Part 11

3.6K 296 0
                                    

Hari untuk ketemu mama Rafael tiba.  Momo sempat bingung harus pakai baju apa. Rafael bilang pakai saja senyaman Momo.

Dan ya,Momo saat ini sedang berkaca di depan cermin.
Celana jeans dan kemeja kotak-kotak biru menjadi pilihannya.

Papa mengetuk pintu kamar Momo.
"Mo,Rafael udah datang,tuh!" Panggil papa.

Papa sudah bertemu Rafael waktu papa pulang dari Surabaya. Kebetulan ada Rafael dan Kiki.

Papa langsung menyukai Rafael waktu pertama ketemu. Karena Rafael adalah pemuda yang sopan.

Papa sempat bertanya ke Momo dan Momo menceritakan semua ke papa. Ditambah cerita para sahabatnya yang juga menilai Rafael sebagai pria yang baik dan sayang sama Momo.

"Iya pa. Momo udah siap." Sahut Momo.

Saat Momo keluar kamar,papa sedang ngobrol sama Rafael di sofa.

"Momo jalan ya,pa?!" Pamit Momo.

"Iya. Hati-hati."

"Gimana penampilan Momo,kak?" Tanya Momo saat di mobil.

"Selalu cantik buat aku."

"Kalo menurut mama Kak El gimana?"

"Ya nggak tau. Tapi kan aku udah bilang, senyaman kamu aja. Aku akan pelan-pelan bicara sama mama nanti kalau ada penilaian mama yang salah."

"Aku deg-degan,kak."

"Ada aku,Mo." Hibur Rafael sambil menggenggam tangan Momo. Meyakinkan Momo semua baik-baik saja.

Sepanjang jalan ke rumah Rafael,Rafael nggak melepas genggaman nya dari tangan Momo.
Rafael tau Momo gugup.

Sampai depan rumah Rafael,Momo tambah gugup. Rumah orang tua Rafael besar sekali. Seperti istana. Momo takjub melihatnya.

"Kak...bisa gak kapan-kapan aja kenalannya?" Tanya Momo.

"Gak usah gugup,Mo! Aku selalu temani kamu."

Mereka turun di lobby rumah orang tua Rafael. Ada ART menyambut mereka.

Rafael membawa Momo duduk di ruang tamu,sementara ART memanggil orang tua Rafael.

Rafael mengusap punggung Momo untuk menenangkannya.

Begitu orang tua Rafael keluar,jantung Momo berdegup kencang. Benar saja. Mama Rafael melihatnya dari atas sampai bawah. Termasuk melihat anaknya yang menggenggam tangan Momo.

Pertanyaan-pertanyaan standart diajukan mama Rafael. Momo menjawab apa adanya.

"Kamu masih muda,kenapa mau dengan Rafael yang sudah berumur? Usia kalian berbeda lumayan jauh."

"Rafael yang mengejarnya,ma." Jawab Rafael.

"Mama tanya ke dia. Bukan ke kamu."

"Saya nggak lihat umurnya,Tante. Saya melihat kebaikannya Kak El." Jawab Momo.

"Cowok kan memang begitu. Baik kalo ada maunya. Dia lagi ngejar kamu,pasti yang dilihat hanya kebaikannya aja."

"Tapi anak Tante memang lelaki yang baik,sopan dan perhatian. Perempuan manapun pasti akan luluh,Tan."

"Bukan karena apa yang dimiliki Rafael?"

"Kalo boleh saya milih,saya mau Kak El jadi pria biasa aja,Tan. Dengan apa yang dimiliki Kak El, nggak semuanya menyenangkan buat saya. Terutama waktu Kak El." Jawab Momo tegas tapi lembut. Rafael dan Momo saling menatap.

Rafael menilai keberanian Momo. Padahal sampai sebelum ketemu mamanya tadi Momo masih gugup. Dari tangannya Rafael tau Momo ketakutan.

Tapi kini yang di hadapannya adalah Momo yang berani. Berani menjawab mamanya.

MO n ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang