Ron Danielfield 2

476 33 0
                                    

Aku berjalan keluar dari ruanganku. Aku ingin berjalan ke ruang otopsi, Siapa tahu aku menemui teman-temanku dan aku bisa membantu mereka. Dari ruang otopsi aku bisa melihat ketiga temanku yaitu Ben, Cassidy dan Ryan. Aku berjalan cepat ke ruang otopsi dan memasuki ruang otopsi.

"Hey merindukanku ?" Kataku sambil masuk ke dalam ruang otopsi.

"Ron kau datang tepat waktu." kata Cassidy.

"Tepat waktu ?, memangnya ada apa ?, ada yang bisa kubantu ?"

"Cassidy inginkan kau ke kantor tkp Dimana tempat terjadinya pembunuhan baru." kata Ben.

"Baiklah kalau begitu." kataku.

Lalu aku melihat Ryan yang sedang berdiri menyandarkan tubuh bagian bawahnya di laci ruang otopsi.

"Hei bung, mengapa kau memandangiku seperti itu ?, memangnya ada yang salah denganku ?"

"Cassidy hanya memiliki harapan kepadamu, padahal aku berharap Cassidy bisa berharap kepadaku"

Aku hanya tersenyum mendengar pernyataan itu.

"Baiklah kalau begitu aku akan pergi ke tkp, siapa tahu aku menemukan sesuatu, apa itu pesan atau petunjuk"

Setelah itu aku berjalan meninggalkan ruang otopsi dan bergegas ke parkiran.

"pembunuhan genosida terjadi lagi ya ?, Sebenarnya aku mengetahui kejadian itu, karena aku juga ke sana. Kejadian itu di kantor kan ?. Aku juga sudah ke sana, tetapi Mengapa Cassidy menyuruhku Kembali ke tempat itu, Cassidy bilang hanya berharap kepadaku, aku harap aku bisa mendapatkan sesuatu di tempat kejadian." Kataku dalam hati.

Akhirnya aku sampai di kantor dimana tempat pembunuhan terjadi. Aku berjalan masuk ke dalam kantor dan aku menuju ke lift, aku menunggu beberapa menit untuk mendapatkan giliran masuk dan akhirnya aku masuk ke dalam lift. Tempat kejadian di lantai lima puluh tujuh, sepertinya akan memakan waktu yang cukup lama, karena aku pasti akan bergantian dengan orang yang sibuk, mungkin mereka lebih dibuk dibandingkan aku, walaupun aku seorang FBI tapi siapa tahu bahwa pekerja kantoran lebih sibuk daripada aku.

Setelah 30 menit di dalam lift akhirnya aku sampai di ruangan tempat terjadinya pembunuhan, lantai lima puluh tujuh sudah dipasang garis polisi, lantai lima puluh tujuh sangat sepi, sepi sekali layaknya berada di kantor tengah malam. Aku berjalan menembus garis polisi dan aku memasuki ruangan itu.

Ruangan ini sudah bersih, korban sudah tidak ada lagi, yang kulihat hanyalah kursi dan sebuah senjata yang digunakan untuk membunuh. Ruangan ini sudah tidak terpakai, padahal bila kulihat ruangan ini cukup nyaman untuk menjadi ruang meeting atau sejenisnya.

Cassidy berharap kepadaku, apa dia berharap bahwa aku bisa menemukan sesuatu di tempat ini. Sepertinya tempat ini bersih tidak ada pesan atau petunjuk yang tertinggal, sama seperti di sekolah terlantar itu. Kasus ini memang sulit tetapi ini adalah kejadian yang baru. Walau ini kejadian yang baru, namun modusnya tetap sama, pembunuhan dengan jumlah besar.

Aku melihat di ruangan ini ada dua puluh satu kursi, artinya ada dua puluh datu korban. Ya, aku sudah melihat mereka semua, mereka meninggal dengan keadaan yang sangat tragis, senjata diletakkan didepan mereka yang tak jauh jaraknya dan mereka tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali maut datang menjemput mereka.

Ruangan seperti ini rasanya terlalu bagus untuk dijadikan sebuah lokasi pembunuhan. Baiklah aku akan mencoba menemukan sesuatu karena dari tadi aku hanya berdiri saja layaknya tiang listrik.

Aku berjalan ke arah senjata yang berada di depanku, senjata yang berada di depanku adalah sebuah senjata jenis senjata shotgun. Nama senjata itu adalah Mossberg. Senjata ini memiliki kaliber 12 gauge. Sebuah ledakan yang besar dan akan menjadi luka yang serius bila ditaruh dalam jarak yang dekat.

Aku memegang laras senjata, tidak berdebu tampaknya juga bersih tetapi adakah sidik jari yang tertinggal di senjata ini, bila tertinggal aku nanti akan melakukan scan bila hasilnya sudah terlihat, pasti pelakunya akan tertangkap cepat atau lambat.

Aku mengambil senter UV yang ada di saku jasku lalu menyoroti senjata dengan secara perlahan, aku juga memperhatikan seluruh bagian senjata secara saksama walaupun kelihatannya bersih, tetapi bila aku luput dari pandangan itu akan beda lagi. Tidak ada apapun yang tertinggal.

Baiklah pertama aku akan menyoroti semua senjata dengan senter, bila tidak ada yang kutemukan aku akan lanjut melihat kaca, kursi, lantai dan tembok, lalu aku akan melihat seluruh ruangan secara keseluruhan dengan seksama dan perlahan.

Aku menghabiskan waktu 10 menit untuk melihat seluruh senjata, semuanya tampak bersih dan tidak ada debu dan tidak ada sidik jari. sepertinya pelaku menggunakan sarung tangan untuk melakukan ini, tetapi bagaimana untuk bisa membuat senjata ini bersih dari debu. Ahhh, aku tidak mau memikirkan hal yang kecil.

Aku beralih melihat setiap bangku yang berada di ruangan ini. Setiap bangku aku soroti dengan sinar UV, siapa tahu aku bisa mendapatkan sesuatu entah itu sidik jari, petunjuk, ataupun tanda-tanda pelaku.

Bersih, tidak ada apapun di setiap bangku yang kulihat, sudah kulihat semuanya secara keseluruhan, bagian untuk duduk, bersandar, sampai ke bagian kakinya semuanya bersih tidak ada apapun.

Aku akan mengambil kamera yang berada di mobilku siapa tahu aku bisa menemukan sesuatu di ruangan ini, aku akan mengambil gambar setiap senjata, bangku dan ruangan ini.  Disaat aku mengambil gambar, aku akan menggunakan tiga efek, pertama efek normal, kedua efek thermal, dan efek negatif. Walau di tempat sebelumnya menggunakan tiga efek ini aku tidak menemukan apa-apa, tetapi siapa tahu salah satu dari efek itu bisa berguna di tempat kejadian ini.

Ini pastinya akan menjadi perjalanan yang lama, karena aku harus turun dari lantai lima puluh tujuh, lalu aku mengambil kameraku dan kembali lagi ke lantai lima puluh tujuh, aku sedikit malas menggunakan lift tetapi melalui tangga darurat akan membuatku lelah. Apa boleh buat.

Aku hampir 30 menit berada di lift, siang hari di kantor sepertinya sangat sibuk, benar-benar sibuk . Di setiap lantai Aku Bisa menghitung kira-kira sekitar dua puluh orang orang yang bersesakan ingin memasuki lift, tetapi kapasitas lift hanya mampu menampung dua puluh orang saja. Pastinya lift tidak muat bila satu lantai dimasuki dua puluh orang, ya walaupun begitu aku harus menunggu dan bersabar sampai giliranku tiba.

Hampir 1 jam aku berada di lift dan akhirnya aku sampai di tujuan, aku berada di dalam mobilku beristirahat selama beberapa menit. Karena berdiri dalam durasi yang lama itu benar-benar membuatku lelah.

Kamera ada di mobilku  dengan kondisi baterai full, rasanya aku ingin kembali ke kantor, tetapi aku belum menyelesaikan kewajibanku, aku harus kembali lagi ke lantai lima puluh tujuh mengambil gambar dan setelah itu aku akan kembali dan mengatakan apa yang kulihat.

Aku bergegas dari mobil segera masuk ke dalam kantor, aku berjalan dengan cepat menuju masuk ke dalam lift. Aku segera menutup pintu lift dan memencet lantai lima puluh tujuh. Aku beruntung sekali Hanya Ada lima orang saja yang yang masuk ke dalam lift dan tujuan mereka tidak jauh dari lantai yang  kutuju, aku merasa beruntung sekali.

Kembali lagi ke ruang pejagalan, ini benar-benar membuatku lelah, walaupun begitu aku tidak akan mengecewakan mereka, karena untuk mendapatkan kepercayaan sangat sulit, sangat-sangat sulit.

Pertama aku mengambil gambar senjata, setelah itu bangku, dan setelah itu seluruh ruangan secara keseluruhan.

Aku sudah selesai mengambil gambar seluruh ruangan dengan ketiga efek yang digunakan.

Aku harap aku bisa menemukan sesuatu dari foto ini, karena di sekolah terlantar, aku tidak menemukan apapun dari foto yang kuambil, aku harap aku bisa menemukan sesuatu.

Baiklah, kewajibanku sudah selesai saatnya kembali ke kantor. Aku tidak jadi melihat tembok, kaca, dan ruangan secara keseluruhan. Walaupun begitu, setidaknya aku sudah melihat dari poin-poin yang sangat penting.

Cases Of GenocideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang