Alright, lets drunk together guys!

407 28 4
                                    

Aku berada di bar pamanku sore ini, aku tidak berada di gereja. Aku memikirkan kasus sambil memegang sebuah botol Wiski. Ron menenggak sebotol Champaigne dengan santai bersandar di sofa merah marun yang nyaman. Nyaman untuk orang yang sadar maupun tidak sadar. Ryan hampir tertidur di sofa hitam tempatnya, sebelah Ryan adalah Ron, dan sebelah Ron adalah Cassidy, mereka di tempat yang berbeda-beda. Aku berada di tempat di mana orang biasa memesan sebuah minuman. Pamanku sedang melihat peresediaan Anggur di basement barnya. Kami semua diam seribu bahasa. Di bar ini sangat sepi, kami hanya bisa mendegar hembusan suara pendigin ruangan yang menyala.

Pamanku kembali dari basement, dengan wajah yang cukup berseri. Pamanku menatapku beberapa saat. "Ben, mengapa kau mematung seperti kura-kura yang kehilangan habitat asli saja." kata pamanku dengan senyum yang terukir di wajahnya. "Aku memang kura-kura yang kehilangan habitat asliku paman,", pamanku hanya tersenyum sambil menggeleng kepalanya beberapa kali, setelah itu pamanku melihat gelas-gelas yang dia pajang di belakangnya. Mungkin sekedar mengecek, siapa tahu ada yang kurang atau kerusakan kecil kepada gelas.

Aku melihat kebelakang, belakangku adalah Ryan, dia terlelap tidur. Aku mengalihkan pandanganku kepada Ron, dia hanya mematung dengan pandangan kosong, saking mematugnya, Ron tidak berkedip walau untuk satu detik. Aku berpindah ke tempat Cassidy.

"Cassidy apa kau merasa santai ?" kataku sambil duduk di sebelahnya.

"Aku marasa cukup santai. Bagaimana denganmu Ben ?"

Aku menggeleng.

Cassidy menghela nafas.

Lalu aku mendengar suara langkah kaki yang jelas, sepertinya orang itu memesan sesuatu. Aku mendengarnya samar. Sepertinya Vodka. Lalu orang itu berjalan ke tempat Cassidy.

"Cassidy apa yang kau lakukan di sini." kata pria itu yang memesan sebuah Anggur.

"Rega." kata Cassidy pelan lalu berdiri memebelakangiku, lalu berbalik kepadaku. "Ben kenalkan ini adalah suamiku, Antonio Rega." aku bangkit dari dudukku lalu menjabat tangannya. "Ben Zeckliff." kataku. Lalu kami semua duduk bersama.

"Ada apa kau ke bar ini Rega ?"

"Ini bar favoritku."

"Ini bar adalah bar pamanku, memang banyak yang menyukai bar ini." kataku.

"Pamanmu hebat Ben." kata Rega.

Setelah itu Cassidy dan Rega membicarakan masalah tentang mereka berdua, apakah itu tentang hubungan mereka atau lainnya. Aku meninggalkan mereka berdua di tempat. Aku ke tempat pamanku, hanya duduk di depan meja pemesanan. Pamanku sedang membersihkan gelas.

"Paman seharusnya kau membuka sebuah restoran." kataku sambil duduk di depan meja.

"Mengapa begitu ?"

"Karena di saat aku merasa seperti ini aku terkadang suka pergi ke restoran dan makan sebuah menu yang belum pernah ku pesan sebelumnya."

"Apakah kau merasa lebih baik."

"Tidak."

Pamanku menahan tawa.

"Bagaimana bisa begitu bila kua tidak merasa lebih baik ?"

"Aku sendiri tidak tahu paman."

"Itu artinya kau hanya merasa lapar saja, bukan karena kau ingin merasa lebih baik."

Aku hanya menganggkat alis kananku.

"Hey apa ada yang terjadi di sini ?" kata Ryan dengan nada orang yang baru bangun tidur.

"Tidak ada apa-apa Ryan."

"Siapa di yang berada di tempat Cassidy selain dia ?, suaranya seperti pria."

Cases Of GenocideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang