Isyarat Tuhan🍃

314 57 2
                                    

"Seharusnya, keluarga adalah tempat perlindungan kita. Seringnya justru keluarga menjadi tempat kita menemukan rasa sakit hati terdalam."
-Google-
..
..
..
🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Happy Reading💚
.
Disebuah rumah sakit "Stay Healthy" terbaring lemah wanita yang masih enggan membuka matanya . Ditemani dengan gino yang setia duduk disamping bangsal tempat tidur haico . Tak sedetik pun pandangan gino terlepas dari wajah haico yang begitu damai . Begitu banyak pertanyaan dikepala gino tentang wanita ini? Apa yang sebenarnya terjadi?

Perlahan mata cantik itu mulai membuka matanya dengan lemah .
"Gue dimana?" gumam haico mengitari pandangan disekitarnya
"Lo dirumah sakit" jawab gino
"Rumah sakit?" beo haico
" Tadi gue temuin lo pingsan digudang belakang kampus" jelas gino .

Potongan demi potongan ingatan itu pun mulai menghampiri ingatan haico hingga tak terasa buliran bening itu kembali terjatuh tak tertahan mengingat kejadian apa yang baru saja haico alami .

"Terimakasih lo udah selamatin gue . Lo pulang aja" pinta haico menatap gino
"T-tapi kan?" belum juga gino menyelesaikan ucapannya haico lebih dulu membuka suaranya kembali
"Gue baik-baik aja , gue lagi pengen sendiri" kekeh haico dengan senyum yang terpaksa terukir diwajah sayunya .

Gino yang sadar jika haico masih butuh waktu sendiri pun perlahan keluar dari ruangan haico . Ada rasa tak rela didalam diri gino meninggalkan haico sendirian . Entahlah , sebelumnya gino tak pernah seperti ini . Sebelum gino benar-benar meninggalkan haico , gino lebih dulu membayar administrasi rumah sakit .

Haico terisak sendirian didalam ruangan nya . Menangisi hidupnya yang begitu menyesakkan . Kenapa haico tak bisa hidup normal seperti teman-temannya yang lain? Andai gino tak menemukannya yang pingsan digudang apakah haico akan mati dengan sendirinya? Jika iya , haico lebih memilih mati dibandingkan diselamatkan oleh gino . Tubuhnya yang remuk , hati yang begitu lelah serta rasa putus asa yang menyeruak didalam diri haico membuat haico tak bisa menghentikan tangisnya . Dinding kokoh yang sudah haico bangun dengan susah payah kini hancur tak tersisa . Meski gino belum mengetahui keadaan haico yang sebenarnya tetap saja haico merasa gagal . Apa yang ada dipikiran gino melihat haico saat itu? Apa setelah ini gino akan menatapnya dengan rasa kasihan? Jujur saja haico sangat membenci tatapan itu .

Kreeeekk!

Suara yang pintu terbuka menampilkan sosok dengan tatapan yang selalu tajam dan dingin menatap haico . Entah apa alasan dari tatapan yang mengerikan seperti itu .

"Pulang" titah atalarik
"Tapi pah , kata dokter aku harus dirawat dirumah sakit selama beberapa hari" tolak haico menatap atalarik dengan memohon
"Gakusah pake alasan , kamu pikir biaya rumah sakit itu gak mahal , kamu mau bikin suami saya ngeluarin uang buat hal yang gak penting seperti itu , hah?" ucap maudy yang menatap haico .

Suami saya?ayolah come on bukankah suami kamu adalah papa saya . Apa tadi , hal yang gak penting? Haico masuk rumah sakit juga bukankah karna ulah biadab dari angela. Lalu kenapa maudy berbicara seakan haico lah pelaku nya sekarang .

"Pulang"titah atalarik lagi yang tak mau dibantah.

Haico hanya menurut pasrah meski remuk ditubuhnya masih begitu nyilu . Perlahan mulai menuruni bangsal tempat tidur nya , menapaki kaki ke dinding yang begitu dingin . Rasa pusing dikepala haico masih begitu terasa . Haico mulai berjalan pelan mengikuti langkah atalarik dan maudy yang cepat , tak ketinggalan dengan angela yang menatap haico seakan menertawakan keadaannya sekarang . Tubuh ringkih haico sesekali terhuyung kesamping untung saja tangan nya sigap bersandar di dinding rumah sakit jika tidak sudah dipastikan haico bakal jatuh dilantai tanpa ada satu pun yang mau menolongnya .

Air Mata Haico DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang