Aku berada di kantor tkp tepatnya di kantin, aku masih berada di kantin, tak lama lagi aku akan kembali ke kantor, aku akan menolong Ron dan Cassidy di ruang otopsi nanti.
"Ryan, kita tidak melakukan apa-apa lagi kan ?" tanyaku ke pada Ryan yang sedang duduk di depanku.
Ryan melihat jam tangannya. "Tidak,"
"Baiklah kalau begitu mari kita kembali untuk menolong Cassidy dan Ron di ruang otopsi."
Ryan mengangguk.
Aku berjalan meninggalkan kantin, dan aku juga meninggalkan tkp. Aku rasa aku harus kembali lagi ke tkp.
Aku dan Ryan berjalan ke parkiran, hanya berjalan tanpa memikirkan apapun, dan tatapanku tidak mewakilakan perasaan apappun. "Kasus baru ini cukup membuat gila bukan ?" kata Ryan. "Ya begitulah." kataku.
"Kasus yang di sekolah saja belum selesai, dan sekarang sudah ada lagi kasus baru. Sialan!" ucap Ryan yang duduk di seat kanan mobil karena aku yang menyetir.
"Ya, begitulah yang kita alami Ryan, dan aku rasa di saat pelaku sudah tertangkap, dialah di balik semua ini. Jangan lupa nanti sore, aku akan membawamu ke bar pamanku."
"Aku tidak akan lupa untuk bersenang-senang."
"Itu bukan senang-senang bodoh!" kataku dan setelah itu mulai mengendarai mobil.
Di perjalanan kami berbincang dan mencoba untuk tersenyum seolah-olah kami tidak memiliki kewajiban yang harus di selesaikan.
"Sejak kapan pamanmu memilik bar Ben ?"
"Sejak aku berusia lima belas tahun."
"Waw, kau beruntung, karena kau bisa mabuk sepuasnya."
Aku tertawa kecil.
"Aku tidak mabuk sesukaku Ryan, aku hanya minum sampai aku tertidur di bar pamanku."
"Bukankah kau itu sudah termasuk mabuk ?"
"Tidak, di saat aku mulai merasa pusing, dan aku tidak bisa mengontrol diriku, aku berbaring di sofa lalu aku tidur di situ."
"Hmmm, itu bukan di katakan mabuk."
"Memang itu bukan mabuk."
Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya aku sampai di kantor.
"Aku sedikit malas rasanya berhadapan dengan darah manusia dan melihat organ-organ." kata Ryan sambil berjalan ke ruang otopsi bersamaku.
Dari luar ruang otopsi, Ron dan Cassidy sibuk melakukan otopsi. Sepertinya aku nanti akan sesibuk mereka. Aku masuk ke ruang otopsi.
"Hey bung, apa kabar kalian ?, apa kalian merasa baik-baik saja dengan kasus yang kalian jalankan ?"
Cassidy tersenyum.
"Itu pernyataan bodoh Ryan, aku sama sekali tidak merasa baik-baik menjalani kasus ini. Persetan dengan kasus!"
"Hey aku hanya mencoba untuk santai dalam mendalami kasus ok, lagi juga nanti sore aku akan mabuk di bar paman Ben."
"Akan kukuliti kau semasa kau tidur Ryan." kataku.
Cassidy dan Ryan tertawa kecil.
"Bila kau mengulitiku pasti aku akan merasakan rasa sakit ok, kecuali kau memberikanku obat bius."
"Aku memberikan obat bius itu di minumanmu."
"Aku tidak yakin bila pamanmu memiliki obat bius seperti itu."
"Aku membelinya dari rumah sakit." kataku.
"Usaha yang sangat bagus Ryan, kau membuatku tersenyum karena pernyataan bodohmu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cases Of Genocide
Mystery / ThrillerPembunuhan secara besar-besaran terjadi, korban tewas dengan cara yang berbeda-beda. Tidak ada pesan yang tertinggal di lokasi pembunuhan maupun di tubuh korban. Detektif Ben Zeckliff, bersama teman-temannya mencoba menyelidiki siapa otak di balik s...