part 43

101K 7K 212
                                        

Happy reading



"Nar maaf nunggu lama__

Angkasa celingukan mencari keberadaan Nara. Nihil, di sini tak ada siapapun. Cepat-cepat Angkasa menelepon Nara namun sura dering ponsel Nara masih bisa di dengar olehnya. Ternyata ponsel Nara tergeletak di bawah kursi yang tadi di duduki oleh Nara.

Angkasa mencoba tetap tenang dan tidak panik. Namun tetep saya ia sangat merasa cemas. Ia hanya meninggalkannya sebentar namun Nara sudah pergi entah kemana.

"Sayang kamu di mana?" batin Angkasa cemas.

"Nara..." Angkasa mulai memanggil-manggil Nara namun tak ada sama sekali sautan dari Nara.

Angkasa mencari di sekeliling taman sudah hampir sepuluh menit tetap saja Angkasa tak kunjung menemukan Nara. Angkasa melangkah mendekati seorang penjual balon yang ada di taman ini. Ia akan coba menanyakan keberadaan Nara.

"Permisi pak..." ucap Angkasa sopan.

"Iya mas, ada apa? mau beli balon saya" balas bapak-bapak itu.

"Bukan. Saya mau tanya, bapak lihat cewek yang tadi duduk di kursi itu" Angkasa bertanya sambil tangannya menunjuk kursi dimana tadi Nara duduki.

"Maaf mas saya gak lihat. Saya baru aja datang"

"Oh yaudah pak makasih"

Akhirnya Angkasa memutuskan pulang ke rumah saja siapa tahu Nara lebih dulu pulang. Sesampainya rumah Angkasa langsung berteriak memanggil nama Nara.

"NARA KAMU DI MANA? NAR...NARA"

"Eh, aden... kenapa kok teriak-teriak?" tanya salah satu pembantu rumah Angkasa.

"Lihat Nara tidak" tanya Angkasa tak santai.

"Loh, tadikan non Nara pergi saman den Angkasa"

"Nara gak ada pulang ke sini?" tanya Angkasa lagi.

Pembantu itu hanya menunduk seraya menggeleng ia amat takut saat di tatap oleh Angkasa. Tatapannya amat menakutkan.

Angkasa berdecak kesal ia langsung keluar dari rumah. Tujuannya kini untuk pergi ke rumah Nara. Tapi sebelum itu Angkasa menghubungi Bima untuk membantu mencari keberadaan Nara.

Angkasa mengendarai motornya seperti orang kesetanan. Ia juga menghiraukan lampu merah. Menghiraukan makian dari pengendara lain, menghiraukan juga nyawanya yang terancam di jalan.

Angkasa tetap melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Yang Angkasa mau kini adalah memastikan Naranya baik-baik saja.

Setelah sampai di rumah Nara, Angkasa langsung masuk begitu saja karena saat ini rumah Nara terlihat sepi sekali. Hanya ada mba ning seorang. Tak menunggu waktu lama Angkasa langsung menanyakan keberadaan Nara kepada mba ning.

"Loh den Angkasa...mau cari neng Nara ya?" tanya mbak ning.

"Iya mbak. Nara pasti ada di rumah kan?"

"Neng Nara pergi dari pagi sama den Elang Katanya mau anter pesanan bunga milik pelanggan nyonya"

Deg

Jadi Nara tidak ada di rumah.

Rasa khawatir itu tambah menjadi. Kalau sudah begini Angkasa bingung sekali mau mencari Nara dimana lagi.

"Yaudah kalau gitu Angkasa pulang aja"

"Enggak mau tunggu dulu siapa tahu bentar lagi neng Nara pulang"

"Enggak usah mbak makasih"

Angkasa keluar dari rumah Nara ia akan terus berusaha mencari keberadaan Nara sampai ketemu.

NARAKASA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang