Part 38

3.4K 222 0
                                    

Rafael,Momo,Arsen dan Kiki CS berangkat pagi-pagi sekali untuk naik ke gunung Batur.

Setelah kemarin seharian hanya bersantai di villa.

Ini pertama kali Rafael ikut Momo dan teman-temannya mendaki.

Rafael melihat lagi wajah bahagia Momo saat sudah di puncak Gunung Batur. Ada kepuasan di wajah Momo. Bukan wajah lelah yang didapati Rafael. Dan wajah itu membuatnya semakin jatuh cinta.

Arsen pun sama bahagianya dengan Momo. Sepanjang perjalanan ia tak sekalipun mengeluh cape.

Rafael saja lumayan merasa lelah.
Memang cocok Momo dengan Arsen. Mereka puas berfoto-foto di sana. Mengagumi keindahan ciptaan Tuhan.

Mereka mendirikan tenda untuk beristirahat dan menikmati semangkuk mie instant dan secangkir kopi dan coklat panas sambil bernyanyi dengan gitar.

Momo dan Kiki berduet dengan iringan gitar dari Pras. Sepertinya mereka sudah biasa bernyanyi. Dan Arsen pun duduk di pangkuan Kiki ikut bernyanyi. Kiki merangkul Momo.

Melihat mereka akur membuat Rafael tersenyum. Mungkin lelaki lain akan cemburu. Mungkin kalau itu lelaki lain Rafael akan cemburu. Tapi itulah persahabatan mereka. Melebihi persaudaraan.

Rafael membiarkan Momo menikmati waktunya. Rafael memilih duduk sendiri di depan tenda menonton keakraban Momo dan para sahabatnya. Dan tak lupa,Arsen.

Setelah lelah bernyanyi,Momo menghampiri Rafael. Rafael mengulurkan tangan agar Momo duduk di sampingnya.

"Dingin,kak?"tanya Momo.

"Ada kamu gak dingin lagi." Jawab Rafael.

"Huuu...gombal!" Ujar Momo.

Rafael membawa Momo duduk di depannya. Memeluk Momo dari belakang. Mereka menikmati pemandangan di depannya.

"Rasanya damai banget ya,Mo. Jauh dari kebisingan."

"Mmhh....sesekali Kak El perlu keluar dari kebisingan. Menikmati ketenangan di puncak gunung."

"Di kamar juga bisa nikmatin puncak gunung" bisik Rafael sambil meremas payudara Momo.

"Mesum banget sih!" Celetuk Momo menepak tangan Rafael. Rafael hanya tertawa.

"Apalagi kalo sampe puncak klimaks,Mo. Lebih tenang lagi."

"Kak El! Astaga omongannya!" Omel Momo sambil menengok ke Rafael dan mencubit lengan Rafael yang ada di perutnya.

"Hahhaha...galak banget!"

"Kacau nih! Momo jauh-jauh deh!"

"Eh jangan dong! Aku mau nikmatin pemandangan gunung sambil nikmatin gunungnya."larang Rafael.

"Ini bukan di kamar loh,kak!"

"Jadi kalo di kamar boleh?"goda Rafael. Lagi Momo mencubit lengan Rafael.

"Aku pengen tau,lebih bahagia mana wajah kamu saat di puncak gunung gini apa di puncak kenikmatan? Lihat wajah kamu segitu bahagianya ada di sini,aku jadi pengen lebih bisa bikin wajah kamu bahagia di tempat tidur "
Kata Rafael.

"Jadi dari tadi bengong disini sendiri mikirin itu?" Tanya Momo.

Rafael mengangguk. Momo mencubit pipi Rafael gemas.

"Tau gak kenapa Momo terlihat bahagia?" Tanya Momo. Rafael menatap Momo menunggu jawaban.

"Karena ada Kak El disini." Jawab Momo.

Rafael mengangkat dagu Momo lalu menciumnya.

"Wwooooy!!! Di gunung di larang mesra-mesraan!" Teriak Pras.

MO n ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang