nana semakin serius menatap homunculus ayah tersebut jelas ingat dengan perkataan lawannya yang memperingatkan akan bahayanya sosok ayah tersebut, dengan de javu nana benar-benar semakin teringat kejadian mengerikan tersebut yang hampir membuat junna dan maya kehilangan nyawa.
dirinya kecil sangat mengamuk dan membantainya hanya tangan kosong dengan pukulan kuatnya namun setelah itu dirinya tidak ingat lagi setelah berhasil membebaskan junna dan maya dalam cengkraman makhluk tersebut.
kala itu....
kekacauan yang tidak terhindarkan dimana dirinya, junna dan maya terpojok karena di kejar makhluk aneh yang terus mengejar mereka bertiga sehingga membuat jauh dari lokasi kedua orang tua mereka .
makhluk tersebut memiliki banyak mata di tubuhnya serta elaksis membuat mereka bertiga saat ketahutan bahkan junna kecil tampak ketakutan dan semakin memegang erat kepada dirinya dan maya kecil tampak mencoba bersikap tenang dan membuat junna juga berada di balakangnya.
mereka yang kecil tampak memang kemampuannya sangat kecil dan baru menguasai beberapa kekuatan juga masih sangat lemah, sehingga mereka benar-benar terpojok bahkan makhluk tersebut berhasil mencengkram maya dan juga junna yang menangis karena takut serta kesakitan, dan dirinya yang kala itu terkena pukulannya membuat dirinya tersungkur di tanah.
melihat peristiwa itu membuat nana sakit dan menakutkan membuat tiba-tiba dirinya merasakan aura kuat di tubuhnya bahkan penglihatannya berubah dan bisa melihat kelemahannya sehingga juga dalam keadaan mengamuk, setelah itu nana tidak mengingat apapun setelah berhasil membebaskan maya dan junna.
''huh sepertinya kau mengingatnya bukan, mata biru''
''kau....kau...'' nana semakin merasakan sesak sakit yang luar biasa
tiba-tiba dirinya terkena anak panah yang mengenai tubuhnya dan ternyata adalah junna yang sembari habis melepaskan anak panahnya ke arah dirinya.
''junna-chan....'' nana
''hnhnhnhhn seberapa kalian saling bertarung''
dengan cepat junna mulai melepaskan anak panahnya dan nana segera menangkisnya dan mencoba meraih junna apapun itu.
''junna-chan aku mohon sadarlah, kau seperti bukan dirimu!''ucap nana yang sembari menangkis serangan anak panahnya
di saat junna tidak melepaskan anak panah......
nana membersihkan darah yang menetes yang menghalangi penglihatannya bahkan dia tidak peduli anak panah yang menancap di tubuhnya serta nana berjalan dengan biasa saja, bahkan hanya memasang wajah biasa saja dan menunjukkan kalau dirinya tidak takut apapun bahkan bisa saja nyawa jadi taruhannya.
''apakah kamu sudah puas, junna-chan''ujar nana
KAMU SEDANG MEMBACA
Aikatsu Super Girls Season 2
Fanfictionini adalah kelanjutan cerita sebelumnya, bagi yang belum tahu silahkan baca season sebelumnya, oke ini akan seru untuk kalian semua.