Aku tertidur di kamar karena aku mengantuk karena ayahku mengajakku bermain sampai fajar datang. Sebenarnya aku, antara ingin bermain dan tidak bermain. Tetapi, ini adalah permintaan ayahku, selagi aku bisa melihat wajahnya, tawanya mengapa tidak.
Ayahku juga tidur di kamarnya, jadi yang terbangun adalah anak-anakku, istriku dan juga ibuku. Mungkin aku tidak seharusnya bermain sampai fajar bersama ayahku. Tetapi apa boleh buat. Seperti yang aku katakan, selagi aku bisa melihat wajahnya, tawanya mengapa tidak.
Anak-anakku sedang sarapan di dapur, ibuku dan Julia masak untuk sarapan mereka.
"Ibu kenapa ayah tidur di waktu pagi ?"
"Ayahmu berjudi dengan kakekmu Arnold."
"Oh Julia jangan kau anggap serius perbuatan mereka berdua, mereka memang begitu. Itu bagaimana cara merayakan pertemuan mereka berdua. Aku mengerti itu. Kau pasti mengerti itu kan Julia ?"
"Aku mengerti putramu bu."
"Ben tidak salah memilih seorang Istri seperti dirimu."
Julia hanya tersenyum.
"Ibu apa itu Judi ?"
"Oh Arnold kau belum cukup umur untuk mengetahui itu." kata Kelsey setelah itu mengecup kening Arnold.
"Boleh kah aku mempelajari itu ?"
"Ya di saat umurmu cukup Arnold." kata Kelsey.
Angel memeras Lemon lalu menenggaknya.
"Oh tidak. Mengapa jeruk ini asam sekali, tetapi aku menyukainya."
Kelsey mengambil gelas Angel setelah Angel meletekkannya. Belum sempat Kelsey menenggaknya, Arnold meminum lemon itu.
"Apa ini ?, asam sekali mengapa kau menyukai minuman asam ini ?" kata Arnold sambil menunjukkan wajah yang keasamman.
Kelsey tertawa. Lalu menggendognya memindahkannya ke pangkuannya.
"Oh Tuhan. Kau sangat lucu sekali Arnold. Itu adalah lemon Arnold. Buah itu sangat tinggi vitamin C. Memang asam."
"Mengapa kau menyukainya ?, ini sangat asam. Aku lebih menyukai sebuah jeruk orange manis. itu lebih lezat dari pada lemon ini. Aku tidak menyukai buah ini."
Kelsey mendengarnya tertawa sambil memeluk Arnold hangat.
"Ibu bolehkah aku meminta satu sosok seperti Arnold lagi ?, aku sangat menyukai makhluk kecil suci polos ini."
"Ya, katakanlah pada ayahmu nak. Lagi juga ibu masih bisa mengandung."
"Oh, aku juga sangat menyukai Arnold. DIa bagaikan malaikat kecil yang menjelma menjadi seorang anak kecil polos yang tampan." kata ibuku sambil mencubit pipi Arnold sangat pelan.
"Aku bukan manusia ?, aku malaikat. Hore aku adalah malaikat."
"Tidak Arnold. Itu hanyalah sebuah ungkapan, itu tidak benar Arnold." kata Kelsey.
Julia mendegarnya tersenyum hangat.
"Hentikan, Kelsey berikan Arnold kepada ibu."
Kelsey memberikan Arnold kepada Julia. Julia menggendongnya dengan penuh kasih sayang. Julia mengecup Arnold dengan penuh perasaan, Arnold pun membalasnya.
"Arnold, ibu sangat menyayangimu, ibu menyanyangimu seperti ibu menyayangi diri ibu sendiri." kata-kata itu di akhiri dengan kecupan manis dari Julia. Arnold pun tersenyum manis. Lalu Julia meletakkan kembali Arnold di tempat di mana ia duduk.
"Ibu, pancake coklatmu sangat lezat, aku sangat menyukai ini." kata Angel, Kelsey pun mengangguk.
Julia memandangi anak-anak dengan senyum lebar di wajahnya. Mata Julia sangat terfokus ke pada momen kecil ini. Julia tidak bisa mengedipkan matanya walau hanya untuk satu second pun. Julia berkaca-kaca melihat ini. Julia membalikkan tubuhnya untuk menghilangkan kaca-kaca yang ada di matanya. Ibuku menghampiri Julia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cases Of Genocide
Mystery / ThrillerPembunuhan secara besar-besaran terjadi, korban tewas dengan cara yang berbeda-beda. Tidak ada pesan yang tertinggal di lokasi pembunuhan maupun di tubuh korban. Detektif Ben Zeckliff, bersama teman-temannya mencoba menyelidiki siapa otak di balik s...