Cassidy berada di ruang otopsi hanya seorang diri. Aku dalam perjalanan ke ruang otopsi. Aku masuk ke dalam ruangan otopsi sambil mengenakan sarung tangan orang kedokteran.
"Cassidy selama kau sendiri apa kau menemukan sesuatu ?"
"Belum. Aku belum mendapatkan sesuatu. Aku masih mengeceknya secara eksternal, belum internal."
"Apa ada tanda kekerasan sebelum korban tewas ?"
"Tidak. Hanya ada satu korban yang tangannya pernah patah."
"Ada lagi ?"
"Sepertinya tidak ada." katanya dengan perlahan.
"Mari kita bedah mereka. Walau hanya tersisa potongan saja."
Ada lima meja untuk menaruh mayat. Aku melihat yang di meja pertama. Korban di meja pertama perutnya hancur, pinganngnya sedikit hancur. Aku melakukan pengecekan sendiri. Sedangkan Cassidy meja ke tiga.
Aku mengambil sedikit plastisin untuk mencetak sidik jari korban. Dari plastisin itu, korban bisa di identifikasi.
Kepala korban sedikit hancur di bagian belakang. Walau sedikit hancur, aku bisa melihat batang otak. Kepala korban terputus dari tubuhnya, Cassidy sudah menyusunnya.
Bagian kepala, tidak ada tanda kekerasan. Hany tulang pipinya yang retak, mungkin sebelum korban di culik dia terbentur sesuatu atau di hantam sesuatu. Di pipi kanan, baik baik saja.
Aku membuka mulut korban. Mulut korban normal. karena ledakan mengenai tubuhnya, lalu membuat kepalanya terpisah. Aku menyalakan senter. Mulut normal saja, tidak ada sesuatu menyelip di sela gigi. Sebenarnya aku ingin menyabut beberapa gigi korban. Karena di film Saw, jigsaw menanamkan kunci di gigi graham korban. Tetapi, aku pikir, pelaku tidak ingin melakukan itu. Tidak ada sesuatu di bawah lidah.
Aku selesai di bagian kepala. telinga, hidung, dan mata baik baik saja.
Aku mulai ke bagian tubuh.
"Menemukan sesuatu Ben ?"
"Tidak."
Cassidy tidak menjawab.
Ron dan Ryan datang.
"Ben, kami tidak menemukannya. Kami sudah ke toko kaca terdekat. Nihil."
"Mungkin pelaku tidak memecahkan kaca. Mungkin dia mempunyai kunci dari ruang kelas tersebut." kataku.
Ryan memasang sarung tangan untuk membantu Cassidy.
"Menemukan sesuatu Ling ?, aku menyukai nama Cinamu."
"Belum. Aku belum menemukan sesuatu Ryan."
"Sudah berapa lama kau di ruangan ini ?"
"Mungkin sepuluh menit."
"Bukan waktu yang lama."
Cassidy menggeleng.
"Aku menyukaimu di saat kau serius. Karena wajah Asiamu benar benar terlihat. Kau mengingatkan teman kuliahku. Dia bernama Lin Zheng, aku menyukainya."
"Jangan menggodaku."
Ron bersamaku. Dia melihat tubuh korban dengan kaca mata X-ray. Sedangkan aku memeriksa manual.
"Tidak ada sesuatu di tubuh korban Ben." kata Ron.
"Biar kulihat." kataku sambil menyodorkan tanganku.
Aku memasangnya. Memang, tidak ada apa pun.
"Apa kau mau makan siang Bersamaku Cassidy ?, aku selaku ingin makan siang bersama wanita Asia." kata Ryan sambil tersenyum bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cases Of Genocide
Mystery / ThrillerPembunuhan secara besar-besaran terjadi, korban tewas dengan cara yang berbeda-beda. Tidak ada pesan yang tertinggal di lokasi pembunuhan maupun di tubuh korban. Detektif Ben Zeckliff, bersama teman-temannya mencoba menyelidiki siapa otak di balik s...