Racun 🍂

485 83 71
                                    

."Jika mereka tidak menghargai kehadiranmu, mungkin kamu harus mencoba memberi mereka ketidakhadiranmu."

- Google -
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
..
..
..

Happy Reading💚
..

Ruang tamu mewah itu terlihat ramai . Beberapa pelayan pun sedari tadi sibuk menata makanan dan minuman dimeja kaca berbentuk bundar . Disetiap sisi meja terdapat bangku berukiran klasik .

Haico sendiri sudah duduk disamping keke . Memakai middi drees bewarna lavender dengan lengan pendek . Bagian perut wanita itu sedikit menonjol . Usia kandungan haico saat ini menginjak trimester kedua . Atau kurang lebih empat bulan . Surai gelombang kecoklatan itu diberi jepitan kecil dikanan dan kiri . Mengekspos bebas wajah cantik yang terlihat semakin berisi .

"OhmyGod . Ternyata jauh lebih cantik daripada foto yang beredar" pekik wanita sosialita disisi kiri haico .

"Benar! Kalau seperti ini . Lelaki manapun juga akan tergila-gila . Kalau saja aku lebih dulu mengenalmu . Sudah pasti akan ku jodohkan dengan putra sulungku" timpal wanita lain yang tak ingin melepaskan kacamata hitam besar yang bertengker dihidung bangirnya .

"Setuju! Aku pun akan melakukan demikian"

"Ngomong-ngomong kau kuliah jurusan apa?"

Haico tersenyum tulus mengarah pada wanita yang duduk bersebrangan dengannya "Jurusan kedokteran" jawab haico singkat .

"Astaga ternyata menantumu calon dokter" pekik wanita lainnya .

Keke tersenyum bangga . Dari awal keke pun yakin jika kehadiran haico pasti akan disambut baik oleh teman sosialitanya . Wanita baik dengan hati yang tulus . Tentu saja ibu manapun akan mengidam-idamkan menantu seperti itu . Terlebih usia haico dan rangga yang terpaut jauh .

Terkadang keke merasa aneh . Mengapa haico mau menikahi putra semata wayangnya itu? Wanita belia ini bisa mendapatkan lelaki lain dengan usia yang sebaya dengannya . Atau paling tidak menikmati masa-masa muda . Bukankah masa muda adalah masa merah jambu . Dimana semua hal terasa lebih indah!

"Tapi aku penasaran" ucap wanita berbadan sedikit gempal . Meraih minuman lalu menyesapnya perlahan . Dengan gerakan anggun wanita itu kembali meletakkan gelas diatas meja .

TAK!

"Setahu ku Tuan Atalarik hanya memiliki satu putri . Dan aku kenal betul siapa putri Tuan Atalarik dan Nyonya Maudy! Yang pasti itu bukan kau!" sambungnya lagi memicingkan matanya kearah haico dengan penuh curiga .

"Wait.." ujar wanita itu lagi . Mengusap dagu lancipnya dengan ibu jari seolah mengingat sesuatu .

"Ahh aku ingat" jari telunjuk itu menggantung diudara dengan binar cahaya dimatanya "Kau memang berada dikediaman tuan atalarik . Tapi bukan sebagai anak . Melainkan sebagai pembantu . Bukankah begitu?"

Haico membeku mendengar ucapan wanita yang duduk tak jauh darinya . Hanya berjarak dua wanita disebelah kiri haico . Susah payah haico menelan salivanya . Tiba juga saat yang paling haico takuti? Asal usul nya yang memang belum jelas . Tentang siapa orang tua kandung haico sebenarnya .

Keke yang duduk disamping haico mengalihkan pandangannya pada teman sosialitanya itu . Wanita itu memang terkenal bermulut pedas dan paling suka ikut campur masalah orang lain . Seolah hidupnya sempurna . Tanpa cela ataupun cacat .

Air Mata Haico DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang