Setelah aku memerintahkan itu ke Ron, aku masuk kedalam ruanganku, merapihkannya sedikit. Setelah itu aku aku akan melayangkan nyawaku untuk dua jam.
Cassidy di ruang otopsi.
Cassidy baru sampai di ruang otopsi dia berkata akan beristirahat. Tetapi sebelum dia beristirahat dia melakukan sedikit pengecekan. Kurasa itu mengecek mayat. Karena siapa tahu pelaku mengambil mayat para korbannya. Cassidy berjalan santai ke sorogan yang menyimpan mayat. Dia akan ke sorogan yang pertama. Cassidy sudah di depan sorogan pertama. Tidak ada yang mencurigakan. Sorogan pertama tetap berisi mayat yang sama. Setelah itu Cassidy berjalan ke sorogan yang berisi mayat yang lain.
Setelah beberapa menit, tidak ada yang mencurigakan. Cassidy meregangkan tubuhnya."Ini semua melelahkan, aku akan berisitirahat mungkin untuk dua hari. Bila aku bisa tidur selama itu di tengah kasus ini." monolog Cassidy.
Setelah itu dia meredupkan lampu di ruang otopsi. Lalu dia berjalan ke arah salah satu meja otopsi. Lalu dia naik ke atasnya dan berbaring. Memejamkan matanya untuk dua hari jika dia bisa tidur di tengah kasus ini.
Ron di ruangannya.
Ron sedang memindahkan fotonya ke komputer, semua foto yang dia dapat total ada tiga puluh dua. Terlihat dari matanya Ron bahwa dia kelelahan. Setelah mengcopy fotonya dia akan beristirahat. "Setelah kasus ini selesai aku ingin tertidur selama satu bulan. Kasus ini benar benar melelahkan dan menyebalkan." kata Ron.
Selesai. Ron sudah selesai mengcopy, dia mematikan komputernya, lalu Ron memejamkan matanya sambil mengangkat kakinya ke meja komputer.
Ryan sudah beristirahat sebelum aku beristirahat. Ryan setelah dia sampai di ruangannya dia segera memejamkan matanya. Sekarang pukul 13.15 siang. Ron nanti akan berhadapan denganku nanti pukul 15.15 sore. Untuk sekarang aku dan Ron beristirahat. Bila kupikir Cassidy dan Ryan akan beristirahat lebih dari dua jam. Kurasa Ryan akan beristirahat sekita tiga atau empat jam. Aku harap aku bisa beristirahat selama itu juga.
Pukul 15.15 sore.
Aku baru saja bangun dari istirahatku yang sangat mengistirahatkan tubuhku. Aku keruangan di mana biasa para anggota FBI lainya berkumpul untuk briefing, atau lainnya. Aku berada di ruangan itu sendirian. Ron belum muncul. Tak lama dia muncul. Ron tidak ada komentar apapun saat dia melihatku. Wajahnya hanya datar saja melihatku. Dia membawa laptopnya untuk menampilkan foto yang dia dapat. Ron menyalakaan laptopnya, selagi laptopnya booting, dia menyambungkannya ke infocus. Kami tidak berbicara satu sama lain. Akhirnya proses booting laptop Ron selesai. Aku bisa melihat apa yang dia dapat.
"Mari kita lihat apa yang kau dapat Ron." kataku.
Ron tidak bergumam. Ron menancapkan flashdisknya ke laptop. Dengan cepat dia membuka isi flash disknya. Aku melihat semua foto ada tiga puluh dua buah. Aku ingin melihatnya satu persatu. Ron mengeklik salah satu foto untuk memulai slide.
"Aku baru melihat hasil kameraku sekali saja. Aku tidak tahu apa yang kameraku tangkap." katanya.
Aku hanya menundukan kepalaku sambil memasukkan jari jariku ke ruas jari lainnya. Aku meluruskan leherku. Aku melihat foto yang di tangkap Ron.
"Setiap yang aku foto aku memotonya dengan tiga efek. Siapa tahu mendapatkan pesan tersemunyi."
Aku hanya tersenyum kecil.
Foto pertama dengan efek normal, tidak ada yang bisa di curigakan atau ada pesan tersembunyi. Kedua dengan efek hitam putih, tidak ada apa apa. Dan sekarang dengan efek thermal. Aku melihat sesuatu di lantai.
"Aku melihat sesuatu di lantai, apa itu ?" tanyaku sambil menunjuk foto karena aku melihat lingkaran yang cukup besar.
"Itu bekas tetesan air yang mengering."
Aku kembali membungkamkan mulutku setelah tahu apa itu. Aku lanjut melihat foto Ron. Di tengah aku melihat foto yang Ron tangkap, aku melihat sesuatu, foto yang sekarang aku lihat adalah foto korban yang paling parah terkena ledakan bom.
Aku berdiri. Aku mengamati foto yang di tampilkan dari infokus. "Ron apa ini ?" kataku sambil menunjuk warna kuning yang ada di kamera thermal dengan bentuk yang random.
"Itu adalah......" Ron mengamati foto itu, aku juga mengamati foto itu.
"Aku tidak tahu. Bagaimana kalau kitanlihat saja di ruang otopsi apa itu. Aku tahu di mana Cassidy meletakan mayat ini."
Aku mengangguk, lalu aku dan Ron berjalan ke ruang otopsi hanya untuk mengetahui apa itu. Kami meninggalkan ruangan yang kami gunakan untuk melihat foto untuk sementara. Sesampai di ruang otopsi, kami melihat Cassidy yang sedang tidur lelap. Aku dan Ron berjalan pelan pelan di ruang otopsi dengan cahaya yang sedikit redup. Ron berjalan ke sorogan mayat nomor enam belas, lalu menariknya dengan perlahan. aku mengeluarkan senterku dari saku celana. Ron berjalan mencari pisau bedah dan pinset. Karena kami melihat bentuk itu di bagian usus. Ron kembali.
"Kau tahu di mana letak bentuk itu ?"tanyaku.
Ron mengangguk dengan santai.
Aku juga tahu di mana bentuk itu berada. Aku menyinari usus yang mempunyai bentuk random di foto itu. Ron mencoba melakukan pengambilan, entah dia sedang mencoba mengambil apa. Setelah mencoba melakukan pengambilan yang gagal, dia membuka usus itu dengan pisau bedah. Ron menyobek usus itu sepanjang lima centimeter. Lalu melakukan hal yang sama.
"Tidak ada apa apa di usus ini." kata Ron.
Aku menggerakan pinset Ron, karena aku melihat seperti plastik. Ron mengambilnya. Aku menyinari dengan senter.
"Plastik wrap ?" gumam Ron.
"Mungkin sebelum di tangkap korban memakan sesuatu yang di bungkus dengan plastik wrap, dan korban lupa membukanya, plastik itu tidak tercerna dan menempel di dinding usus."
Ron mengangguk. Ron menaruhnya di suatu plastik dan menaruh pisau bedah dan pinset itu kembali. Aku mendorong masuk sorogan mayat itu. Lalu kembali ke ruangan yang sedang kami gunakan.
"Ternyata hanya plastik saja. Kukira itu apa." kata Ron sambil berjalan menuju kursi putar.
"Lanjutkan Ron."
Kami melanjuti melihat apa yang kamera Ron tangkap.
Beberapa puluh menit kemudian.
Tidak ada yang mencurigakan ataupun pesan yang tertinggal.
"Tidak ada yang mencurigakan atapun pesan yang tertinggal di foto itu Ron."
"Memang. Rencana yang sangat rapih bukan ?
Aku mengangguk. Kami meninggalkan rungan yang kami pakai, setelah itu kami kembali keruangan masing masing.
Selama aku menjadi detektif senior aku belum pernah meghadapi kasus seperti ini sebelumnya, aku hanya pernah menghadapi dengan tingkat kesusahan medium, tetapi ini kesulitannya seperti expert. Sial!, tetapi jalani saja kasus ini. Karena di akhir aku akan membunuh pelaku bersama Ryan. Ini benar benar kasus yang sulit.
"Siapa kau ?, apa profesi lamamu ?, kau tak terlacak, tak ada yang melihat aksimu, aksimu semuanya rapih. Apa kau merapihkan lokasi setelah kau melakukan pembunuhan ?, bila iya, apa kau merapihkan lokasi dengan sangat rapih ?, apa kau menyusun rencana yang sangat detail dan rapih ?, bila kau berani, tunjukan dirimu, mari kita bertarung tangan ksosng secara jantan. Kita lihat apa kau mampu bertahan karena hantaman hanya dengan susunan tulang saja. Siapapun kau, aku akan membunhmu di saat aku mengetahui dirimu." kataku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cases Of Genocide
Mystery / ThrillerPembunuhan secara besar-besaran terjadi, korban tewas dengan cara yang berbeda-beda. Tidak ada pesan yang tertinggal di lokasi pembunuhan maupun di tubuh korban. Detektif Ben Zeckliff, bersama teman-temannya mencoba menyelidiki siapa otak di balik s...