“Kamu terlalu jauh untuk dapat kurengkuh dalam peluk, tapi terlalu dekat untuk kucintai dengan seluruh hatiku.”
– Heraline –
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
..
..Happy Reading💚
..
Langit sudah gelap saat rangga kembali kerumah sakit . Cahaya terang bulan tak cukup menghibur hati rangga yang masih duduk termangu didalam mobil . Ribuan bintang yang bertabur dilangit pun masih belum cukup membuat rangga mendongakkan kepalanya .Hembusan nafas berkali-kali lolos dari mulutnya . Rangga masih belum siap menemui haico . Meski rangga sendiri tau jika haico sudah siuman .
Selepas dari gedung tua rangga lebih dulu pulang kerumah . Membersihkan diri , mengganti pakaian , tak lupa juga mengganti mobilnya . Pacuan jantungnya berdetak tak beraturan . Apa yang akan ia katakan pada haico jika calon anaknya telah pergi tanpa mereka sendiri tau kehadirannya? Atau mungkin hanya dirinya yang tak tau?
Harus berapa lama lagi rangga berdiam diri seperti seorang pengecut?
Helaan nafas kasar menjadi awal langkah rangga yang mulai keluar dari dalam mobil sport berwarna biru navy itu .
Disepanjang lorong rumah sakit . Para perawat maupun orang-orang yang berlalu lalang disekitar rumah sakit tampak menatap rangga penuh kagum . Disituasi apapun lelaki dingin itu selalu menjadi pusat perhatian orang sekitarnya? Karismanya memang tak bisa diragukan lagi .
Hingga langkah kaki itu kembali terhenti tepat didepan pintu ruang rawat haico . Satu hembusan kembali rangga keluarkan .
Kreekk!
Suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi kedua wanita berbeda generasi itu . Rangga berdiri diambang pintu . Raut wajahnya tampak bingung menatap wajah haico yang sudah basah .
"Kamu kenapa sayang?" tanya rangga mendekati haico .
"Anak kita hiks hiks" lirih haico menundukkan kepalanya takut . Haico tak berani menatap netra tajam rangga . Hatinya belum siap melihat raut kecewa rangga padanya .
"Tadi suster nggak sengaja keceplosan masalah calon baby kalian" jelas keke memberitahu rangga .
Sisi rahang rangga mengeras . Tidakkah mereka berpikir dulu sebelum berbicara? Baru siuman sudah diberi kabar buruk . Payah sekali pelayanan disini? Apa teguran dari rendy tak cukup jera bagi mereka? Haruskah ia pun turun tangan meratakan rumah sakit ini?
"Mama pulang dulu yahh , kamu jagain haico . Kabarin mama kalo ada apa-apa" pamit keke . Keke paham hadirnya disini tak terlalu penting . Keduanya butuh ruang untuk berbicara dari hati tentang hal ini . Lagian tubuhnya pun sudah lelah . Butuh istirahat sebelum ia ikut tumbang .
"Mama hati-hati dijalan" pesan rangga yang diangguki cepat oleh keke .
"Sayang udah jangan nangis" bujuk rangga memeluk erat tubuh haico yang gemetar .
"Coba cerita sama aku apa yang ada dihati kamu . Semuanya biar lega" pinta rangga lembut sembari tangannya sibuk mengusap pelan pundak haico .
"Kamu pasti kecewa kan sama aku? Aku udah ceroboh . Aku ibu yang jahat . Bahkan aku nggak tau kalo dia ada" ucap haico saat tangisnya mulai mereda .
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Haico Diandra
Short StoryAku lahir dan besar dirumah yang rusak . Semua itu Konflik yang tak pernah berakhir Dan perang tanpa akhir Kini telah melukaiku . Dihujam , diabaikan dan ditinggalkan Oleh orang- orang yang mereka sebut sebagai keluarga Tindakan itu membentuk aku m...