Interview

533 44 0
                                    

Aku mencari orang yang penting bagi kantor ini, pertama aku akan mewawancarai security, di saat aku akan masuk gedung ini aku melihat pos security, aku akan ke pos itu. Sedangkan Ryan akan ke control room (ruangan pemantau cctv) dia akan memilih orang yang setidaknya dia lebih lama berada di depan monitor.

Aku sudah berada di depan pos security.

"Permisi, apa kau bisa kut denganku ?" setelah itu aku menunjukan lencanaku.

"Tidak masalah."

"Mari ikut aku kekantin." setelah itu aku berjalan ke kantin.

Di saat aku kembali Ryan juga belum kembali.

Aku duduk di bangku dan security itu juga.

"Senang kau bisa ikut denganku, aku akan mewawancarai, apa kau keberatan ?"

"Ya, tidak apa-apa."

Aku menaruh tipku di tengah meja, lalu mulai mewawancarainya.

"Siapa namammu pak ?"

"Browny."

"Baik pak Browny, aku penyidik senior Ben Zeckliff, aku ingin menanyaimu pertanyaan, apa kau merasa melihat orang yang tidak kau kenali masuk ke dalam kantor ini ?"

"Tidak, aku tidak merasa begitu, karena kami sebagaia keamanan, kami di wajibkan mengenali semua orang, sepereti petugas kebersihan, pengawas cctv pedagang kantin dan lainnya."

"Baik, apa kau tahu bila ruangan yang di gunakan menjadi tempat pembunuhan itu adalah ruangan yang tak terpakai ?"

"Aku mengetahuinya, ruangan itu sudah tidak di pakai kurang lebih dua tahun."

"Kalau boleh aku tahu apa alasan kantor tidak menggunakan ruangan itu lagi ?"

"Aku sendiri kurang mengetahuinya, bahkan orang yang menutup ruangan tersebut kurang bisa menjelaskan kenapa ruangan itu tidak di gunakan lagi."

"Baik, lupakan ruangan itu, apa di pos securitymu di sediakan monitor untuk melihat rekaman cctv ?"

"Ya, kami di sediakan."

"Tetapi kau hanya bisa melihat pintu masuk saja seperti gerbang ?"

"Ya, tepat sekali. Karena kami mempunyai dua pintu masuk, pintu masuk depan dan belakang, walau kami hanya mengawasi dua pintu saja, tetap saja kami terkadang tidak fokus ke pada dua rekaman yang kami perhatikan."

"Kau pasti tidak selamanya kau berada di dalam posmu, apa kau bertemu dengan orang yang tidak kau kenali ?, sebelumnya maaf karena aku mengulangi pertanyaanku."

"Tidak."

"Sial, mengapa bisa begini, dia masuk seperti tidak terlacak, dan melakukan secara tidak terlacak juga ?, apa dia melakukan itu dengan tidak terlacak ?" monologku dalam hati.

"Baiklah, aku rasa ini cukup, terima kasih pak Browny. Ini satu kap kopi untukmu, semoga harimu menyenangkan." kataku sambil memberikan satu kap kopi milikku untuknya.

"Terima kasih detektif, semoga harimu juga menyenangkan." katanya dnegan senyum ramah.

"Sial, mengapa bisa begini ?, aku tidak percaya ini, bagaimana pelaku bisa masuk dengan tidak terlacak, aku yakin pasti ada yang melihat pelaku. Tetapi, nihil." monologku dengan cukup keras.

Tiba-tiba Ryan datang.

"Hey Ben, aku sudah mendapatkan pengawas cctv yang setidaknya dia lebih lama berada di depan monitor."

"Panggilkan mereka."

"Mereka dalam perjalanan."

"Ryan belikanku empat buah burger ukuran besar dan dua kap late."

Cases Of GenocideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang