Part 2

6K 469 2
                                    

Beberapa bulan kemudian.

Rafael menutup rapatnya dengan para Direksi Rumah Sakit Pelita.

Setelah dua jam dia mendengarkan laporan para direksi tentang perkembangan rumah sakit yang dia pegang ini. Rafael diajak untuk keliling setiap bagian Departemen di rumah sakit ini.

Dokter Harry, Direktur RS ini dan beberapa direksi RS mendampingi Rafael dan beberapa anak buah Rafael keliling sambil menjelaskan perkembangan di setiap bagian Departemen.

Rafael memperhatikan dengan seksama apa yang dijelaskan dokter Harry. Sekaligus mengecek sendiri termasuk alat-alat medis yang ada. Begitu juga anak buah Rafael yang memegang catatan di tangannya.

Walau masih banyak pasien di sekitar mereka,tapi mereka tidak mau mengganggu para dokter dan perawat kerja membantu para pasien.

Tiba di bagian Ortopedi,langkah Rafael berhenti. Rombongan pun ikut berhenti.

Dia melihat sosok yang dikenalnya gak sengaja beberapa bulan lalu.

Gadis itu duduk sendiri di ruang tunggu lalu menundukkan kepala sambil meremas rambutnya. Rafael mengenal sosok itu. Sosok yang sangat diharapkan Rafael untuk bertemu lagi.

Langkah Rafael mendekati Momo membuat rombongan menunggu di tempatnya. Dari penampilannya Rafael yakin itu sosok yang di carinya.

"Momo?" Sapa Rafael setelah yakin dirinya tidak salah mengenali orang. Momo mendongak. Senyumnya terbit melihat sosok Rafael di depannya.

"Kak El?" Balas Momo. Ia berdiri berhadapan dengan Rafael. Terlihat mungil disamping Rafael. Walau untuk ukuran cewek Momo dibilang tinggi.

"Kamu ngapain?" Tanya Rafael.

"Lagi nunggu jodoh dokter ganteng,kak." Jawab Momo sambil nyengir.
Rafael melihat Momo heran.

"Hehehhe...becanda..! Ini bawa papa periksa,kak. Tadi tiba-tiba kakinya sakit katanya. Sekarang lagi di Rontgen. Kak El ngapain?"jawab Momo serius. Sadar dia baru kenal pria di depannya. Mungkin pria ini bukan pria yang bisa bercanda seperti sahabat-sahabatnya.

"Oohh...saya lagi kerja.."

"Pak Rafael, apa masih lanjut keliling? Karena jam 3 akan ada meeting lagi di Cakrawala."tanya asisten Rafael.

"Kamu lanjutin keliling! Saya ketemu teman saya dulu" perintah Rafael.

"Ehh kak, gpp lanjut aja kerjanya! Saya gak mau hambat kerjaan Kak El" kata Momo gak enak.

Melihat penampilan Rafael sekarang.  Momo yakin Rafael bukan orang biasa.

Momo semakin minder melihat Rafael berbalut jas,sedang penampilannya berantakan. Belum mandi pula karena tadi bangun kaget lihat papa berbaring kesakitan di kamarnya.

Hanya sempat ganti celana tidurnya dengan jeans lalu menyambar kemeja flanel andalannya dan tas selempangnya,Momo buru-buru membawa papa ke RS.

"Gpp saya temani. Tino,kamu keliling aja sama mereka!" Perintah Rafael.

"Baik pak. Kalau sudah selesai,saya tunggu di lobi" jawab Tino,asisten Rafael. Lalu meninggalkan bosnya dengan temannya. Entah teman dari mana,bosnya bisa kenal cewek serampangan kayak gitu.

"Saya gak enak,kak. Kak El lagi kerja,kan?"

"Gpp...tinggal survey lapangan."

Mereka duduk bersisian. Momo agak menjaga jarak. Takut tercium gak enak karena belum mandi.

"Papa kamu pasien tetap disini?"

"Iya kak. Dari awal perawatan udah disini. Dulu asuransi kantor papa yang bawa kesini. Sekarang mau pindah RS,papa gak mau karena udah cocok dengan dokternya."

MO n ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang