Part 3

5.3K 450 0
                                    

Dua Minggu sudah sejak terakhir Rafael mengantar Momo ke RS waktu itu.

Rafael harus berangkat ke Canada untuk mengurus kerjaannya. Rafael sempat pamit pada Momo lewat telpon.

Momo agak aneh waktu Rafael pamit lewat telpon. Ngapain juga pamit? Kan mereka baru kenal. Baru juga dua kali ketemu.

Momo kembali sibuk dengan bengkelnya saat papa keluar RS setelah lima hari di rawat.

Agak merasa aneh dia gak keluar biaya RS. Semua pembayarannya ditanggung asuransi papanya kata bagian admistrasinya.

Momo gak mau berpikir macam-macam. Anggap aja rejeki.

"Mo...ngikut makan gak lo?" Tanya Kiki yang sudah disebelahnya.

"Ngikut lahh..." Jawab Momo sambil berdiri. Kiki merangkulnya untuk mengikuti Danu,Pras,dan Abdi.

Mereka makan di warung dekat bengkel mereka.

Bengkel mereka itu bukan bengkel biasa. Mereka menangani modifikasi motor-motor antik. Walau tergolong baru, tapi pelanggan mereka klub pecinta motor antik. Mereka mengurus dari mesin sampai body motor.

Bengkel mereka juga ada showroom-nya. Ada beberapa motor yang sudah mereka modifikasi untuk di jual. Omset mereka dalam 3tahun ini sudah lumayan.

Tempatnya di halaman rumah Abdi.
Momo,Kiki dan Abdi bersahabat sudah dari SD. Mereka sekolah disekolah yang sama sampai SMK. Kalo Kiki sih dari kecil udah sering main sama Momo. Mereka tetanggaan.

Sampai saat ini Momo punya sahabat 6 orang. Semua cowok. Kiki,Abdi,Danu, Pras, Tama dan Arya. Mereka sekolah di SMK yang sama dan sekelas dari kelas 10. Minat mereka sama suka otomotif.

Di anak mesin kelas mereka ceweknya ya cuma Momo. Jadi Momo yang paling di lindungi di sayang di kelas mereka. Tapi ya paling dekat 6 orang itu. Mereka suka main di rumah Momo. Hiking bareng papa Momo.

Persahabatan mereka layaknya persaudaraan. Abdi,Pras dan Arya kuliah di kampus yang sama. Kiky, Tama,dan Danu juga kuliah. Hanya Momo yang berhenti sampai SMK karena kendala biaya.

Walau gak kuliah,Momo banyak belajar dari sahabat-sahabatnya itu. Kadang malah praktek nya Momo lebih mahir.

Momo gak malu pinjam buku kuliah mereka untuk belajar. Orang tua Abdi awalnya mau membantu kuliahin Momo,tapi Momo menolak.

Abdi itu lumayan berada orang tua nya. Mereka sudah mengenal Momo dari SD,udah kayak anak perempuan mereka. Tapi tetap Momo gak enak kalo sampe di biayai kuliahnya.

"Mo, besok temenin gw,yuk! Gw mau nyari kemeja buat nikahan kakaknya Bulan." Ajak Arya. Bulan adalah pacar Arya.

"Kenapa gak ngajak Bulan?"

"Sibuk dia bantuin persiapan nikahan kakaknya"

"Mau nyari dimana?"

"Di Plasa Senayan aja."

"Traktir gw,yak?"

"Iyalaah...masa gw ngajak Lo nggak gw ajak makan?"

"Gw ngikut dong!" Kata Tama.

"Gw juga..." Kata Kiki.

"Emang Lo gak pada kuliah? Kalo ngikut semua siapa jaga bengkel?" Tanya Arya.

"Ya asal pulang bawain makanan ya...?!" Pinta Kiki.

"Makan Mulu otak Lo!" Celetuk Arya menoyor kepala Kiki.

"Ntar kawinan kakaknya Bulan Lo dandan yang cakep,Mo! Kali aja ketemu eksmud-eksmud jomblo disana" kata Abdi.

"Iya Mo. Bedakan sekali-kali! Jangan bedakan pake oli Mulu" sahut Pras.

MO n ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang