part 1

616K 23.7K 342
                                    

Happy reading


Berlari. Itulah yang dilakukan seorang gadis mungil ber ransel biru dan sepatu yang sedikit kotor karena tak sengaja menginjak kubangan. Dengan peluh di dahi ia terus berlari agar cepat sampai tujuan, tujuannya adalah sekolah. Melirik jam yang ada di tangan ia semakin panik karna waktu terus berjalan. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih empat puluh lima menit.
Baru pertama kali ini ia terlambat sekolah.

Dia ANARA PUTRI RAINDIKA yang kerap dipanggil Nara gadis cantik berambut panjang. Nara juga penyuka permen kaki. Si murah senyum, anak tunggal dari pasangan Raina dan Andika.

Dulu, Nara bersekolah di tempat tinggal neneknya tetapi sebulan yang lalu nenek Nara meninggal dunia. Mengharuskan Nara pindah sekolah di kota kelahirannya. Di SMA baru yaitu SMA CEMPAKA Nara sekarang duduk di bangku kelas XI.

Nara sudah sampai di depan gerbang sekolahnya dengan nafas masih tak beraturan akibat berlari.

"Haduh capek banget...Kenapa juga angkotnya mogok, kan jadi telat. Mana gerbangnya udah ditutup lagi " gerutunya sembari mengibaskan tangannya di depan wajah.

Nara tengah berfikir bagaimana caranya ia masuk ke sekolah ini dengan mudah.

"Mau manjat tapi gak bisa...gerbangnya tinggi banget" gumam Nara sambil menoleh ke kanan kiri berharap agar ada yang bisa membantunya masuk. Nara memfokuskan pandangannya saat melihat pria paruh baya yang sepertinya terlihat sedang minum kopi. Dia adalah Pak Kardi satpam SMA CEMPAKA.

"PAK KARDI" teriaknya untuk memanggil satpam yang sedang asyik ngopi di pos sekolah.

Satpam itu terlonjak kaget oleh teriakan nyaring nan cempreng itu. Pak Kardi berjalan menuju gerbang sekolah untuk melihat lebih jelas siapa yang baru saja berteriak.

"Ealah neng, kok teriak-teriak, ada apa? ini bukan hutan!" ujar Pak Kardi saat tau siapa yang tadi berteriak, ternyata seorang siswi sekolah ini.

"Pak Kardi tolong bukain gerbangnya aku udah telat banget nih" Nara memohon dengan wajah memelasnya berharap agar Pak Kardi mau membuka gerbang dengan suka rela.

"Ya mana bisa atuh neng! ini udah mau jam delapan, gerbangnya udah ditutup dari tadi. Mending si eneng pulang aja!"

"Pak...Nara mohon bukain gerbangnya. Kali ini aja, Nara janji deh gak bakal telat lagi"

"Gak bisa neng! saya takut dimarahin Pak kepala sekolah. Nanti kalau saya di pecat gimana? anak istri saya makan apa?"

"Ayolah pak bukain... nanti Nara beliin es cendol mbak Ninik deh" Mbak Ninik adalah penjual es cendol dan batagor di kantin sekolahnya.

Nara terus merayu Pak Kardi agar mau membukakan gerbang untuknya. Nara sudah menyogok Pak Kardi dengan es cendol maupun uang rokok. Namun tetap saja Pak kardi tidak mau membukakan gerbang.

Terdengar deruan motor dari arah belakang. Sebuah motor ninja dengan si pengendara memakai Hoodie hitam tak lupa dengan helm fullface nya mendekat ke arah gerbang. Nara menoleh ke belakang ingin melihat siapa itu.

ANGKASA PRAJA LIONIL.
si pengendara motor itu. Anak konglomerat termasuk sekolah ini juga milik ayahnya. Pria kaku nan arogan, dan jangan lupakan Angkasa adalah ketua geng motor. ASTER adalah geng motor yang di ketuai oleh Angkasa. Wajah rupawan serta pemilik mata tajam setajam elang, Jago dalam bela diri, bertubuh atletis, dan lagi Angkasa jago bermain basket.

"Bukain!" pintanya kepada Pak Kardi sambil menatapnya tajam di balik helmnya.

"I-iya sebentar" Pak Kardi yang tau itu anak pemilik sekolah ini segera membuka gerbang untuk Angkasa.

NARAKASA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang