What a tired day

1.1K 92 1
                                    

Di hari ini, aku benar benar lelah. Kasus ini bena rbenar memeras otak dan tenaga. Rasanya setelah aku pulang dair kantor aku ingin tidur selama satu hari penuh. Itu pun jika aku bisa. Kasus sialan, benar benar sialan. aku akan mencincang cincang pelaku di hadapan keluarganya, di depan orang tuanya dan di depan anaknya, walau dia mempunyai anak yang belum sampai satu tahun, aku akan membunuhnya di depan mereka. Mayatnya akan kuberikan ke kebun binatang. Barang siapa yang menyembuhkan satu orang, dia sama saja menyembuhkan semua manusia di bumi ini. barang siapa yang membunuh satu orang, dia sama saja membunuh semua manusia di bumi ini.

Memang ada saatnya di mana orang normal menjadi seorang psikopat yang sangat kejam di bandingkan psikopat sendiri. Orang itu adalah aku dan Ryan. Walau dia meminta maaf kepada keluarga korban dan meminta ampun ke pada hukum, aku akan membunuhnya di depan keluargnya, di depan keuda orang tuanya, dan anak istirnya. Aku tidak akan menaruh belas kasih ke pada manusia sialan itu. Karena manusia seperti itu tidak pantas di beri belas kasihan. Aku akan melakukan karma, malu di bayar malu, mata di bayar mata, darah di bayar dengan darah, nyawa, di bayar dengan nyawa. Aku berharap pelaku lebih dari satu orang, aku ingin membunuh mereka dengan genosida juga di depan keluarga mereka. Dulu sebelum aku menjadi seorang detektif senior, aku pernah membunuh pelaku pembunuhan di depan keluarganya, aku membunuhnya dengan menggorok lehernya dengan zombie hammer. 

Pukul 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 18.00 sore.

Aku menaruh kepalaku di meja, dari mataku saja terlihat, bahwa aku kelelahan.

"Ben....." 

Tak lama aku mengangkat kepalaku dari meja.

"Ada apa Ryan ?"

 "......Apa yang kau lakukan bersama Ron tadi pukul 13.15 siang tadi sampai pukul 15.15 sore ?"

"Aku melihat hasil foto yang di tangkap oleh Ron."

"Apa kau menemukan sesuatu ?"

"Tidak."

"Sejak kapan kau bangun ?"tanyaku.

"pukul 17.30 tadi."

"Kau merasa puas dengan waktu istirahat yang cukup lama ?"

"Ya, aku rasa begitu."

"Bagaimana dengan Cassidy ?"

"Aku tidak tahu."

"Mari kita ke ruang otopsi."

Aku dan Ryan berjalan ke ruang otopsi bersama Ryan. Aku melihat Cassidy sedang menulis sesuatu sambil melihat satu mayat. Aku masuk ke dalam ruang otopsi. Aku membuka pintu. Cassidy menoleh ke belakang.

Cassidy tidak berkata apa pun. Kami berjalan mendekatinya.

"Apa yang kau lakukan ?" tanya Ryan.

"Menulis identitas korban." jawabnya sambil melihat kertas yang berisi satu nama.

"Dari mana kau tahu itu ?" tanyaku.

Cases Of GenocideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang