Part 24

3.4K 261 2
                                    

Selama di Singapore,Momo ditemani orang tua Rafael menjaga papanya. Rafael lagi terbang ke Canada urusan kerjaan. Tino tetap tinggal di Singapore untuk mambantu Momo dan orang tuanya urusan rumah sakit.

Kondisi papa Momo sudah jauh lebih baik. Begitu sadar,papa Momo langsung menjalani pengobatan. Entah pengobatan apa Momo kurang paham. Yang pasti kondisi papa jauh lebih baik setelah 2 Minggu menjalani pengobatan disana.

Papa Rafael bilang pengobatannya harus intensif jadi papa belum bisa pulang. Momo percaya saja karena dilihat memang pengobatan itu bagus.

Sudah seminggu Momo belum ketemu Rafael. Hanya telpon yang nggak berhenti dari Rafael. Selalu menanyakan kabarnya dan juga perkembangan papanya.

Selama 2 Minggu lebih disini bareng orang tua Rafael,Momo gak canggung lagi. Kadang lupa,kalau kedua orang tua itu adalah orang tua Rafael yang dulu disegani Momo.

Pulang dari RS kadang mereka duduk santai bertiga sambil nonton film.

Rumah sakit disini gak mengijinkan keluarga pasien menunggu di kamar rawat inap. Jadi Momo gak bisa nginap jaga papa di RS. Jam besuk habis, kamar sudah harus kosong. Pasien disuruh istirahat.

Momo sedang santai di kamar sambil video call dengan para sahabatnya. Momo cerita perkembangan papanya. Dan mereka cerita perkembangan bengkelnya. Setelah itu cela-celaan lah yang terjadi. Membuat tawa Momo sampai terdengar keluar. 

Saking asyiknya ngobrol,Momo kaget Rafael sudah ada dibelakangnya. Itu juga karena para sahabatnya menyapa Rafael.

Momo menoleh dan langsung loncat memeluk Rafael. Telpon mereka masih terhubung membuat sahabat nya meledek Momo.

"Udah dulu,ya?! Mau pacaran gw." Pamit Momo memutuskan hubungan telpon.

Rafael duduk di ranjang Momo tanpa lepas menatap Momo. Momo memeluk lengan Rafael. Kangen.

"Kok gak bilang mau balik?"

"Ngapain bilang? Kan biar tau pacarnya lagi apa kalo gak ada aku." Goda Rafael mengecup puncak kepala Momo.

"Ya nggak ngapa-ngapain lah! Mau ngapain lagi? Gak lihat itu satpam didepan? Mau belanja ke bawah aja udah ditanya mau kemana "keluh Momo.

Satpam maksudnya orang tua Rafael dan Tino. Rafael terkekeh.

"Emang mau kemana? Nanti nyasar pergi sendiri."

"Makanya,mau kemana lagi? Mau ngapain lagi? Pulang rumah sakit ya langsung pulang. Ini bentar lagi juga papa Kak El ngajak main catur."

"Kasihan pacar gw. Gak ada temen jalan." Ledek Rafael. Momo manyun diledek Rafael.

"Kencan yuk!" Ajak Rafael.

"Dih kencan! Bahasa Lo jadul amat,kak!" Ledek Momo balik.

"Terus apa? Nge date? Sok Inggris Lo!" Balas Rafael menjawil pipi Momo.

Jadilah mereka tertawa geli.

"Cium dong,Mo! Udah lama gak sayang-sayangan kita." Pinta Rafael manja.

"Gak mau sayang-sayangan,ah! Momo sih sayang kak El beneran. Gak sayang-sayangan." Sahut Momo.

Rafael gak paham.

"Kalo mobil beneran kan namanya mobil. Kalo mobil bohongan apa namanya?"tanya Momo.

"Mobil-mobilan"jawab Rafael. Baru paham dia.

"Yaah telmi" ledek Momo.

Rafael gemas langsung memiting leher Momo. Kesal diledek Momo. Momo berontak sambil tertawa. Kaki dan tangan Momo dijepit sehingga Momo nggak bisa bergerak.

MO n ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang