Kesepakatan🍃

360 63 5
                                    

"Rumah bukan lagi tempat yang nyaman , bukan juga tempat pemberi cinta dan kebahagian . Melainkan rumah ialah tempat dimana semua air mata berasal"

-catatan_brokenhome-

🌺🌺🌺🌺🌺🌺
..
..
..


Happy Reading💚
..

"Bagaimana?" tanya atalarik pada seketarisnya
"Kerugian kita terlalu banyak pak , jika tak mendapatkan suntikan dana secepatnya , ehmmm" ujar sang seketaris ragu.
"Lanjutkan saja" pinta atalarik
"Kita akan bangkrut" lanjut seketaris itu .

Atalarik sebenarnya sudah mengira akan hal ini jika dilihat betapa hancurnya perusahaan mereka sekarang . Kerugian yang ditafsir hingga triliunan itu pun tak bisa dipungkiri . Mau tak mau atalarik harus segera mendapatkan suntikan dana jika tak ingin perusahaan milik keluarga nya akan hancur tak tersisa . Mau ditaruh dimana wajah nya? Gagal dalam memimpin perusahaan.

**
Brak!!

Suara pintu terbuka dengan kasar . Haico pun sontak kaget melihat sosok diambang pintu kamarnya tengah menatapnya dengan wajah yang tak pernah bersahabat .

"Sini kamu" tarik atalarik pada lengan haico dengan kasar
"Aw sakit pahh" rintih haico

Seakan tuli , atalarik tetap menarik lengan haico dengan kasar . Menyeret haico , membawa nya ke sebuah ruangan yang begitu gelap dengan alat-alat yang membuat detak jantung haico berpacu dengan cepat .

"Arghhhh" rintih haico saat tubuh ringkihnya itu dilempar kasar ke lantai .

Splash!
Splash!

"Aww sakit pah hiks" rintih haico menahan sakit yang menjalar dikaki nya yang masih terbalut celana jeans panjang .

Splash!
Splash!

Bunyi cambukan itu begitu mengerikan . Beginilah atalarik ketika pikiran nya sedang kacau dan butuh pelampiasan maka ia akan mencari haico . Haico yang diperlakukan seperti itu tanpa tau salahnya pun hanya bisa merintih kesakitan .

"Hiks sakit pahh hiks hiks" lirih haico pelan
"Papa kenapa selalu kek gini? Salah aku apa?" tanya haico ditengah isak tangisnya
"Salah kamu karna kamu adalah anak pembawa sial" celah atalarik menatap haico dingin
"Ku beri tau satu hal" ucap atalarik datar .
"Kamu bukan anak saya" lanjutnya lagi dengan suara pelan namun mampu terdengar oleh haico .

"Enggak papa bohong kan?" tanya haico memegang kaki atalarik memohon untuk menarik ucapan nya . Meski diperlakukan dengan sangat tak manusiawi tak membuat haico menghilangkan rasa sayangnya pada atalarik maupun maudy . Haico yakin suatu saat nanti baik atalatik ataupun maudy akan menerima kehadirannya . Meski haico pun tak tau kapan itu akan terjadi .

Tanpa menjawab pertanyaan haico , atalarik menghempaskan tangan haico ke samping lalu berbalik badan meninggalkan haico yang masih tak percaya akan pengakuannya tadi .

"Papa bohong kan?"
"hiks aku anak papa kan hiks hiks" lirih haico memenuhi ruangan gelap itu .

**

Kreekk!

Atalarik memasuki ruangan bernuansa biru itu dengan langkah pelan . Duduk ditepi ranjang , mengitari seisi ruangan yang membuat hati nya berdenyut sakit . Menatap figura yang terpajang rapi di nakas tempat tidur . Lalu mengambilnya dengan perlahan .

"Lihatlah!"
"Meski sudah ku siksa seperti itu , lelaki brengsek itu tetap tak mau menunjukkan wajahnya"
"Lelaki seperti itukah yang kau cintai hingga mengorbankan hidupmu sendiri?"
"Kau tahu? Setiap kali aku melihat matanya kepala ku rasanya ingin pecah"
"Cihhh memuakkan" gumam atalarik sembari menatap figura seakan sedang mengajaknya berbicara .

Air Mata Haico DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang