part 36

102K 7.7K 39
                                        

Happy reading



Setelan tadi mendapatkan wejangan dari Pak Andra kini Angkasa dan Nara sudah kembali ke kelas masing-masing.

Angkasa memasuki kelas dengan raut wajah masam, mungkin nanti sehabis pulang sekolah ia akan di ledek habis-habisan oleh abangnya, atau mungkin abang laknatnya itu akan mengadu yang tidak-tidak ke sang bunda.

"Dari mana aja lo? ngilang gitu aja" tanya Aksa.

"Ketemu Nara" jawab Angkasa.

"Bucin" ucap Bima.

Angkasa hanya diam tak menyahuti perkataan Bima, ia lebih memilih menelusupkan kepalanya di lipatan tangan yang ia taruh di atas meja, tak menghiraukan guru yang tengah mengoceh ria di depan sana.

Sedangkan Nara saat ia memasuki kelas suasana kelasnya sudah ramai sekali, ternyata busus sudah selesai mengajar.

"Ir, minta minum dong" pinta Nara.

Amaira mengangguk lalu ia memberikan botol minumnya untuk Nara. Saat Nara akan minum tak sengaja Gisa menyenggolnya mengakibatkan air minum itu tumpah mengenai bajunya.

"Gisa...basah nih baju aku" keluh Nara.

"Waduhh sorry Nar...gue gak sengaja. Gue tadinya mau lewat, eh lo nya tiba-tiba minum. Sorry Nar gue bener-bener gak lihat" cerocos Gisa.

"Alah alesan lo. Lo sengaja kan nyenggol Nara biar airnya tumpah" ucap Amaira sinis.

"Enggak gitu Nar. Sumpah, gue bener-bener gak sengaja. Lagian salahin tuh si Dodit pake nakutin gue laba-laba kan gue takut, terus lari
eh, gak taunya malah nyenggol lo yang lagi mau minum"

"Bohong Nar, sengaja dia. Orang gue gak nakut-nakutin dia kok" kompor Dodit. Sebelumnya ia sudah membuang laba-laba yang tadi ia tangkap di sudut jendela untuk di jadikan bahan menjahili si rempong kelas.

"Percaya Nar sama gue, Dodit yang ngibul"

"Enak aja! lo kali yang ngibul, muka lo kan muka-muka tukang tipu"

"Eh, sadar diri dong. Muka lo juga tampang muka-muka buronan" teriak Gisa tepat di depan wajah Dodit.

"Anjir bau jigong" sinis Dodit.

"Ngarang lo, mulut gue bau-bau surga ya! gak kayak punya lo bau bangke" sinis Gisa, Ia mengibaskan rambutnya ke wajah Dodit.

"Bener-Bener ya lo! tadi mulut udah bau banget, sekarang rambut lo lebih bau, mana bau terasi lagi" sewot Dodit.

Tak kuasa menahan tawa Rafa dan Amaira tertawa terbahak-bahak, sedangkan Nara ia mengelap bajunya dengan tisu yang ia minta dari Amaira.

"Nar pokoknya lo harus salahin Dodit! jangan gue"

"Lah, kok gue? kan lo yang nyenggol Nara"

"Ya pokonya lo yang salah! ngapain juga tadi lo nakutin gue pake laba-laba?. Karena gue takut laba-laba otomatis gue lari dong. Dan lo malah ngejar gue, dan akibat lo ngejar gue jadinya gue gak sengaja nyenggol Nara yang lagi mau minum. Jadi intinya di sini yang salah lo!"

"Dasar betina Paling bener" gerutu Dodit.

"Udahlah gak papa, nanti juga bajunya kering sendiri" ucap Nara.

"Gak bisa gitu dong Nar, baju lo basah keringnya bakal lama. Nanti kalau lo masuk angin gimana?" ucap Amaira ia ingin sekali Nara memarahi Gisa, hitung-hitung hiburan baginya saat jamkos.

"Orang Naranya aja gak papa kok lo yang sewot sih, dasar Amatiran"

"Woy Asig lo kan emang salah! siapa suruh lari-larian di dalam kelas"

NARAKASA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang