Happy reading
Tandain kalau ada typo!
Angkasa turun menuju meja makan disana keluarganya sudah menunggunya untuk sarapan pagi bersama.
"Lama lo" sinis Andra.
"Terserah gue" sewot Angkasa.
"Yaa tapi gue keburu laper. Semedi dulu lo? lama bener turunnya" omel Andra.
"Gak sabaran bener sih. Gue juga perlu mandi biar keliatan ganteng, gak kayak lo mandi sama enggak mukanya masih sama aja tetep buluk" wah Angkasa ini menghina abangnya yang jelas-jelas ganteng, tapi masih gantengan dirinya sih.
"Sudah! pagi-pagi jangan berantem!. Angkasa cepet duduk!" suruh bunda Ica.
"Bun ambilin" Angkasa menyodorkan piring kosongnya meminta bundanya mengisinya.
"Manja lo" sarkas Andra.
"Syirik aja" Angkasa tersenyum meremehkan ke arah Andra.
"Kamu mau ayah ambilin?" tawar Dipta.
"Andra udah besar bisa ambil sendiri. Enggak kayak yang itu masih bocil" Andra mengatakan itu sambil melirik Angkasa.
"Ilih bilangnya udah besar kemaren gue lihat bunda bikinin susu buat lo sebelum tidur. Udah kek bocil aja" ejek Angkasa.
"Enak aja enggak ya!!" elak Andra namun sebenarnya memang iya.
"Udah-udah cepetan makan!" ucap bunda Ica tajam.
Mereka makan dengan tenang tak ada suara dari mereka satu pun. Hanya terdengar benturan sendok, garpu, dan piring. Selesai sarapan Angkasa berpamitan untuk berangkat sekolah.
"Yah, bun, Raja berangkat dulu" Angkasa menyalimi kedua tangan orang tuannya.
"Iya hati-hati" ucap sang ayah.
"Awas aja kalau kamu berantem lagi, bunda jual kamu" ancam sang bunda.
"Jual aja bun bandel dia" Andra mendukung bundanya untuk menjual Angkasa.
"Jahat banget sih bun" Angkasa mencebikkan bibirnya lucu.
"Muka lo pantes di jahatin sih" ejek Andra.
"Bener-bener lo bang gue sleding nih" Angkasa menatap Andra tajam.
"Udah dong Andra jangan jahilin adik kamu terus! ayah juga, kenapa diem aja gak mau ngelerai" omel bunda Ica.
"Seru tau bun lihat mereka berantem" memang dari tadi Dipta hanya menyaksikan pertengkaran kecil anaknya. Tak ada niatan untuk melerainya.
"Anak berantem kok malah seneng" batin bunda Ica geram.
"Raja sana berangkat nanti terlambat dan inget kalau kamu pulang muka kamu bonyok lagi bunda beneran jual kamu"
"Iya bun tapi gak janji" Angkasa mencium pipi kanan sang bunda.
"Raja berangkat dulu, bang gue duluan" Angkasa keluar rumah menuju garasi untuk mengambil motor kesayangannya.
Mengendarai motornya di jalan dengan pelan tak ingin buru-buru, lagi pula ini masih terlalu pagi baginya. Biasanya Angkasa berangkat dari rumah jam 07.15 dan sekarang ini belum ada jam 7 pagi.
Saat berhenti di lampu merah Angkasa melihat sebuah motor ninja di depannya. Sepertinya Angkasa tak asing dengan motor itu setelah ia pikir-pikir ternyata itu adalah motor milik Arion mantan anggota Aster.
Angkasa kira Arion masih di rumah sakit ternyata Arion sudah mulai bersekolah lagi. Di balik helm fullface nya Angkasa tersenyum miring tunggu saja apa yang akan ia lalukan pada Arion nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAKASA [SUDAH TERBIT]
Teen FictionPart masih lengkap! ANARA PUTRI RAINDIKA gadis cantik penyuka permen kaki ANGKASA PRAJA LIONIL cowo ganteng ketua geng motor