Hati yang Luka🥀

308 57 6
                                    

“Tidak ada yang lebih menyakitkan lagi dibandingkan menyadari bahwa ia berarti segalanya bagimu, namun kau tak berarti apa-apa baginya.”
-Anonim-

🌺🌺🌺🌺🌺🌺
..
..

Happy Reading💚
..

Di sepanjang jalan haico terus saja menatap ke arah jalan . Mendapati orang-orang yang begitu bahagia dengan pasangannya . Bahkan ada beberapa anak muda yang masih diantar oleh orang tuanya ke kampus. Dari kecil hal itu tak pernah haico rasakan . Diantar ke kampus bagaimana rasanya pikir haico mengamati temannya .

"Selamat datang diduniamu haico diandra" lirih haico tersenyum kecut dengan langkah kaki yang gontai.

Haico berjalan memasuki area kampus dengan wajah yang tertunduk . Rambutnya pun dibiarkan terurai , menutupi luka disudut bibirnya . Seperti biasa bisikan disetiap koridor kampus seakan menemani langkah gontai wanita cantik itu .

"Aduhhhh"rintih haico saat seseorang tanpa sengaja menabrak nya
"Maaf nggak sengaja" lelaki itu pun membantu haico berdiri . Tanpa sengaja haico pun refleks mendongakkan kepalanya menatap siapa yang sudah rela menolongnya seperti ini

"Kamu nggak apa-apa" tanya gino
"Ahhh aku nggak apa-apa" haico menunjukkan cengiran khasnya
"Tapi kok muka kamu lebam-lebam gitu" gino mengernyitkan dahinya menatap wajah haico yang luka . Ada apa dengan wanita ini? Pelipis dikasih plaster , kedua sudut bibir yang biru hingga nampak bengkak seperti habis ditampar dengan sangat keras . Ohhh bukan seperti lagi tapi memang habis ditampar .

Haico yang mendapati pertanyaan itu pun sontak menundukkan kepalanya kembali .
"Aku permisi" pamit haico bergegas pergi dari hadapan gino yang menatapnya dengan heran .

Gino yang ditinggalkan haico tanpa jawaban pun semakin heran , hingga punggung yang ditatap pun semakin lama semakin jauh tak terlihat .

"Argghhhh" rintih haico saat tangannya dicekal oleh christ .
"Gue kan udah bilang jangan deket-deket dengan dia lagi" bentak christ menatap haico dengan tajam , yang ditatap hanya bisa menunduk pasrah .
"M-mmmaaffff" cicit haico pelan
"Arghh dasar emang lo nya aja yang kegatelan , dasar jalang" bentak christ

Bugh!

Christ memukul tembok tepat disamping haico membuat haico terperanjat kaget bukan main . Telinganya masih bisa merasakan hembusan angin saat christ memukul tembok disisi kiri haico . Dengan cepat buliran bening itu lagi lagi kembali jatuh tak tertolong .

"Cihhh cumanya bisa nangis" christ pun mencebik kesal , meninggalkan haico yang masih berurai air mata . Memegangi dadanya yang begitu sesak .
"Hiks hiks tuhannn kenapa hiks hiks aku selalu disakiti hiks hiks" rintih haico ditengah tangisnya . Kakinya pun sudah tak mampu lagi untuk menopang tubuhnya , merosot begitu saja terduduk dilantai dengan tangan yang memegangi dadanya . Pemandangan yang begitu menyedihkan , isakan tangisnya pun terasa menyayat hati bagi siapa saja yang mendengarkannya .

Sebelum memasuki kelas haico lebih dulu membasuh wajah nya ditoilet . Luka diwajahnya yang belum sembuh membuat haico meringis menahan perihnya .

"loh nggak apa-apa" tanya wanita disamping haico
"Ahh gue nggak apa-apa" haico membalasnya dengan senyuman dibibirnya .
"Oh iya kenalin gue yasmine" wanita itu mengulurkan tangannya dengan senyum manis yang terulas diwajahnya membuat kedua lesung pipi itu terlihat begitu cantik .
"Gue haico" balas haico menjabat tangan yasmine dengan senyum yang tak kalah manis .
"Yaudah kalo gituh gue duluan yah" pamit yasmine yang mendapat anggukan dari haico .

Selama haico menimbah ilmu disini tak ada satu pun yang mau berteman dengan dirinya , apalagi jika sampai bersentuhan , seakan haico adalah sesuatu yang menjijikan jika disentuh .

Air Mata Haico DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang