Part 28

3.3K 250 2
                                    

Sudah hampir tiga minggu Rafael di Jakarta atas saran Momo untuk lebih mengenal Arsen.

Tante Grace dan Arsen masih tinggal di apartemennya. Arsen mulai terbiasa dengan kehadiran Rafael. Tapi belum diberitahu kalau Rafael adalah papanya.

Rafael bingung bagaimana harus mulai bicara. Rafael mau Arsen nyaman dulu dengan kehadirannya.

Hampir setiap hari Rafael mengajak Arsen pergi. Main di mall, ke taman safari dan tempat lainnya kemana Arsen mau pergi.

Kadang kalo Rafael harus ke kantor pun Arsen ikut lalu setelah kerjaannya bisa di tinggal,Rafael pergi dengan Arsen.

Kadang Tante Grace ikut,kadang juga tidak.

Rafael juga sebisa mungkin meluangkan waktu untuk makan bersama Arsen dan Tante Grace sehingga mereka bisa banyak ngobrol.

Seperti makan malam kali ini, Arsen bercerita punya teman baru namanya Satria. Mereka kenalan di taman bawah.

Hari ini kebetulan Rafael tidak bisa membawa Arsen karena harus meeting di beberapa tempat.

"Dia baik uncle. Dia bagi Arsen makanan. Dia bilang oleh-oleh dari daddy-nya." Cerita Arsen.

"Ooh ya?? Nanti kalo uncle pergi keluar kota,uncle beliin kamu makanan juga buat kamu bagiin ke Satria."

"Uncle,boleh nggak kalo nanti Arsen bagiin makanan,Arsen bilang itu dari Daddynya Arsen?" Tanya Arsen.

Rafael terdiam. Melirik Tante Grace. Mungkin ini saatnya bicara dengan Arsen.

"Satria taunya uncle itu Daddy nya Arsen. Satria pernah lihat Arsen sama uncle waktu renang di bawah. Satria tanya mommy nya Arsen dimana,Arsen bilang udah meninggal." Cerita Arsen.

Rafael mendekat ke Arsen. Berjongkok di depannya.

"Arsen, kalo uncle bilang,uncle ini Daddynya Arsen,apa Arsen percaya?" Tanya Rafael pelan-pelan.

Arsen mengangguk.

"Kok Arsen percaya? Arsen kan baru kenal uncle? Nanti kalo ada uncle lain yang bilang Daddynya Arsen juga,gimana?"

"Uncle mirip fotonya Daddy Arsen. Tunggu Arsen ambil!"

Arsen lari ke kamarnya. Lalu keluar membawa foto lama Rafael dan Kalya. Foto satu-satunya yang ada. Rafael dulu paling gak suka foto dengan pasangan. Itu hanya Kalya yang punya. Beruntung ada foto itu.

"Iya sayang itu foto uncle." Aku Rafael.

"Mommy selalu bilang Daddynya Arsen lagi cari duit buat Arsen sekolah." Cerita Arsen.

Rafael terharu. Kalya tidak menceritakan hal buruk tentang dirinya ke Arsen. Dari kecil Kalya sudah cerita ke Arsen soal dirinya sebagai Daddy Arsen.

"Kalo uncle minta Arsen panggil uncle papa, Arsen mau nggak?" Tanya Rafael cemas.

"Papa? Bukan Daddy?"

"Arsen sukanya panggil apa?"

"Papa? Mmhh..Arsen boleh panggil papa?"tanya Arsen ragu.

Rafael mengangguk. Berusaha menahan air matanya. Ia tidak boleh nangis.

"Papa..." Panggil Arsen.

Rafael langsung membawa Arsen ke pelukannya. Diciuminya berkali-kali puncak kepala Arsen. Tante Grace udah menangis tanpa suara di tempatnya.

"Arsen...anak papa.." bisik Rafael.

"Oma...ini papa Arsen,kan?" Tanya Arsen seolah gak percaya bisa di peluk papanya. Sosok yang selama ini hanya Arsen tau dari fotonya.

MO n ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang