Part 21

3.4K 268 2
                                    

Sabtu pagi Rafael menjemput Momo dirumahnya. Rencana mereka mau ke rumah Rafael lagi.

Semalam Rafael berhasil membujuk Momo lagi yang sempat berubah pikiran lagi.

Rafael sudah bicara sama mamanya waktu jemput mama dan papanya di bandara.

Mama akan coba terima Momo. Rafael sudah mencoba merayu mama dengan sedikit mengancam.

"Kalo mama gak setuju gpp. Tapi jangan berharap El nikah,ya?! Gini aja El sama Momo udah bahagia. Pacaran aja terus gpp,kok."

"Dikasih apa sih kamu sama dia sampai kamu begini,El?" Dengus mama.

"Gak dikasih apa-apa,ma. Momo tuh anaknya lucu,pintar,cuek dan gak macam-macam. El pacaran sama dia awet muda,ma. Memang dia gak kayak perempuan lain yang suka dandan,suka belanja,bahkan dia nggak bisa masak. Gak ada aura perempuannya. Tapi itu karena memang sejak lahir dia gak pernah kenal ibunya. Dia cuma punya seorang papa." Cerita Rafael.

Rafael menceritakan seluruh cerita Momo kenapa Momo gak bisa masak. Kenapa Momo hobinya seperti laki-laki dan kesukaannya pun seperti laki-laki.

"Terus nanti gimana kalo kamu berumah tangga dia nggak bisa ngerawat kamu, ngerawat anak-anak kamu? Mau dikasih makan apa kamu sama anak-anak kamu?"

"Ada ART kan,ma? Ya kalo bosan tinggal kerumah mama numpang makan." Jawab Rafael sedikit mencairkan suasana.

"Kamu beneran cinta sama dia,El? Kamu yakin mau habisin hidup kamu sama dia? Kalo ternyata dia cuma suka harta kamu,gimana?"

"Iya ma. El jatuh cinta sama Momo. Momo itu apa adanya ma. Gak ada kepura-puraan di hidupnya. Dia suka dia bilang suka. Dia gak suka,dia pun bilang gak suka. Dia punya dia bilang punya. Dia gak punya dia bilang gak punya."

"Mmh..bawa dia kerumah lagi! Biar mama lebih kenal dia lagi."

"Beneran,ma?! Tapi jangan di galakin,ma! Dia ngambek El yang repot,ma. Minta dia buat bertahan di samping El itu susah ma. Susah buat yakinin dia bertahan di sisi El,ma."

"Cari aja yang lain,susah banget! Kamu kan punya segalanya! Nggak perlu lah kayak ngemis-ngemis ke dia!"

"Segalanya gak berarti kalo gak ada Momo,ma."

"Cewek itu bagai langit dan bumi sama mantan terakhir kamu Kalya. Mama lebih suka kamu dapat cewek seperti Kalya. Anggun,cantik,keibuan, dewasa,gak banyak tingkah, jago masak lagi."

"Mungkin itulah yang buat El gak pengen nikah sama Kalya,ma. Karena kalo El dulu punya cinta sebesar ini ke Kalya,El pasti akan perjuangin sampai dia jadi milik El."

"Mmhh...entah apa yang udah cewek ini lakuin ke kamu,El. Sampai kamu segini ngebetnya sama dia." Desah mama.

"Sudahlah,ma. Kita harus percaya sama El. Dia pasti tau yang terbaik untuk dia." Kata Papa setelah dari tadi hanya menjadi pendengar perdebatan istri dan anaknya.

****

Rafael memarkir mobilnya di lobby rumah orang tuanya. Membukakan pintu untuk Momo yang sejak tadi nggak mengeluarkan suara sepanjang perjalanan.

Beberapa kali Rafael memancingnya bicara,Momo hanya menjawab dengan gumam an.

Rafael tau Momonya takut dan nggak nyaman ketemu mamanya untuk makan malam bersama.

"Ayo turun,Mo!"

Momo menatap uluran tangan Rafael. Momo menarik nafas panjang lalu menyambut uluran tangan itu.

Momo mengikuti Rafael masuk ke rumah orangtua Rafael. ART menyambut Rafael dan kekasihnya.

"Duduk dulu,Mo! Aku panggil mereka dulu." Kata Rafael.

MO n ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang