Hati yang lelah🥀

294 55 4
                                    

“Jatuh cinta ibarat memegang lilin. Awalnya ia menyinari dunia di sekitarmu, lalu mulai meleleh dan melukaimu. Pada akhirnya ia padam dan segalanya terlihat lebih gelap dari sebelumnya. Dan yang tersisa adalah dirimu, yang terbakar.”
- Syed Arshad, If It’s Not Love

🌺🌺🌺🌺🌺🌺
..
..

Happy Reading💚
..
Semenjak satu minggu yang lalu semangat haico semakin menurun . Entahlah , melihat christ yang selalu bermesraan dirumahnya bersama angela membuat hati haico seakan tercabik . Bagaimana bisa christ secepat itu melupakannya?

Huftttt...

Haico membuang nafasnya kasar . Hari ini haico berangkat ke kampus dengan berjalan kaki , uang haico mulai menipis . Obat merah nya pun sudah habis , mau tak mau haico harus berjalan kaki demi membeli obat merah untuk mengobati lukanya .

🎶wajar bila saat ini
Ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam🎶

Haico bersenandung kecil menemani tiap langkah kakinya . Semakin lama terik matahari semakin naik , meski masih pukul 08:30 pagi tapi sinar matahari mampu membuat haico sedikit berkeringat . Hitung-hitung olahraga pagi pikir haico.

"Lo jalan kaki lagi" tanya gino menepikan mobilnya
"Eh iya" haico tersenyum
"Yaudah bareng gue aja" tawar gino
"Ehh nggak usah , tinggal dikit lagi" tolak haico yang tak ingin akan ada gosip aneh lagi tentangnya .
"Dikit lagi?" tanya gino yang mengernyitkan dahinya . Pasalnya perjalanan menuju kampus masih sangat jauh . Jika haico masih melanjutkan berjalan kaki gino tak menjamin jika wanita yang dihadapannya ini bisa memasuki kelasnya tepat waktu .

Haico hanya menatap gino dengan senyum canggungnya .
"Yaudah gue anterin lo sampe depan warung mang ucok , lo boleh lanjut jalan lagi" tawar gino yang mengerti alasan haico menolak tawarannya .
Haico nampak menimbang-nimbang tawaran gino sejenak lalu menganggukkan kepalanya cepat dengan senyum yang selalu menghias wajah cantiknya .

Gino yang melihat tingkah haico pun tersenyum . Entah magnet apa yang ada di diri haico sehingga mampu membuat seorang gino yang dikenal memiliki wajah datar ini tersenyum hangat kepadanya .

Sesuai perjanjian awal gino pun menurunkan haico dekat warung mang ucok , agar tak ada orang-orang yang melihat lalu bermunculan gosip yang berlebihan .
"Makasih gino" haico turun dari mobil gino dengan tersenyum lalu kembali berjalan kaki menuju kampusnya .

Christ yang melihat haico berangkat ke kampus dengan gino pun merasakan aura yang panas ditubuhnya seperti ada sesuatu dibagian tubuhnya yang hangus terbakar . Mencengkam putung rokok ditangannya tanpa rasa sakit seakan sakit ditangannya tak sebanding dengan amarah yang kini christ tahan . Teman-teman christ pun bergidik ngeri melihat tingkah christ yang seakan kerasukan jiwa limbad .

"Woy anjir lo gila yah" teriak nio
Christ tetap tak bergeming . Mata tajam nya masih menatap haico yang berjalan kaki memasuki area kampus . Bahkan cengkraman ditangannya pun semakin erat , asap putih mengepul dari sela-sela jari christ .

"Ehh anak setan" bentak nio menepuk pundak christ dengan keras . Christ pun mengalihkan pandangannya ke nio dengan tajam . Mengisyaratkan jika christ sedang mode tak ingin bercanda saat ini .

"Itu tangan lo keluar asep goblok" tunjuk nio pada tangan christ . Christ pun menatap tangannya , rasa perih itu mulai menghampiri christ . Dengan sigap christ pun membuang putung rokok yang masih menyala dari telapak tangannya . Terlihat dengan jelas luka yang ditimbulkan dari cengkramannya yang erat .

"Lagian lo kenapa sih? Pamali pagi-pagi gini ngelamun . Ntar kesambet lo" gerutu nio mengusap telapak tangan christ menggunakan tissue , dengan bodohnya nio pun menuangkan air es segar sari di telapak tangan christ yang masih kotor terkena abu rokok .

Air Mata Haico DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang