CHAPTER 146

19 5 3
                                    

di ruangan.......

ayah dan anak ini membicarakan secara pribadi.....

''apa kata ayah?!, junna memiliki tanda terkutuk?''

''iya, tapi ayah rasa tanda itu belum lama tapi jelas junna tersiksa oleh tanda itu''

''ayah?''

''hn?''

''bagaimana mungkin musuh bernama akoga itu lolos dari segel terkuat kita?''

''entah tapi yang jelas dia bebas dan sudah lama dia berkiaran bebas''

''grrrrr terkutuklah, berani sekali dia mengecap tanda itu pada putriku!''

''tenanglah, tapi setidaknya reaksi tanda itu sedikit longgar maka junna juga sedikit tenang''

''apa yang ayah lakukan pada junna tadi?''

''ayah menekan reaksi tanda itu agar tidak sering menganggu sehingga itu membuat menguranginya''

''apa tanda itu tidak bisa hilang?''

''itu belum di ketahui, putraku''

''uh....''

''akoga sepertinya membuat tanda itu untuk mengacaukan junna dan saat ayah melihat junna kesakitan sepertinya itu juga mempengaruhi dari emosionalnya''

''emosional?''

''ya saat junna merasa ada kebencian maka tanda itu bereaksi secara cepat seolah sebagai alaram untuknya''

''itu bearti sebuah gangguan untuknya?''

''benar, entah dia memberikan tanda itu pada junna dan untuk apa dia melakukannya?''

''hm aku khawatir dengan putriku sendiri ayah, aku seperti ayah yang buruk''

''jangan berkata begitu putraku, semua akan baik-baik saja kita juga akan memberikan jalan terbaik apapun itu''

''aku bersumpah ingin menghajar akoga itu''

''tapi saat ini kita hanya sebagian besar di serahkan pada generasi saat ini dan kita hanya turun tangan bila sudah darurat''

''ayah aku ingin sekali menghukm akoga yang telah memberikan tanda itu pada putriku''

''aku juga tidak terima tapi kita bersabar sampai waktunya tiba''


.

.

.

.

.

.

.

.

.

..

di ruangan lain........

nyonya hoshimi masuk ke kamar putrinya yang masih terbaring setelah apa yang terjadi pada putrinya, ia langsung duduk di tempat tidurnya lalu mengelus rambut putrinya dimana ia masih mengenang masa-masa kecilnya yang mencoba mencari perhatian padanya serta suami namun karena sibuk waktu bersama anaknya juga sedikit sehingga ia tahu apa resikonya sebagai penerus keluarga bangsawan yang tekenal dengan sebutan hoshimi, masa kecil putrinya juga dipenuhi pelajaran yang padat sehingga ia tahu junna butuh kasih sayang darinya bahkan harus memberikan perhatian untuknya.

namun semua tidak terpenuhi sehingga putrinya tumbuh sebagai orang pendiam dan hanya fokus pada ilmu yang dia pelajari sehingga ia tidak mempunyai teman, sisi lain dia bersyukur kalau anaknya sekarang memiliki banyak teman bahkan wajah ceria tidak pernah terpancar oleh putrinya yang  selama ini belum pernah ia lihat sebelumnya.

Aikatsu Super Girls Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang