Sudah terhitung 3 hari Lisa belum sadarkan diri. Malam dimana setelah operasi itu Lisa mengalami kejang sehingga Dokter mengatakan kemungkinan Lisa koma. Jennie terus menjaga Lisa tak ingin meninggalkan barang sedetik pun.
"Pagi sayang..." sapa wanita parubaya yang baru masuk keruangan Lisa.
"Pagi Mom.."
"Apa ada perkembangan..?"
Jennie hanya menggeleng lemah sembari menatap Lisa yang tertidur lelap.
"Hummm.. Ini sarapan untuk kamu sayang.. makanlah.." Nyonya manoban memberikan paperbag ke Jennie.
"Oiya Mom.. bagaimana dengan petemuan besar itu.. bukannya Para CEO harus hadir disana..?"
"Daddy sudah menyuruh Jimin untuk menghadiri acara itu.. apa kau akan kesana..?"
"Tidak Mom.. aku ingin menemani Lisa disini."
Nyonya manoban tersenyum. Dia tahu Jennie sangat mencintai Lisa walau pun puntrinya itu telah menyakiti hatinya tapi dia tetap menjaga Lisa dengan baik.
Jennie POV
3 hari ini aku berada dirumah sakit menemani Lisa. Lisa Koma sejak mengalami kejang dan henti jantung malam itu. Itulah yang membuatku tak ingin meninggalkannya. Aku tidak ingin kehilangannya apa pun itu.
Jeongyeon. Jeongyeon ada diapartemenku. Sesekali dia akan datang kesini. Aku sangat merasa bersalah padahnya. Dia mencintaiku tapi aku tidak bisa memaksakan hatiku untuk menerimanya yang nyatanya hati ini masih milik Lisa.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepan. Aku hanya berharap Lisa sadar. Dokter mengatakan 70% kaki Lisa akan Lumpuh tapi siapa yang tahu pengobatan sekarang begitu sangat canggih dan aku juga akan menyarangkan terapi.
"Jennie.."
Aku tersentak dari lamunanku ketikan Mommy memamggilku.
"Kau melamun lagi..?"
"Huh.. T-tidak Mom.. aku tidak melamun"
"Jennie sayang.. Mommy ingin menanyakan sesuatu padamu.."
Aku menatapnya. Kenapa begitu tiba-tiba.
"Nee.. ada apa Mom..?"
Mommy duduk disampingku. Mengusap lembut rambutku.
"Apa kau masih mencintai Lisa..?"
"Kenapa Mom.. aku disini untuk Lisa."
"Tidak.. bukan itu maksud Mommy.. Jika Lisa sadar Nanti dan mengalami lumpuh pada Kakinya apa kau masih mencintainya..? Hubungan kalian sedang tidak baik-baik saja sayang"
Aku tersenyum sendu. Aku tahu Mommy juga khawatir akan keadaan Lisa nanti dan bagaimana dia menerima jika dia Lumpuh.
"Jennie mengerti perasaan Mommy.. Mommy pasti khawatir bagaimana Lisa nanti menerima keadaannya. Tapi Jennie mencintai Lisa Mom.. dan soal masalah kami, Jennie yakin semua akan baik-baik saja." Aku meyakinkannya.
Mommy memelukku. Kupastikan dia menangis.
"Kau gadis yang baik sayang.. Mommy tidak habis fikir jika Lisa menyakiti gadis baik sepertimu"
"Tidak Mom.. Lisa gadis yang baik.. Jennie bersyukur bisa mengenalnya." Ujarku.
Aku terus meyakinkan Mommy Lisa kalau semuanya akan baik-baik saja. Jujur saja sebenarnya aku masih kecewa dengan Lisa tapi ini bukan waktunya untuk menjadi egois. Lisa membutuhkanku dan dia tidak akan berada disini andai saja hari itu aku tidak menyuruhnya pergi.