Happy reading
Angkasa membonceng Nara
dan di belakangnya ada Amaira, Bima, Aksa, Johan, dan Dodit. Mereka semua akan menjenguk Rafa di rumah sakit.Angkasa melajukan motornya dengan kecepatan sedang ia tak mau membahayakan Nara.
Brum
BrumDeruan motor itu berhenti di parkiran rumah sakit tempat dimana Rafa di rawat inap. Nara turun dari motor Angkasa lalu melepas helm yang ia pakai.
Mereka semua berjalan beriringan menuju ruang inap Rafa. Amaira menenteng plastik berisikan buah-buahan, mereka semua iuran untuk membeli buah yang akan di berikan kepada Rafa.
Angkasa membuka pintu ruang inap Rafa, yang pertama kali ia lihat Rafa sedang duduk dan memainkan ponselnya. Mereka semua masuk satu persatu.
"Gimana keadaan lo?" tanya Angkasa.
"Lumayan membaik" jawab Rafa.
"Raf, gue bawain buah buat lo" Amaira meletakan buah itu di nakas.
"Iya makasih" ucap Rafa sembari tersenyum manis.
"Rafa cepet sembuh ya" ucap Nara.
"Iyaa Nara cantik" Rafa mengedipkan sebelah matanya.
"Rasa sakit lo mau gue tambahin?" tanya Angkasa dingin.
Rafa tahu jika Nara adalah pacar Angkasa jadi tadi ia sedikit menjahili Angkasa saja.
"Elah gue cuma bercanda bos" ucap Rafa cengengesan.
"Raf cepet sembuh lo" Aksa menepuk pelan punggung Rafa yang terkena luka tusuk.
"Sakit njing" Rafa menatap Aksa tajam.
"Hahaha sorry"
"Enak banget lo ngomong, sakit ini!"
"Iyee Raf maap" Aksa nyengir ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Angkasa mengajak Nara duduk di sofa panjang yang ada di ruang ini. Aksa, Johan, Dodit, dan Bima masih asyik mengobrol dengan Rafa sedangkan Amaira ia pamit ke toilet katanya kebelet boker.
Angkasa menatap lekat wajah cantik gadis di depannya.
"Kenapa?" Nara bertanya sembari memiringkan wajahnya terlihat lucu sekali.
"Gak papa" Angkasa menggeleng ia masih menatap wajah cantik kekasihnya.
Nara melepaskan tas yang ia gendong lalu meletakkannya di samping agar ia bisa menyender di sofa dengan bebas, namun Angkasa malah merapatkan duduknya ke Nara lalu menarik kepala Nara agak bersandar di dada bidangnya.
"Gak jelas banget" cibir Nara.
Mengelus kepala Nara yang ada di dadanya, mencubit gemas pipi gembulnya itulah yang Angkasa lakukan saat ini.
"Tidur aja gak papa nanti gue bangunin" Angkasa tahu Nara tengah mengantuk ia mengangkat tubuh Nara ke pangkuannya.
Tentu saja Nara kaget ia segera bangkit dari pangkuan Angkasa, namun Angkasa langsung menahannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARAKASA [SUDAH TERBIT]
Roman pour AdolescentsPart masih lengkap! ANARA PUTRI RAINDIKA gadis cantik penyuka permen kaki ANGKASA PRAJA LIONIL cowo ganteng ketua geng motor