Happy reading
Setelah tadi di tinggal oleh bunda Ica. Berakhirlah Nara terdampar di dalam kamar milik Angkasa. Sebenarnya Nara ingin pulang namun Angkasa melarangnya. Angkasa bilang ia ingin mengajak Nara ke markas.
Nara juga sudah meminta izin kepada mamanya jika ia akan pergi main bersama Angkasa, dan mamanya memberikannya izin. Soal ia masuk ke dalam kamar Angkasa juga sudah di izinkan oleh bunda Ica asal mereka tidak melakukan hal yang tidak-tidak.
"Astaga ini kamar atau kapal pecah kak?" pasalnya kamar Angkasa sangatlah berantakan. Selimut sudah tergeletak di lantai, meja belajar sangat berantakan buku-buku tak tertata rapi, dan juga banyak bungkus sisa makanan ringan.
Angkasa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ini semua ulahnya dan sang abang, tadi malam mereka berdua menonton film sampai lupa waktu.
"Tadi malem aku nonton film sama bang Andra, dia yang acak-acak kamar aku. Udah biarin nanti di bersihin sekaran kamu bantu aku bersihin ini muka"
Nara menatap Angkasa, ia ingin tertawa kencang saat melihat wajah Angkasa yang masih cemong penuh bedak.
"Jangan ketawaaa" rengek Angkasa bak anak kecil.
"Iya enggak. Tadi katanya suruh bantuin bersihin jadi enggak?"
"Jadi dong" Angkasa membawa Nara masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Angkasa mulai membasuh mukanya dan Nara membantu memakaikan sabun muka ke wajah Angkasa.
"Nunduk dikit kak aku gak sampai" pinta Nara.
Bukannya menurut Angkasa malah mengangkat Nara dan mendudukkannya dekat wastafel kemudian Angkasa memeluk pinggang Nara.
"Nah...kalau gini udah nyampe kan?"
Nara mengangguk ia mulai membersihkan wajah Angkasa dengan lembut sesekali juga ia mencubit gemas pipi Angkasa.
"Sakit sayang jangan di cubit"
"Masa sih aku cubitnya pelan loh" kini Nara malah mengapit hidung Angkasa membuat sang empunya sulit bernapas.
"Sayang... bener-bener ya kamu. Aku susah napas nih" Angkasa menggoyangkan pinggang Nara pelan.
"Haha...iya enggak lagi. Udah nih, turunin aku, aku bantu bilas"
Angkasa mengangguk ia membantu Nara turun dengan perlahan. Setelahnya Nara membasuh wajah Angkasa hingga bersih.
"Coba hadap sini" pinta Nara.
Angkasa menolehkan wajahnya ke Nara. Nara tersenyum manis, wajah Angkasa kini sudah bersih dan tampak terlihat segar.
"Ganteng banget...pacar siapa sih?"
Angkasa menaruh kepalanya di ceruk leher Nara. Mencium harum wangi leher Nara. "Pacarnya kamu lah"
Nara mengelus rambut Angkasa pelan. "Sana mandi! Katanya mau ajak aku ke markas. Jadi enggak?
"Kita di rumah aja ya, aku males ke markas aku maunya manja-manja sama kamu"
"Ishh tadi katanya mau ke markas. Aku bosen di rumah terus"
"Kita jalan-jalan di sekitar kompleks sini aja gimana?" ajak Angkasa.
"Emm...boleh juga. Sana cepetan mandi!"
"Mandiinnn" rengek Angkasa.
"Apaan enggak! Kak Raja udah gede mandi sendiri!. Pokoknya aku tunggu sepuluh menit harus udah selesai mandi!" kemudian Nara keluar dari kamar mandi meninggalkan Angkasa yang sedang cemberut.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARAKASA [SUDAH TERBIT]
Dla nastolatkówPart masih lengkap! ANARA PUTRI RAINDIKA gadis cantik penyuka permen kaki ANGKASA PRAJA LIONIL cowo ganteng ketua geng motor