Papa sudah dipindahkan ke kamar rawat inap. Kiki sudah lebih dulu pulang ke Jakarta karena Rafael bilang bisa menemani Momo.
Rafael bekerja dari rumah sakit sambil menemani Momo. Jika ada rapat penting, Rafael akan kembali ke hotel untuk online meeting.
Interaksi Momo dan Rafael diperhatikan oleh papa. Rafael terlihat sangat menyayangi Momo. Begitu juga dengan Momo. Perhatian antar mereka,sikap kekanakan dan manja Rafael pada Momo membuat papa tersenyum sendiri.
Walau Rafael sering kerja di kamar rawat papa,tapi Rafael gak lepas memperhatikan Momo. Itu penilaian papa terhadap Rafael.
"Pa,Momo ke minimarket depan dulu,ya?! Ada yang mau Momo beli."
"Aku temani?" Tanya Rafael yang masih berkutat dengan laptopnya.
"Gak usah! Kak El lanjut kerja aja! Momo cuma sebentar."
"Udah gpp Momo sendiri,El! Berani dia sih kalo cuma kedepan aja. Biar ga manja. Om lihat kamu terlalu manjain Momo" sindir papa.
Momo cemberut ke papanya. Papanya hanya terkekeh.
Momo pergi sendiri ke minimarket.
Sementara dikamar papa, papa meminta Rafael mendekat.
"Om mau bicara bisa,El? Kamu masih ada kerjaan?" Tanya papa.
"Nggak,om."jawab Rafael. Ia menarik kursi duduk disamping ranjang papa Momo.
"El tau apa yang mau om bicarain. Kiki udah cerita,om." Kata Rafael sebelum papa membuka pembicaraan.
"Mmhh...kamu beneran serius sama Momo,El?"
"El gak pernah seserius ini sama perempuan,om. Cuma memang keadaan Om buat El kaget. El serius sama Momo,tapi Momo belum sepenuhnya terima El,om. Jujur aja, kami ada kendala dari mama. Kami butuh waktu buat ambil hati mama."
"Om khawatir waktu om gak banyak,El. Sebelum terjadi sesuatu sama om, om berharap Momo menikah,El. Om mau Momo ada yang jaga saat om gak ada nanti."
"Om pasti sembuh om. El bisa bawa om berobat keluar negeri kalo om mau."
"Sama aja,El. Di dalam atau luar negeri sama aja. Lagian om gak mau keluarga kamu makin gak suka sama Momo kalo belum apa-apa kamu udah bawa om berobat keluar negeri."
"Biar El yang urus semua om. Gak perlu om minta Kiki atau Abdi buat nikahin Momo buat bisa jagain Momo."
"Hah? Kiki atau Abdi? Nikah sama Momo?"tanya Om Ricko heran.
"Kiki yang bilang om mau minta salah satu dari mereka nikahin Momo?"
Om Ricko tertawa geli melihat Kiki berhasil membohongi Rafael.
"Brengsek! Coba main-main dia sama gw" batin Rafael kesal.
"Udah,El! Lagian kamu juga percaya aja! Mau jadi apa rumah tangga Momo kalo nikah sama Kiki? Bisa-bisa tiap hari KDRT. Kalo Abdi masih mungkin. Momo agak takut sama Abdi. Tapi nggak lah...om gak mau Momo gak bahagia." Kata Om Ricko masih terkekeh.
"Tapi, kalo kamu emang serius sama Momo,segera selesaikan urusan mama kamu! Om gak mau kejadian om sama mamanya Momo terulang ke kalian. Mungkin Momo gak pernah terbuka soal keluarga besar kami. Momo dari kecil cuma tau cerita,tapi belum pernah ketemu keluarga om atau Tante."
"Om nikah sama mamanya Momo gak dapat restu dari keluarga. Kami berbeda keyakinan. Mamanya Momo itu orang Bali asli. Dari keluarga sederhana. Keluarga om bisa dibilang keluarga berada. Kalo kamu tau keluarga Bagaskara, itu keluarga om."
"Bagaskara...yang punya Bagaskara Tech om?" Tanya Rafael. Om Ricko mengangguk.
"Ya...Bagaskara Tech sekarang dipegang adik om. Tapi dengan memilih menikahi mamanya Momo,om lepas itu semua. Orang tua om gak setuju om nikah sama mama Momo yang dari keluarga biasa. Sebagai penerus utama Bagaskara,mereka mencarikan om jodoh yang tepat buat mereka. Om menolak. Pilihannya keluar dari rumah atau nikah dengan mama Momo. Om memilih mama Momo. Cinta om ke mamanya sangat besar. Cuma dia yang bisa buat Om jadi diri sendiri. Om lihat diri om di kamu El. Cara kamu perlakukan Momo sama seperti Om ke mamanya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MO n EL
RomanceMonique Caramelia alias Momo gadis tomboy 21 tahun, yang hobinya utak atik mesin bertemu dengan Rafael Arsen Romero 32 tahun, pimpinan perusahaan investasi Romero Group. Pertemuan mereka nggak sengaja saat mobil yang dikendarai Rafael bocor bannya...