" Kadang-kadang, hanya satu orang yang hilang, dan seluruh dunia tampak kosong."
- Alphonse De Lamartine
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
..
..
..Happy Reading💚
..Langit malam ini tak seindah seperti biasanya . Jika kemarin hamparan luas itu dihiasi bulan dan bintang yang bertebaran penuh cahaya . Menemani gagahnya raja malam yang bersinar terang . Meski udara terasa dingin menyegarkan . Sesekali suara burung malam pun terbang membawa harapan .
Namun kali ini . Langit tampak hitam mencekam menyongsong turunnya air hujan . Tak berselang lama jutaan kubik air jernih turun dari langit membasahi permukaan bumi yang sunyi .
Jam sudah mengarah keangka satu lebih lima belas menit dini hari saat kaki rangga memasuki area dalam istananya . Bersamaan dengan suara guntur yang menggelegar . Bahkan sesekali kilatan petir menyambar dengan cahaya yang menakutkan .
Diruang tamu rangga dikejutkan dengan kehadiran keke yang masih duduk santai disofa sembari menonton siaran televisi bergenre drama . Khas ibu-ibu indonesia .
"Mama belum tidur?" rangga merebahkan tubuhnya dipunggung sofa berwarna coklat tua .
Keke menolehkan pandangannya sesaat . Penampilan anaknya ini begitu memprihatinkan "Mama nungguin kamu . Kamu darimana?" tanya keke menatap lekat bola mata anaknya yang sayu .
Rangga mengulas senyum tipis diwajahnya "Mencari haico"
Keke mengalihkan kembali atensinya pada layar lebar didepan nya . Tak tega menatap wajah sang anak yang suram "Kalau saja , kemarin kamu menuruti ucapan mama . Ini semua tentu takkan terjadi"
"Sudahlah ma , aku pamit ke kamar" rangga beranjak dari posisinya . Tubuh liat itu berjalan menaiki anak tangga . Ayunan kaki itu begitu gontai . Seperti tak ada gairah ditiap langkahnya .
Mungkin karena sekarang tak ada lagi yang menyambutnya penuh suka cita . Menghujani wajahnya dengan ciuman bertubi yang berlanjut dengan rengekan manja khas istrinya itu . Apalagi jika bukan bergelayut manja ditubuh rangga .
Sementara keke . Mata tua itu hanya menatap punggung anaknya penuh iba . Ada rasa sedih melihat bagaimana hidup anak semata wayangnya itu . Namun keke sendiri pun tak ada pilihan lain selain diam .
Langkah pelan itu kini telah sampai didepan pintu kamar mereka . Telapak tangan besar itu menggapai handle pintu . Lalu membukanya perlahan .
Perasaan sepi menyeruak dengan tak tau diri . Dapat rangga rasakan nafasnya mulai tercekat . Biasanya , saat tubuh liat itu masuk satu langkah kedalam kamar . Haico akan segera menabrakkan tubuhnya ke dalam dekapan rangga . Namun kini rangga hanya bisa mendekap dinginnya malam yang sunyi .
Setelah selesai dari kamar mandi . Rangga duduk dibibir ranjang . Netra almond itu menyapu segala penjuru ruangan yang temaram .
Bayangan haico seakan berkeliaran disekitarnya . Istrinya itu begitu aktif . Tak bisa jika hanya berdiam pada satu tempat . Wanita itu akan terus bergerak sampai tubuh ringkihnya rangga dekap dengan hangat . Barulah wanita itu akan duduk dengan tenang .
"Aku seperti gumpalan daging yang tak bernyawa" gumam rangga lirih .
Netra almond itu memandang lurus kedepan . Memandangi malam yang semakin larut hingga bosan . Menghitung tiap detik yang bergerak semakin menjauh .
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Haico Diandra
Short StoryAku lahir dan besar dirumah yang rusak . Semua itu Konflik yang tak pernah berakhir Dan perang tanpa akhir Kini telah melukaiku . Dihujam , diabaikan dan ditinggalkan Oleh orang- orang yang mereka sebut sebagai keluarga Tindakan itu membentuk aku m...