New case

241 12 0
                                    

"Julia, tolong kau siapkan kamar untuk menginap malam ini, karena adikku Gwen, yang kuceritakan kemarin dia akan datang menginap. Ya, aku tak tahu berapa lama ia akan menginap. Baiklah, terima kasih permaisuriku." telfonku kepada Julia. Kuharap aku bisa melepaskan sedikit penatku dengan kedatangan Gwen.

"Polisi baru saja menemukan seorang wanita dirumah seseorang degan keadaan tewas mengenaskan, seperti dibedah dalam keadaan hidup-hidup. Lebih baik kalian semua turun ke jalan." kata petinggiku yang mengerahkanku untuk menangani kasus ini.

"Sial!" kataku, lalu aku bangkit dari dudukku. "Ron, aku titip Xioa Dre padamu boleh kan ?"  

"Tentu saja Cass." lalu kami semua jalan kelokasi. Lokasi sudah kuterima diponselku. "Sial! Kita dibebani dengan kasus baru lagi, kasus kita sendiri saja kita belum selesai. Petinggi jahanam!" keluh Ryan dimobilku.

Lagi, kami mendapatkan kasus lagi. Kasus yang sekarang ini kami kerjakan saja belum terpecahkan. Tetapi sepertinya kasus ini tak akan sulit. Sepertinya kasus ini akan selesai dalam satu kali lihat saja. Baiklah. Mari kita lihat seperti apa kasus itu seperti apa.

Sesampai kami di lokasi, lokasi sudah disegel oleh polisi dan dikerumuni banyak polisi dan juga detektif. "Ramai sekali seperti club malam." kata Ryan yang membuatku sedikit tersenyum. Kami berjalan ke setiap ruangan. Sampai kami ke dapur. 

"FBI, kami dikirim oleh salah satu petinggi kami. Boleh kami melihat korban ?" kataku sambil menunjukan lencana. Polisi pun meninggalkan dapur dan meninggalkan kami bertiga di dapur.

Aku menutup hidungku dengan tanganku, Cassidy menutup hidungnya dengan jari telunjuk dan jempol, sedangkan Ryan tak menutupnya sama sekali. "Sialan! Ya kan ?." kata Ryan sambil menoleh kepadaku.

Aku mendekatkan wajahku dengan korban yang sudah bersimbah darah dan tubuh yang seperti dibedah hidup-hidup. Cassidy memberikan kami sarung tangan kepada kami semua. Kami mengenakan sarung tangan itu. Kusentuh leher korban yang seperti tergorok. Lalu kubuka leher korban lebih lebar.

"Korban digorok, hasil goresanya begitu halus. Pisau sangat tajam. Seperti menggunakan pisau yang sangat tajam, seperti Kerambit dan juga pisau M9 bayonet."

M9 bayonet

"Keduanya pisau tajam bukan ? Kerambit adalah pisau yang paling mematikan didunia, dan pisau M9 bayonet adalah salah satu pisau yang di andalkan ddalam militer Amerika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keduanya pisau tajam bukan ? Kerambit adalah pisau yang paling mematikan didunia, dan pisau M9 bayonet adalah salah satu pisau yang di andalkan ddalam militer Amerika. Kedua pisau itu digunakan oleh tentara kita." Cassidy mengangguk. 

"Cass minta tim medismu datang sekarang. Ry, lepaskan semua tali yang ada pada korban."

"Hey sebentar dulu, aku seperti ingat sebuah lagu, lagu dengan aliran brutal death metal. Kalau tidak salah... Wake.... Wake..... Waking the cadaver bloodsplattered satisfaction. Ya benar, itu judul lagunya." katanya sambil melepaskan tali-tali itu. 

Aku pun penasaran. Aku mencari lagu itu di youtube. Benar saja, sembilan puluh persen sama. "Jenius Ry."

Cassidy di luar menelfon para tim medisnya untuk segera datang ke lokasi. Ryan melepaskan tali-tali itu secara perlahan, aku pun membantunya agar lebih cepat. Setelah itu meletakkan korban di lantai. "Hey Ry bisakah kau menceritakan kepadaku seperti apa video lagu itu ?"

"Ah, baiklah. jadi awal dari video lagu itu adalah seorang wanita di culik oleh seorang pria gila, kaena begitu sampai di rumah peaku gadis itu di bunuh secara kejam, pertama bila aku tidak salah, pelaku pertama mencungkil mata gadis itu dengan pisau." mataku memperhatikan mata korban yang sudah bolong.

"Lalu setelah itu..."

"Tunggu Ry, tetapi ini ada seperti luka babak belur."

"Ah aku lupa, berarti pertama korban di pukuli."

"Tetapi Ry, aku melihat luka gorokkan pada kerongkonggan, menurutmu bagaimana secara runtut pembunuhan ini terjadi ?"

"Baiklah mari kita pikirkan ini secara psikopat, psikopat suka melihat korbannya menderita, jadi pertama pelaku memukuli korban hingga babak belur." sambil menunjuk luka.

"Setelah itu, pelaku akan mencungkil mata korban, karena ada sakit rasa pukulan, lalu di tambah lagi mata dicungkil, lalu pelaku menggorok leher korban, setelah itu....."

Ryan melihat seprti perut korban terbedah. "lalu dalam keadaan yang sudah tidak mungkin selamat pelaku membedah perut korban, pasti isi perut itu masih berada di sekitar sini."

Aku bergerak dengan sendirinya, membuka sebuah kitchen set, oven dan juga laci-laci kecil. Lalu sebuah kulkas. Aku mual hampir muntah. "Ry, aku menemukannya."  kataku sambil mual.

Ryan terdiam melihat isi perut itu yng masih meneluarkan darah di taruh di atas nampan dan kulkas memiliki bau yang tak sedap. Ryan lalu menuju wastafel dan ia mengeluarkan apa yang ia konsumsi di pagi ini. Aku pun begitu, aku muntah di luar jendela.

Lalu cassidy datang bersama dua tim medisnya. AKu berbalik ke arah Cassidy. "Cass sebaknya kau memabawa korban beserta isi perut itu, aku dan Ryan telah memuntah kan sarapan pagiku."

Cassidy beserta temannya pun membawa korban beserta isi perut yang berada di dalam kulkas. Aku dan Ryan pun meninggalkan lokasi. kami berada di luar. Aku segera membakar sebatang rokok untuk kembali menyegarkan rongga mulutku. Ryan pun begitu. "Sial sepertinya sia-sia sarapan lezat buatan istriku yang kumakan pagi ini."

"Aku telah memuntahkan sebuah roti dengan daging sapi panggang pilihan dengan saus yang nikmat, dan itu telah terbuang begitu saja."

"Aku rasa kita bisa kembali Ben, tempat ini sudah di pasangi oleh garis polisi, sepertinya Cassidy bersama timnya pergi terlebih dahulu. Mari kita kembali."

"Aku mempunyai Chamapaigne di mobilku."

"jangan menenggak alkohol bila perutmu kosong, kau akan cepat mabuk."

"Aku kehilangan selera makanku." kami masuk ke dalam mobil, aku segera mengendarai mobilku dalam keadaan aku menghisap sebatang rokok, Ryan pun begitu.

"Halo Cass, boleh kah aku menitip dua gelas kopi untuk aku dan juga Ben, aku butuh sesuatu untuk menyegarkan kembali perutku. Ok terima kasih banyak cantik."

Kami telah sampai di tempat kami bekerja, aku berjalan dengan sedikit terhuyung karena aku cukup banyak kehilangan asupan pagi ini. Aku dan Ryan berjalan ke ruanganku, di sana ada Ron dengan menjaga anak Cassidy dan juga ibu dari anak itu.

"Bagaimana kasus pembunuhan itu ?" kau sebaiknya tak perlu mengetahui itu Ron." kata Cassidy.

"Pembunuhan di laukan oleh iblis Ron, bila kau penasaran kau bisa segera ke ruang otopsi untuk melihat itu langsung." Ron segera meniggalkan kami semua, anak Cassidy duduk bersandar di sofa. Cassidy segera menyambar sofa lalu memeluk anaknya engan ciuman di pipinya.

Ron duduk di sofa depan Cassidy, aku duduk di kursi putarku lalu mendekati mereka. "terkadang aku merasa apakah aku hidup dalam penyesalan yang kurasakan dengan sangat sadar atau samar-samar. Aku merasa terhina terlahir sebagai manusia, manusia itu adalah makhluk yang sangat hina. Manusia terlahir dari hubungan antara dua kelamin entah mereka sudah sah atau belum, lalu mereka di keluarkan dari kelamin wanita, kurang hina apa lagi manusia ?"

"Malaikat bertanya kepada Tuhan, mengapa kau menciptakan manusia ? Mereka akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah, jawabannya adalah Tuhan ingin memberikan sebuah tanggung jawab yang pernah di tawarkan pada gunung dan lainnya mereka tak sanggup. Tuhan memberikan tanggung jawab itu kepada manusia. Aku adalah manusia, aku adalah makhluk hina yang terlahir dari hubungan kelamin, bila aku bisa mengubah takdirku aku ingin menjadi ikan di lautan saja."

"Aku adalah manusia, aku adalah makhluk hina yang terlahir dari hubungan kelamin, bila aku bisa mengubah takdirku aku ingin menjadi ikan di lautan saja."

-----ME-----

Cases Of GenocideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang