Truth 🌿

387 98 44
                                    

"Pada akhirnya kita benar-benar terasing, kamu pergi dengan kekesalanmu, aku berbalik dengan segala penyesalanku."

-Google-
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
..
..
..

Happy Reading💚
..
..
Sudah tiga hari . Keberadaan haico tak kunjung rangga temukan . Seluruh anak buah sudah rangga kerahkan namun nihil menjadi hasil yang membuat lelaki itu murka .

Entah dimana keberadaan haico? Padahal hampir seluruh pelosok negri ini sudah rangga telusuri .

Benda canggih milik haico bahkan tertinggal dilaci nakas tempat tidur . Tak ada yang berkurang disana . Baik pakaian maupun perhiasan . Masih tertata rapi ditempatnya . Membuat rangga semakin kebingungan .

Bagaimana hidup istrinya itu sekarang? Tanpa bekal apapun rangga tak yakin wanita itu bisa hidup layak diluar sana . Apa wanita itu kelaparan atau kehujanan? Memikirkannya saja sudah membuat kepalanya berdenyut pening .

"Haico belum juga ditemukan?" tanya aluna . Sengaja menyambangi kantor rangga . Berdalih ingin mengajak makan siang bersama sembari mendengarkan keluh kesah dari lelaki pujaan hatinya itu .

Rangga menggeleng lemah . Lelaki itu masih fokus dengan layar dihadapannya . Mencoba melacak keberadaan haico dengan kalung pemberian darinya . Sebuah kalung yang didesain dengan alat pelacak didalamnya .

Lelaki itu mengerang kesal . Saat menyadari posisi titik kalung itu ada didalam rumah istananya .

Sementara aluna merasa jengah menatap tingkah rangga .  Mengapa lelaki itu begitu repot mencari orang yang tidak ada? Mengabaikan sosok yang begitu nyata dihadapannya! Jika dilihat dari fisik , aluna merasa dirinya lebih unggul jika harus dibandingkan dengan haico .

"Kenapa kau tak mencari haico dirumah lelaki itu?" tanya aluna .

Rangga menghentikan gerakan tangannya . Netra tajam itu beralih pada sosok sahabat kecil yang tengah duduk santai disofa "Kau tau darimana soal lelaki itu?"

Aluna gelagapan . Wanita berkulit tan itu tak menyadari kalimat yang baru saja ia ucapkan "A-ahh itu aku tak sengaja menemukan foto dimeja kerjamu"

Wanita itu tampak berpikir keras . Karena reaksi rangga yang seakan meminta penjelasan lebih ."Kita makan siang dulu . Kesehatan kamu pun sama pentingnya" bujuk aluna untuk kesekian kalinya .

Rangga kembali menggelengkan kepalanya "Tolong tinggalkan aku sendiri"

"T-tapi---" kalimat aluna terhenti saat menatap bola mata rangga yang menajam . "Baiklah , kau jangan sampai lupa makan" lanjutnya lagi meninggalkan ruangan itu .

Dalam hati aluna mencebik kesal . Ternyata menggapai mimpi tak semudah yang wanita itu pikir .

"Maaf tuan . Diluar ada model yang akan menjadi brand ponsel seri terbaru kita . Ia meminta waktumu sebentar" tukas rendy

"Aku sibuk" sahut rangga cepat .

"T-tapi ia ingin mengajukan beberapa peraturan , tuan" ucap rendy  .

Rangga mengalihkan tatapan tajam itu pada sekretaris pribadinya

Tak!

Air Mata Haico DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang