Happy reading
"Pagi pa" Nara menyapa papanya yang sedang sarapan.
"Pagi juga Nara" balas Dika.
Nara duduk di sebelah Dika, lalu mengambil roti dan mengoleskan selai coklat.
"Mama mana?" tanya Nara, sedari tadi bangun tidur ia belum melihat mamanya.
"Mama kamu dikamar mandi mules dia" jawab Dika setelah meneguk air putih.
"Pa uang kemari jangan lupa ganti ya" Nara tersenyum manis serta menunjukkan wajah imutnya.
"Pasti dong" Dika mengeluarkan dompet dari saku celananya, kemudian mengambil 7 lembar uang seratus ribu dan diberikannya kepada Nara.
"Wah banyak banget, makasih pa" ucap Nara lalu mencium pipi papanya sekilas.
"Sama-sama cantik. Cepetan habisin sarapannya papa anterin ke sekolah"
"Siap pa" Nara segera menghabiskan sarapannya. Setelah selesai Nara menghampiri papanya yang sedang memanaskan mesin mobil.
🌻🌻🌻
Upacara sebentar lagi dimulai lapangan sudah mulai ramai, mereka berbaris sesuai kelas masing-masing. Sedangkan Nara masih mengobrak abrik tasnya mengeluarkan semua isi yang ada di dalamnya, bagaimana ini? Ia lupa membawa topi."Duhh...mana sih topinya" Nara menggerutu kesal.
"Nar cepetan" teriak Amaira di ambang pintu kelas, ia sudah siap menuju lapangan.
"Bentar, aku lupa bawa topi nih, gimana dong?" Nara menghampiri Amaira yang masih di ambang pintu.
"Lah, kok bisa...gak lo siapin tadi malem?"
"Aku lupa. Gimana dong aku gak mau kena hukum" Nara benar-benar lupa memasukan topi ke dalam tasnya.
"Coba kita pinjem kelas lain siapa tau ada yang bawa dobel" Amaira mengajak Nara ke kelas sebelah, mereka berdua menanyakan apakah ada yang membawa topi dobel. Sudah tiga kelas mereka tanyai namun sama saja tak ada yang membawa doble.
"Gak ada yang bawa dobel Nar" ucap Amaira.
"Yaudah gak papa mungkin emang hari ini takdirnya aku di hukum" Nara tersenyum masam.
"Atau kita bolos upacara aja gimana?" saran Amaira mengajak Nara untuk membolos saja.
"Itumah mau kamu" Nara takut jika mereka berdua ketahuan membolos saat upacara bendera, maka akan mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada tidak komplit dalam memakai atribut sekolah.
"Lo pura-pura sakit aja deh terus ke uks gue temenin" Amaira masih menyarankan berbagai cara bagaimana agar Nara tak ikut upacara bendera kali ini.
"Ihh gak mau! nanti kalau sakit beneran gimana?" Nara terus mencoba menolak ajakan membolos dari Amaira.
"Ya terus gimana? lo pasti bakal kena hukum" Amaira yakin nasib Nara sama dengan murid minggu lalu yang tak komplit membawa atribut sekolah saat upacara bendera, Mereka akan terkena hukuman dari guru bk.
"Udah ayo kelapangan aja aku siap kena hukuman, akunya juga teledor bisa lupa bawa topi"
Mereka berdua sedikit berlari menuju lapangan upacara. kelas-kelas sudah sepi, semua murid sudah berkumpul membuat barisan di lapangan upacara. Nara berbaris dibagian anak-anak yang melanggar peraturan. Contohnya tidak memakai topi, dasi, tidak memakai ikat pinggang dll.
Tapi tak lama Nara bisa merasakan seseorang berdiri di belakangnya, sedikit mepet dengan tubuhnya. Nara menengok kebelakang melihat Angkasa yang ternyata ikut baris di barisan murid tidak tertib. Angkasa melepas topi yang ia pakai, lalu memakaikannya di kepala Nara.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARAKASA [SUDAH TERBIT]
Teen FictionPart masih lengkap! ANARA PUTRI RAINDIKA gadis cantik penyuka permen kaki ANGKASA PRAJA LIONIL cowo ganteng ketua geng motor