Happy reading
Hari ini hari yang cukup melelahkan untuk Nara. Angkot yang ia tumpangi mogok mengakibatkan ia terlambat datang ke sekolah dan juga harus menerima hukuman di terik matahari yang panas. Di tambah lagi selepas istirahat kelas XI IPS 1 mengadakan ulangan matematika dadakan. Belum lagi Nara tak sempat belajar.
Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Nara sedang menunggu Amaira di parkiran, tadi Amaira kebelet pipis dan mengatakan pada Nara agar menunggunya di parkiran saja. Nara akan pulang di antar Amaira karna tidak ada yang menjemputnya, kebetulan sekali rumah mereka searah. lumayan hemat uang ongkos untuk naik angkot.
"Itukan motor yang tadi pagi" batin Nara saat melihat motor milik cowok tadi pagi. Ia berjalan menghampiri motor itu.
Brak
BrakNara menendang-nendang pelan motor itu, dengan tangan berkacak pingggang ia masih kesal sekali dengan sang pemilik motor ini. Enak sekali dia terbebas dari hukuman terlambat sekolah.
"LO APAIN MOTOR GUE??" teriakan itu mengagetkan Nara yang masih menendang pelan motor itu. Nara menoleh, ia melihat cowok tampan bertubuh atletis dengan tatapan mata yang amat tajam mengarah kepadanya. Ternyata dia Angkasa pemilik motor yang Nara tendang tadi.
Angkasa masih menatap Nara dengan tatapan tajam. Perlahan Angkasa berjalan mendekat ke arah Nara. Nara sudah ketar ketir akan hal itu. Jujur, Nara sangat takut akan tatapan mematikan dari Angkasa. Angkasa mencengkeram bahu Nara dengan sangat kuat.
"A..au sakit kak Angkasa" ya, Nara tahu nama orang yang semakin kuat mencengkeram bahunya ini, dia tak sengaja melihat name tag cowok itu dan juga dari bad nya menunjukan bahwa cowok ini kelas 12.
"LO MAU NGERUSAK MOTOR GUE HAH?!" teriaknya lagi seraya mendorong Nara kebelakang agak kuat, untung saja Nara bisa menyeimbangkan tubuhnya jadi ia hanya mundur beberapa langkah. Parkiran mulai ramai karena mendengar bentakan keras Angkasa.
"Maaf, kak, aku gak sengaja" Nara menundukkan kepalanya, sungguh ia menyesal tadi sudah menendang motor milik Angkasa.
"Cih perusak" baru saja Angkasa ingin melayangkan tangannya untuk menampar pipi Nara tapi sebelum itu terjadi tangannya sudah di cekal oleh Bima.
BIMA BAGASKARA salah satu sahabat Angkasa dari mereka masih SD. Bima wakil ketua
ASTER. Bima paling sabar dengan semua sifat Angkasa yang arogan. Ada juga AKSA SAPUTRA yang kerap dipanggil Aksa. Yang paling kerap bergonta ganti pasangan atau mungkin Aksa bisa di bilang playboy."Sa, udah! dia cewek" Bima menghentikan Angkasa yang hampir saja menampar Nara.
"Lepasin tangan gue" Angkasa menghempaskan tangannya yang masih dicekal olah Bima.
"Dia cewek gak pantes lo gituin. Dia juga udah minta maaf kan, lupa kalau lo anak orang kaya, Lo bisa beli semuanya dalam sekejap mata. Dia cuma nendang pelan gak rusak parah" ucap Bima berusaha menenangkan Angkasa.
Angkasa tak menggubris ucapan Bima ia kembali mendorong Nara yang masih berdiri di dekat motornya, kali ini lebih kuat mengakibatkan Nara terjatuh. Angkasa segera menaiki motornya dan berlalu pergi dari parkiran yang masih ramai oleh penghuni sekolah hanya untuk menyaksikan sedikit drama pulang sekolah.
"A..au sakit" Nara meringis karna pantatnya terbentur oleh kerasnya lantai parkiran.
"Nar lo kenapa?" Amaira terkejut saat ia melihat Nara tergeletak di bawah. Padahal ia hanya meninggalkan Nara sebentar namun datang-datang ia sudah melihat Nara tergeletak di lantai parkiran. Dan juga semua murid berkumpul di sini, kenapa tak kunjung pulang? pikirnya. Amaira membantu Nara berdiri dibantu oleh Bima yang tadi juga menolong Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAKASA [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilPart masih lengkap! ANARA PUTRI RAINDIKA gadis cantik penyuka permen kaki ANGKASA PRAJA LIONIL cowo ganteng ketua geng motor