Kami masih berdiri menikmati buah asam ini sementara. "Aku benar-benar tak merasakan asamnya buah ini. Lidahku mati rasa."
"Buah ini sering kumakan untuk menghilangkan pusing. Karena asam yang begitu menyerang otak dengan tajam, akan mengembalikan konsentrasi."
"Ada benarnya Ry." seseorang datang mendekati kami. "Ah keparat ini lagi."
"Ben, ingatlah bahwa kasus ini memiliki modus yang sama, jadi ini adalah kasusmu, dan kasus yang sebelumnya jangan kau lupakan itu."
"Harold, mengapa kau baru muncul di saat seperti ini, kemana saja kau selama ini ? Sibuk mencari jalang yang bisa kau simpan ?"
"Jaga pedangmu, bila kau mengacaukan kasusmu ingatlah bahwa kau akan-"
"Sebanyak apapun pasukanmu akan kubantai mereka, percaya lah itu. Kau hanya tak pernah melihat iblis mangamuk. Bila iblis itu mengamuk keluargamu bisa dihabiskan dengan tak manusiawi."
"Menarik. Kasus baru ini adalah kasusmu, publik menunggu siapa otak dari ini semua." Harold meninggalkan kami. "Orangtua sialan, dia pikir bisa dengan bebas menekan kaki tangannya."
"Kembali di mana aku hampir terbunuh oleh sindikat perdagangan organ Rusia, ia menjebakku di saat itu. Orangtua sialan itu pikir aku akan menyerah begitu saja."
"Akan kubantu kau sampai titik darah terakhir." kata Ron senyum. "Orangtua sialan akan menghasilkan anak yang sama bukan ?"
"Ya pasti. Kau tahu putrinya menjadi seorang wanita panggilan online. Ya jadi meniduri banyak pria demi beberapa lembar kertas. Bahkan ia pernah di tiduri langsung oleh delapan pria yang kabarnya mereka positif kokain." Ryan tersedak.
"Sial itu adalah hal lucu. Bisa kau bayangkan bagaimana bila pria itu selain positif kokain, mereka juga positif AIDS dan di saat putrinya datang lalu kembali dalam keadaan mulut berbusa dan terjangkit AIDS." kami tertawa bersama. "Tak bisa kubayangkan bagaimana wajah Harold di saat itu.
"Oh putriku, mengapa kau melakukan ini, kau bla bla bla." kataku dengan nada mengejek dan meperagakan dengan lucu.
"Tidak terlalu gelap bukan candaan itu ?"
"Ah itu tidak gelap. Bayangkan bagaimana bila putrinya bahwa memang sudah tiada." aku hanya bisa menahan tawaku, sedangkan Ron dan Cassidy tertawa. Pada akhirnya aku tak bisa menahan tawa itu.
Aku berdiri di tengah TKP. "Cass, tolong perintahkan CSI untuk tidak merapihkan sisanya. Aku mau mereka hanya membawa jasad saja tak lebih dari itu."
"Baik."
"Ryan, bantu aku meyakinkan bahwa teorimu benar."
"No problemo."
"Ron kau boleh membantu kami atau kau bisa mengidentifikasi korban."
"Aku akan mengurus korban, aku juga ingin meneliti fotoku. All of a doodah."
Aku berjalan di depan kursi korban pertama. "Ryan, buktikan sekarang teorimu." ia datang sambil memegang kayu yang setengah lapuk. "Baik akan kulakukan itu." Ryan memperhatikan kayu setengah lapuk itu sesaat.
"Sekarang, analogikan saja bahwa senjata yang besar untuk memotong adalah pedang Katana."
"Katana begitu ringan, bahkan istriku bisa memegang empat pedang sekaligus."
"Ok, karena katana ringan, seharusnya luka sayatan tak berantakan bukan ? Akan lurus seperti membelah daging babi utuh."
"Luka juga akan sama, karena mereka sama-sama berbentuk katana, hanya bedanya Machete (parang) dimana beda bilah hanya sedikit saja, bisa sedikit tipis atau tebal. Karena bilah katana tidak boleh terlalu tipis, bila tebal tak masalah, maka ketajaman dari katana itu akan sangat diharapkan sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cases Of Genocide
Mystery / ThrillerPembunuhan secara besar-besaran terjadi, korban tewas dengan cara yang berbeda-beda. Tidak ada pesan yang tertinggal di lokasi pembunuhan maupun di tubuh korban. Detektif Ben Zeckliff, bersama teman-temannya mencoba menyelidiki siapa otak di balik s...