah sih..." Rafa mulai menggombal.

"Cakep gini lo bilang kayak orang susah. Buta lo?!" sinis Amaira.

"Maksud aku susah dilupain." Rafa menyenggol bahu Amaira pelan.

"A-apaan sih!" jawab Amaira malu-malu.

"Bapak kamu__

"Apalagi Rafa?!!" jawab Amaira gemas.

"Bapak kamu mau gak jadi kakek buat anak-anak kita nanti?"

Amaira memalingkan wajahnya, tak mau dilihat oleh Rafa saat dirinya blushing. Niatnya tak mau baper saat di gombal Rafa tapi apalah daya, Amaira tipikal cewek di kasih seblak aja bapernya seminggu.

"Buaya lo Raf" Dodit yang mendengar gombalan temannya dari tadi bergidik ngeri, suka sekali membuat baper anak orang tapi tak mau tanggung jawab.

Rafa tak mengindahkan ucapan Dodit ia ingin menggombali Amaira sekali lagi.

"Lo juga egois banget Ir"

"Hah?" Bingung Amaira.

"Mama kamu manusia, Papa kamu manusia kok kamunya bidadari sih"

"Anjir lah" Dodit sudah tertawa terpingkal-pingkal tak habis pikir dengan gombalan Rafa.

"Hahaha bercanda Ir muka lo merah banget." Rafa gemes melihat wajah blushing Amaira nampak lucu di matanya.

Amaira yang mendengar itu juga ingin membalas gombalan Rafa namun ia membalasnya dalam bentuk pantun.

"Raf, gue punya pantun."

"Pantun apa?" tanya Rafa penasaran.

"Malam-malam perut laper"

"Cakep" ucap sebagian murid yang masih ada di lapangan ini karena yang sebagian lagi entah kemana, mereka yang masih ada di sini juga ingin mendengar pantun Amaira.

"Makan mie di dalam tenda."

"Lanjut." jawab mereka serentak.

"Akunya udah baper.
Ternyata kamu cuma becanda"

Kasian sekali Amaira dianya sudah baper tapi Rafa hanya menganggapnya bercanda.

🌻🌻🌻

Ramai dan berisik menggambarkan suasana kantin hari ini. Apalagi stand milik mbak Ninik, cuaca yang sedang panas membuat siapa saja ingin meminum yang dingin-dingin contohnya es cendol mbak ninik.

"MBAK NINIK NARA PESEN ES CENDOL NYA DUA" teriak Nara kencang.

"Iya neng bentar" jawab mbak Ninik. Ia agak kewalahan meladeni para murid yang amat banyak tak seperti biasanya.

"Jangan teriak!" peringat Angkasa.

"Hehe.. maaf kak, aku takut mbak Ninik gak denger habisnya ini rame banget" selepas dari uks Nara mengajak Angkasa ke kantin tentunya dengan sudah berganti baju. Amaira tidak ikut dia sedang malas ke kantin.

"Hm" jawab Angkasa singkat.

"Kak Raja mau makan apa? biar aku pesenin sekalian"

"Gak usah"

NARAKASA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang