part 33

105K 7.5K 119
                                        

Happy reading
___________________

Disinilah mereka bertiga berdiri yaitu di tengah lapangan dengan tangan hormat menghadap bendera. Siapa lagi kalau bukan Nara, Amaira, dan Dodit. Mereka bertiga di hukum oleh busus karena tidak mengerjakan pr. Posisi berdiri mereka yaitu Nara ada di pojok kanan lalu Amaira  di tengah dan di samping kiri pojok Dodit.

"Hufftt...panas banget" Amaira menghela nafas berat keringat mulai membanjiri tubuhnya.

"Iya, mana haus lagi" keluh Nara.

"Gimana kalau kita kabur aja?" Dodit menatap Nara dan Amaira bergantian.

"Tapi kalau ketahuan busus gimana?" ucap Nara.

"Gak bakal! busus kan lagi ngajar di kelas kita"

"Iya juga sih" ujar Amaira.

"Udah ayo kabur aja, mau lo berdua jadi item kelamaan berdiri di sini?"

Nara dan Amaira menggeleng pelan mungkin kali ini mereka berdua akan menyetujui ajakan Dodit untuk kabur dari hukuman. Lantaran tak kuat jika harus berlama-lama berdiri di bawah sinar matahari yang amat menyengat, walau ini masih pagi nanum matahari terasa sangat panas.

Mereka bertiga berjalan perlahan sembari menengok kanan kiri takut-takut jika ada guru yang melihat mereka. Baru saja mereka ingin berlari meninggalkan lapangan namun mereka bertiga harus kembali ke posisi semula.

"Ck! segala ada Pak Andra lagi" gerutu Dodit.

"Kita tunggu bentar, itu Pak Andra cuma lewat doang, kayaknya Pak Andra juga gak lihat kita deh" ucap Amaira.

Setelah Pak Andra menghilang dari pandangan mereka, mereka bertiga bergegas lari menjauhi lapangan dan tujuan mereka bertiga adalah taman belakang sekolah. Mereka bertiga duduk di bawah pohon belimbing.

"Huh...capek juga lari dari lapangan sampai sini" Nara mengibaskan tangannya di depan wajah.

"Iya, baru sadar kalau sekolah kita luas banget"

"Sama, gue juga capek" Dodit menyandarkan kepalanya di bahu Nara.

"Ihh Dodit berat tau" Nara mendorong kepala Dodit agar tak bersandar di bahunya.

Amaira mendongak menatap pohon belimbing yang ia jadikan sandara punggung. Pohon ini cukup besar dan juga sedang berbuah seketika Amaira jadi ingin memakan belimbing itu.

Amaira menegakkan tubuhnya lalu menatap Dodit penuh harap.

"Dit, gue kok pengen banget makan belimbing, sana gih lo manjat ambilin buat gue"

"Ogah ah! lo kira gue monyet"

Nara juga ikut mendongak dilihat banyak buah belimbing bergelantungan tepat di atas kepalanya.

"Cuma manjat doang kok"

"Ogah Ir! males gue manjat. Lo aja sana"

"Kita kan cewek yang cowok kamu doang lagian cuma manjat, ayoo dong Dit ambilin. Aku juga pengen nih" Nara mengguncang bahu Dodit kasar.

"Ck! lo berdua pengan tak hih" Dodit menatap dua cewek di depannya sengit. Niatnya sehabis kabur dari hukuman ia ingin bersantai disini namun malah disuruh manjat pohon belimbing.

"Cepetan manjat! gue pengen banget makan itu belimbing" Amaira menatap belimbing itu dengan binar.

"Iyee gue manjat, geser dikit" Dodit menyuruh Nara dan Amaira agak bergeser dari pohon belimbing agar Dodit lebih mudah memanjat.

Perlahan Dodit mulai memanjat pohon belimbing itu, Dodit sedikit was-was pasalnya banyak ranting pohon yang sudah mengering ia takut salah pijak dan berakhir jatuh.

NARAKASA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang