Sehabis sarapan,Rafael mengajak Momo ke site renovasi hotel.
Ada beberapa pria berjas menyambut mereka. Terlihat sekali mereka tunduk pada Rafael.
Saat Rafael bilang mau lihat mesin yang di beli,salah satu dari mereka pucat.
Momo melihat mesin yang sudah terpasang.
Setelah melihat nya,Rafael mengajak Momo keliling hotel sambil bicara. Hanya bertiga dengan Tino. Pria berjas yang tadi mengantar mereka sudah meninggalkan mereka.
"Gimana menurut kamu,Mo?" Tanya Rafael.
"Kakak yakin itu baru mereka ganti?
Itu model lama,kak. Yang gitu udah gak keluar lagi harusnya. Momo curiga itu barang seken yang di servis ulang. Harganya gak segitu. Cuma 1-2 tahun juga pasti rusak lagi." Jawab Momo."Brengsek!"maki Rafael.
"Tapi coba tanya dulu,kak. Kali aja yang baru belum di pasang."
"Tino,coba kamu selidiki dengan benar. Kemungkinan yang Momo bilang juga benar."
"Ini hotel masih bagus kenapa di renovasi, kak?" Tanya Momo.
"Ini hotel lama. Perlu banyak perbaikan."jawab Rafael.
"Berapa nginap disini semalam,kak?"
"Kamu mau nginap sini?"
"Nggak...nggak cuma tanya. Momo lihat fasilitasnya cukup lengkap. Pasti mahal. View nya juga bagus."
"Ya tapi karena persaingan hotel-hotel di sekitar sini,hotel ini kurang diminati. Mungkin karena hotel lama. Disekitar sini banyak hotel-hotel dengan bangunan baru."
"Menurut Momo karena bangunan lama jadi lebih unik,kak. Unsur Heritage nya masih bisa menarik orang."
"Apa yang menarik menurut kamu?" Tanya Rafael. Dia butuh pandangan Momo sebagai orang awam.
"Bangunan ini unik,kak. Mungkin yang perlu diperbaiki adalah isinya. Unsur heritage nya jangan sampai hilang. Bangunan kuno tapi isi boleh sama dengan hotel bintang lima lainnya. Pasti banyak yang tertarik."
"Mau coba nginap sini semalam?" Tanya Rafael.
"Ngapain?"
"Biar kamu bisa lihat semuanya dan kasih penilaian."
"Nggak ah...Momo kan hanya bicara sebagai orang awam. Itu kan menurut Momo. Belum tentu orang lain punya penilaian yang sama. Momo jarang kak nginap di hotel. Gak punya perbandingan."
"Ya kamu bisa nilai sebagai tamu. Gimana hotel ini."
"Nggak perlu,kak. Orang-orang yang mengurus hotel ini pasti tau apa yang dibutuhkan dan disukai tamu. Gak bisa hanya karena pandangan Momo aja."
Rafael memikirkan ucapan Momo. Gadisnya ini ternyata pintar cara pikirnya.
"Tino, kamu cari 100 orang karyawan kita untuk nginap disini. Lalu tanya pendapat mereka. Ambil beberapa orang dari beberapa tempat." Perintah Rafael.
"Baik pak."
"Sekarang kita ke kantor." Kata Rafael.
***
Kantor Rafael disini gak sebesar kantornya di Jakarta,tapi sama mewahnya.Momo menunggu Rafael meeting dengan karyawannya didalam ruangannya.
Momo mau tunggu diluar,tapi Rafael melarangnya.
Momo asyik browsing di meja kerja Rafael. Momo browsing tempat wisata di Malaysia.
Saking asyiknya, Momo gak sadar Rafael sudah berada di sisinya. Rafael melihat apa yang dilihat Momo. Karena sejak tadi mata Momo gak lepas dari layar laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MO n EL
Lãng mạnMonique Caramelia alias Momo gadis tomboy 21 tahun, yang hobinya utak atik mesin bertemu dengan Rafael Arsen Romero 32 tahun, pimpinan perusahaan investasi Romero Group. Pertemuan mereka nggak sengaja saat mobil yang dikendarai Rafael bocor bannya...